2. ALASKA LANGIT BARAWIJAYA

20 3 0
                                    

2. ALASKA LANGIT BARAWIJAYA

"Gue tau lo jagoan, tapi jangan sampe lo luka." --Gilang Aldebaran

***

"Ka, makasih banget lo udah bantu kita-kita tadi."

Sekarang Alaska dan teman temannya sedang kumpul di markas Gletser. Ada beberapa yang sedang mengobati luka sehabis tawuran tadi. Ada yang sedang membereskan markas karena sedikit berantakan, ulah geng Monster yang tidak ikut tawuran tadi. Ternyata sebagian dari mereka kembali mencoba merusak markas Gletser. Ada juga yang sedang tertidur pulas, seperti Aldi.

"Tuh anak malahan molor bukannya bantuin beres-beres."

Geng Gletser adalah geng besar di SMA Barawijaya. Anggotanya pun bisa sampai ratusan. Tapi Gletser hanya menampung siswa lelaki karna Gletser bukanlah geng perkumpulan biasa. Yang mereka lakukan adalah melindungi SMA Barawijaya dari ancaman sekolah sebelah.

"Lo ada yang luka gak?" Alaska masih diam sambil mengisap rokoknya. Sedaritadi hanya Ardan yang bawel menanyakan ini-itu ke Alaska.

Ardan adalah teman kecil Alaska. Ardan sudah tahu semua kebiasaan Alaska. Bahkan ia tahu bahwa Alaska sudah merokok sejak kelas 5 sd. Ardan ingat waktu Alaska merokok di depan teman-temannya saat mereka baru beranjak SMP, semua temannya heboh. Hanya Ardan yang tak seheboh teman-temannya yang lain.

"Ngerokok mulu. Paru-paru lo bisa bocor, bro." Ardan terkekeh.

"Bawel lo kek cewek." Alaska sekalinya ngomong memang nusuk. Tapi Ardan sudah terbiasa dengan itu.

"Hari ini kita jadi kerumah sakit?" Tanya Ardan yang hanya diangguki oleh Alaska.

Alaska masuk ke dalam markas untuk mengambil jaket denim dan kunci motornya lalu setelah itu beranjak meninggalkan Ardan.

"Mau kemana?" Teriak Ardan yang menghentikan langkah kaki Alaska.

Alaska berbalik badan, "Kalau udah kelar, ajak yang lain ke rumah sakit. Gue duluan." Setelah itu Alaska lanjut melangkah menuju motornya.

***

Sebenarnya Alaska sangat benci bau rumah sakit. Saat hidungnya menjangkau bau obat-obatan, otaknya seperti berputar ke masalalu. Rumah sakit selalu menjadi tempat kelam bagi kehidupannya.

"Lo dateng ternyata."

Alaska menutup pintu ruangan tersebut lalu menghampiri ranjang yang terisi oleh seorang laki-laki muda sebaya dengannya. Alaska menatap sedih kearah laki-laki itu.

"Apa kabar, Lang?" Tanya Alaska sambil membereskan nakas disamping ranjang Gilang.

"Membaik. Lo gimana? Tawuran lagi pasti." Ucap Gilang dengan suara lirih.

Alaska menghentikan pergerakannya. Ia melirik ke arah Gilang sebentar lalu kembali membereskan nakas. Setelah selesai, ia duduk di bangku sebelah ranjang lalu menyenderkan punggungnya disana.

"Gue tau lo jagoan, tapi jangan sampe lo luka." Begitu kata Gilang.

Gilang juga teman kecil Alaska dan Ardan. Dulu Gilang tak seperti ini. Semenjak masuk SMA dan ikut geng Gletser, Gilang menjadi seperti sekarang. Alaska benar-benar menyesal telah mengajak cowok baik seperti Gilang masuk ke perkumpulan anak-anak nakal.

"Gue gak mau mereka terus-terusan bikin anak Gletser celaka. Cukup lo dan Jarot yang mereka kroyok sampe babak belur. Gue juga gak mau Gletser jadi perkumpulan orang-orang yang bakal dibunuh." Ucap Alaska sambil mengusap wajahnya.

"Semenjak jadi ketua Gletser, gue ngerasa gak berguna dan cupu. Karna gue, temen-temen gue masuk rumah sakit bahkan sampe meninggal." Lanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang