tiga

665 86 52
                                    


Jihan sedang menatap langit-langit dikamar kos nya, pikirannya melayang-layang sejak bangun tidur siang tadi.

Entah kenapa setelah melihat story instagram salah satu teman Sma yang sedang berlibur di pulau dewata itu kok kayak ada nyeri-nyerinya.

Dasar si ella tukang pamer! Gue kan jadi pengen!

Jihan bangkit duduk dan berpikir "Apa gue cari gadun aja ya? Kan enak tinggal ngangkang duit langsung ngalir ke rekening, bisa jalan-jalan keluar negri, belanja tinggal gesek doang, skincare yang mehong sekalian"

Tapi abis itu malemnya digoyang sampe pagi. Iyuuuuhhh

Jihan menggelengkan kepalanya "Maafin Jihan ya allah.." Gadis itu tidak bisa membayangkan harus beradegan tabrak-tabrakan perut sama om-om tampang mesum berperut buncit dengan nya, idih amit-amit.

Kalo gadunnya model kayak pak Juki sih, ayok dah. Astagfirullah

Engak, pokoknya Jihan mau pake jalan halal aja, biarpun terjal dan lama. Kasihan ibu sama bapak dikuburan kalau liat anaknya didunia jadi gundik.

Jihan meraih ponselnya yang masih ada diranjang, mengecek tabungannya lewat mobile bangking, lumayan juga sih isinya, walau baru 3 bulan kerja sama si ganteng muka lempeng tapi uang yang dikeluarkan dari gaji Jihan untuk biaya bulanan tidak terlalu banyak.

Jihan jadi senyum-senyum sendiri kala mengingat wajah bos nya itu, sedang apa dia di weekend begini?
Lamunannya buyar seketika saat ponsel yang sedang genggamnya berbunyi. Wah.. Panjang umur.

"Ya pak?"

"Ayu, ke senayan sekarang. Lapangan tennis"

Jihan menarik ponsel dari telinganya, memandang benda pipih itu dengan wajah bingung.

Tadi si bos manggil Ayu apa ayok ya? Kok jadi budeg gini. Apa si bos salah sambung ya?.

"Ada apa ya pak?"

"Sudah, kemari saja. Pakai pakaian olah raga. Saya tunggu". Klik

Jihan terhenyak sejenak, tumben sekali bos nya itu menghubungi saat di weekend begini, tidak seperti biasanya.

Jadi, takut si bos ganteng menunggu lebih lama Jihan buru-buru mengganti pakaian. Legging hitam, kaus putih dan sneaker andalannya. Pak Juki!! I'm comiing!!!

.

Jihan memanjangkan lehernya kesegala arah mencari keberadaan si bos, itu dia sedang duduk sendiri sambil bermain ponsel di pinggir lapangan. Pakai kaus putih, celana pendek putih, sneaker putih, udah kaya lontong pak.

"Tumben main tennis weekend gini pak? Biasanya kalo mau main saya yang booking lapangan"

Julian mengangkat kepala, meletakan ponselnya didalam tas besar disamping kirinya "Teman saya yang booking, sudah sampai sini baru bilang ada acara dadakan"

Pria itu mengeluarkan dua raket tennis, menyerahkah satu pada Jihan "Sudah sampai sini juga, ayo main"

Jihan menerima raket itu dengan wajah bingung "saya gak bisa main tennis pak, olah raga yang saya jago banget itu cuma satu olah raga manjangin badan alias rebahan"

Julian tidak mendengar protes dari Jihan, pria itu malah berjalan kesalah satu sisi lapangan, lalu dengan dagu nya mengintruksikan agar Jihan mengambil sisi lainnya.

Baiklah kalau begitu

Sudah setengah jam lebih mereka bermain tennis, muka keduanya sudah banjir keringat, Julian berjalan kepinggir lapangan lalu mendudukan tubuhnya dibangku dan mencari botol minum didalam tas lalu meneguknya kasar.

"Pak, seru banget pak! Ya ampun seneng saya" Seru Jihan seraya duduk disamping Julian

Julian mendenguskan muka "Kamu seru, saya capek ngambilin bola yang kamu bikin out terus, kapok saya ajak kamu"

Jihan mencebik "Ye bapak, kan tadi saya udah bilang gak bisa" Jihan berdiri, baru dua langkah Julian bersuara

"Mau kemana?"

"Nyari minum, haus"

Julian menarik lengan Jihan yang hendak melangkah

"Minum yang itu saja" Julian menunjuk botol minum nya.

Jihan tersenyum senang "boleh?"

Jihan menatap botol minum pak bos, tadi mulut si bos nempel disitu juga kan? ini namanya ciuman secara gak langsung ya ga? Hehehe

Gadis itu cekikikan sendiri, emang rejeki mah gak kemana.

"Ayo pulang, saya butuh istirahat. Capeknya dua kali lebih banyak dari biasa saya main tennis"

Keduanya berjalan kearah parkiran mobil "saya duluan pak" Jihan pamit pada Julian

"Mau kemana?"

"Naik gojek pak"

"Ayo saya antar pulang"

"Seriusan pak?"

"Iya, ayo naik" 

"Sekalian makan dulu ya pak, laper"

"Ck.. "

Jihan duduk dikursi penumpang kali ini, biasanya tak jarang dia yang menyupiri Julian, menemukan fakta tersebut Jihan menoleh pada julian yang sedang menstarter mobil

"Pak.."

Julian menoleh menunggu Jihan berbicara

"Gini kali ya rasanya kencan"

Tbc.



Pede amat mba Jihan...
Semangat puasanya.. 💪

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Boss and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang