dari tadi, tatapan serim ga bisa lepas dari anak cowok di depan sana. yang lagi bingung ngejawab soal yang dikasih sama guru matematika itu.
muka bengongnya, cara dia mikir, lucu banget bagi serim. gemes gemes gemes pokoknya gemes.
"ayo, allen. jawab."
"saya ga tau caranya pak."
"kenapa ga tau? kan saya udah jelasin tadi. kamu dengerin ga?"
yang dipanggil allen ngegeleng pelan sambil ngusap tengkuknya. rahang serim pegel lama-lama senyum mulu.
"duduk kamu, nanti istirahat temui saya di kantor."
"baik pak."
allen balik duduk di sebelah temennya, wonjin. dari jauh, serim bisa liat kalo anak itu sekarang keliatan santai aja.
'lucu ya, wkwk'
-
istirahat tiba, ternyata yang dipanggil ke kantor bukan cuma allen aja. serim juga dipanggil kesana. jadi serim ada niatan buat pergi bareng sama allen.
"len bareng-"
"gua bisa sendiri."
allen jalan pergi tanpa ngelirik serim sama sekali. awalnya serim cengo, tapi lama-lama dia senyam-senyum sendiri.
"lucu banget, uke."
serim nyusul allen, walaupun jatuhnya allen udah jauh di depannya.
-
allen udah nyampe duluan di kantor, serim dateng ga lama setelahnya. setia dengan senyum anak teladannya, serim masuk ruangan.
"permisi, pak..."
"rim? masuk-masuk..."
serim masuk, terus nutup pintunya lagi. duduk disebelah allen yang kayanya udah males sama dia.
"jadi, bapak memanggil kalian kesini buat ngebahas sesuatu."
"sebetulnya saya berniat manggil allen saja, karena nilai matematikanya anjlok semua."
"..tapi saya panggil serim juga, karena saya mau serim jadi guru matematika allen selama seminggu sebelum ulangan semester."
allen yang tadi keliatannya sama sekali ga tertarik sama topiknya melotot. sementara serim masih senyam-senyum gitu aja.
dalem hati juga udah gradak gruduk ga jelas.
"tapi pak, kan bapak guru matematika.."
kata allen dengan polosnya."maksudnya bukan di sekolah, dirumah."
allen melotot lagi. masa iya serim harus kerumahnya terus buat ngajarin dia matematika?!
"gimana, kamu ga keberatan kan serim?"
serim ngegeleng, senyum lagi ke gurunya.
"engga kok pak. saya bisa bisa aja ngajarin allen."
"untuk biaya, kalian ga usah repot. nanti si serim biar saya yang bayar."
serim otomatis ngegeleng.
"gapapa pak, gausah dibayar. saya ikhlas kok ngajarin allennya." kata serim sambil curi-curi pandang ke allen.
"serius nih? nah, len. tinggal kamunya. kamu harus bener-bener belajar. liat tuh, serim nya udah nolak buat dibayar."
"hmm, iya pak."
"bagus. Karena ulangannya 2 minggu lagi, kalian mulai belajarnya minggu depan oke?"
"siap pak." jawab serim.
"len, siap ga?"
allen nge-rolling matanya males.
"siap pak."
"bagus, kalian boleh balik ke kelas."
"baik terimakasih pak."
allen sama serim jalan keluar kantor. awalnya serim pikir allen bakal nyelonong lagi, tapi taunya dia jalan bareng sama serim.
"len."
"hm?"
"belajarnya mau dirumah lo, apa dirumah gua?" tanya serim sambil ngeliatin allen.
"terserah."
"rumah lo aja ya."
"hm.. udah ya, gua duluan."
allen baru aja mau nyelonong pergi, dia dipanggil lagi sama serim.
"len!"
allen berhenti, terus noleh ke serim.
"boleh minta id line nya?"
"buat?"
"s-share loc."
allen ngangguk, terus di deketin sama serim.
"apa id nya?"
serim udah nyiapin buku catetan kecil di sakunya. kebiasaan anak rajin.
"dugeundugeun_"
serim terkekeh pelan. lucu, ga cocok sama allen yang dingin begini.
"sip, makasih ya."
"hm."
allen lanjut jalan lagi. ninggalin serim yang masih sibuk sama id line nya allen.
step one ; success
tbc
hai hai
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] straight, sellen
Fanfictionini serim yang ngepet, apa allen yang maksa straight? © tutookeu highest rank ; [#1] in sellen