Entah apa yang dipikirkan Jihan, pukul 6 pagi sudah ada di apartment milik majikannya. Mungkin yang punya tempat pun masih bergelung diranjangnya.Tapi gadis itu disini, di pantry milik pak Julian Kiawidra alias bapak Juki tercinta membuatkan sarapan untuk pria itu. Sebenarnya Jihan tidak harus membuat sarapan sebagai pekerjaannya sih tapi rasanya gadis itu senang sekali bila bisa melakukannya.
Menjadi asisten pribadi sejak 3 bulan lalu, menyiapkan segala kebutuhan Julian. Dari pakaian hingga kebutuhan dapur dia yang menyiapkan.
Jihan sedang mengaduk omelet keju ketika pintu kamar utama terbuka, Julian yang baru bangun mendekati gadis itu yang masih tidak sadar.
"Masak apa?"
Jihan terlonjak kaget "astaga, bapak!" Lalu menengok kearah Julian "bikin kaget aja"
Julian memandangi Jihan datar "kamu ngapain dateng pagi-pagi Ayu?"
Bukannya menjawab Jihan malah terpaku memperhatikan penampilan bangun tidur Julian, gak pake baju, pake celana boxer doang, widih.. Ada yang indah tapi bukan pemandangan.
"Bapak gak dingin?" Jihan masih memperhatikan Julian, sayang kalau gak diliatin, mubazir.
Tak ada jawaban dari pria itu Julian malah mendekat kearah Jihan berdiri hendak mengambil gelas di kabinet diatas kepala Jihan, dengan santai membuka pintunya perlahan tanpa memperdulikan posisi Jihan yang sangat dekat dengannya. Tanpa memperdulikan bahwa jarak mereka sangat dekat hingga wajah Jihan hanya beberapa senti saja dari dada telanjang Julian.
Astagfirullah... Astagfirullah.. Alhamdulillah...
Julian berbalik dan mengisi gelasnya dengan air lalu meneguk isinya hingga tandas, tanpa dia tau ada seorang gadis yang terpana melihat tetesan air mengalir dari mulut melewati lehernya.
Bapak Juki tercinta emang kalau lagi seksi begitu gak ada akhlak.
"Lap iler kamu" Kata Julian meninggalkan Jihan kekamarnya.
Kampret.
Setelah selesai mandi dan berpakaian Julian bergabung dengan Jihan memakan sarapan yang dibuatkan gadis itu
"Tolong siapkan perlengkapan tenis saya, nanti sore saya mau olah raga"
Jihan yang masih khusyuk menekuri piringnya mengangkat kepalanya "siap pak"
Saat Julian bangkit dan hendak bersiap pergi Jihan melihat ada yang tidak beres dengan penampilan pria itu, Jihan mendekati si bos dan merapikan dasinya yang berantakan.
"Duh udah siap lahir batin jadi istri nih saya pak"
.
Hari ini Jihan datang agak siang kekantor, tadi diapartment pak Juki tercinta ada sedikit maintenance, jadi dia menunggui tukang yang bekerja.
Jihan turun satu lantai dari ruangan si bos, katanya sih beliau sedang meeting dengan manager marketing. Omong-omong perusahaan si bos bergerak dibidang telekomunikasi jadi kurang lebih jaringan kerjanya sudah mencakup hampir seluruh kota di Indonesia.
"Eh.. Ada Jihan, nyari bang Hobi nih pasti" Seseorang langsung menyapa Jihan ketika keluar dari lift, Jihan hanya tersenyum lalu mendekati pria itu yang juga sedang bersama seorang pria yang lainnya.
"Ge'er amat lu, dia kesini nyariin gua!" Sahut pria yang satunya "Sini, sini Ji. Duduk sini" Kata Jimmy
"Haloo bang Hobi sayaang.. Duh, makin ganteng aja bang" Sapa Jihan ramah.
Pria yang dipanggil Hobi itupun memekik senang seraya memegang dadanya "anjay gue dipanggil sayang Jim.. Meleleh gak tuh gua"
Jimmy menoyor kepala Hobi kebelakang "Kayaknya si Jihan mah batagor jatoh juga dipanggil sayang"
"Hehe bapak Juki ku tercinta disini ya?"
"Gak tau, gue gak liat mata gue dilakban" Kata Hobi asal, Jihan yang kesal mendekat mencubit kedua pipi pria itu dengan gemas "adaaww.. Adaaw.. Enyakk.. Enyakk" Teriak Hobi pura-pura
"Noh, bos lu lagi meeting sama pak Agus didalem" Kata Jimmy menunjuk ruangan diujung membuat Jihan menhentikan aksi bar-barnya
Jihan hanya mengangguk-angguk
"Jihan jahat ih, Jihan mau pacaran sama abang gak" Hobi merangkul Jihan dan mencolek dagu gadis itu dengan genit sambil menggerak-gerakan alisnya keatas dan kebawah
Jihan mencebik "Aku gak denger kuping aku digembok" Balas Jihan sambil menutup kedua telinganya
Jimmy menarik Jihan dari rangkulan Hobi dan gantian merangkul gadis itu "Cewe kaya Jihan mah demennya yang metroseksual kaya gua ya Ji, mundur teratur sana"
Hobi menggelengkan kepala "Cowok kaya lu pantesnya sama Cimoy montok noh"
Saat ketiganya asik tertawa tiba-tiba entah kenapa bulu kuduk Jihan merinding, seperti ada hawa dingin melingkupi leher nya dan...
"Ayu! Kamu ngapain disini? Saya mau balik keruangan"
Julian, dia menatapnya datar seperti biasa. Kenapa munculnya rada horor gitu ya..
"Eh, iya pak. Ikut" Seketika itu Jihan bergerak mengikuti Julian lalu menoleh kearah Jimmy dan Hobi lalu menjulurkan lidahnya.
Jihan setengah berlari mengikuti Julian yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam lift, saat pintu lift tertutup gadis itu menekan tombol lantai ruangan si bos
"Sering begitu?"
Jihan menoleh kesamping, melihat Julian dengan bingung.
"Sering apa ya pak?"
"Kamu, begitu. Sering? Tebar pesona....?"
Tbc.
Bang Hobi
Pak Agus, Jimmy
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss and Me
Romancesiapa sih yang engak kenal Jihan ayu? cewek cantik yang punya cita-cita jadi nyonya sosialita. jiwa sih udah dapet banget nih jadi nyonyah.. cuma yang modalin belum ada!!