Triple Lesbian (Mina,Sana,Tzuyu) [End]

Pertanda | MiSaTzu | part20

"hey...bangun...ayo cepat bangun..."ucap Mina tiba tiba yang langsung masuk ke kamar dan membangunkan sana dan tzuyu yang masih tertidur

"Apa sih min...aku masih ngantuk loh"ucap sana dengan mata yang masih tertutup

"Ini loh...aku dapet kaset buat nonton video bokep 24 jam full...yuk kita nonton bareng"ucap Mina

"Wah serius...yaudah ayo kita nonton"ucap sana yang langsung semangat"ayo Tzu jangan tidur terus...ini kesempatan bagus juga mumpung sekarang Mina sedang libur"ucap sana yang langsung menarik tangan tzuyu

"Iya iya sebentar"ucap tzuyu yang langsung pergi keluar kamar bersama dengan sana dan mina

"Tapi kalau mau nonton kan gak asik...yaudah aku pergi keluar sebentar dulu ya buat beli makanan"ucap sana yang langsung pergi keluar apartemen nya

"Jangan lama lama ya san..."teriak Mina yang kemudian dia menatap tzuyu yang terlihat lemas

"Kamu kenapa sih Tzu...belakangan ini sering banget lemes gitu...kamu sakit ya"ucap Mina sambil memegang jidatnya

"Enggak...mungkin gara gara kemarin sih"ucap tzuyu yang mencari alasan
.
.
Setelah beberapa menit sana kembali sambil membawa dua kantung plastik yang berisi beberapa cemilan dan minuman kaleng

"Wah mantap nih"ucap Mina sambil membantu sana yang tengah mengeluarkan semua makanannya

"Kamu beli natto juga ya san"ucap Mina sambio mengambil sebuah kotak natto

"Aku gak beli tapi tadi aku dapat gratisan"

Mina pun membuka natto itu

"Hoek..."tiba tiba tzuyu terasa ingin muntah dan langsung menutup mulutnya

"Kamu kenapa Tzu..."kata sana yang bingung melihat tingkah tzuyu tiba tiba

"Aghh enggak kok"jawab tzuyu sambil berusaha menahan bau dari natto yang dipegang Mina"aku cuman sedikit sensitif sama bau dari natto"

"Oh gitu...yaudah natto nya aku singkirin aja ya"ucap Mina yang langsung menaruh natto itu ditempat yang cukup jauh dari mereka

"Nah sudah kan...aku mulai ya videonya"ucap sana yang langsung memasang kaset itu ditelevisi dan dia langsung duduk menengahi Mina dan tzuyu
.
.
.
Beberapa jam sana dan Mina terlihat sangat fokus dengan adegan panas yang terlihat di televisi sambil memakan cemilan mereka

Sedangkan tzuyu terlihat sedang menahan sesuatu darinya

"Aghh kepala aku pusing banget sih...rasanya mau mual" batin tzuyu "ahhh aku sudah tidak tahan"

Tzuyu langsung berlari menuju kamar mandi yang ada dikamar tanpa memperdulikan sana dan Mina

"Dia kenapa sih"ucap Mina

"Kayaknya dia udah keburu kepengen deh...biarkan saja lah"ucap sana yang masih fokus di televisi

Sedangkan tzuyu terlihat sedang memuntahkan sesuatu dari perutnya namun hanya ada cairan bening

"Aku kenapa sih...kok belakangan ini jadi sering mual"ucap tzuyu sambil menatap dirinya di depan cermin

"Aku sih memang pernah mendengar soal tanda tanda seperti ini..."

"Apa jangan jangan...."ucapnya yang tiba tiba keluar air mata dari sela sela pipinya "tidak...tapi itu tidak mungkin...tidak mungkin aku hamil kan"ucapnya yang langsung meremas perutnya yang terlihat sudah cukup membesar itu

"Enggak...aku gak mau seperti ini"ucapnya sambil menangis dan langsung memukul perut nya dengan tangannya

Tzuyu terus saja memukul perutnya sampai bahkan dia merasa perutnya yang sudah terasa sangat sakit

Dia yang masih belum menyerah langsung mengambil sabun disekitarnya dan memakannya sampai habis

"Aghhh Hoek...ini tidakenak"kata tzuyu yang memuntahkan sabun yang dia makan tadi

Tapi dia masih terus saja memukuli perut nya

Karena tidak mendapat hasil...tzuyu langsung kepikiran sesuatu

Dia langsung mengambil ponselnya dan mencari cara mengugurkan kandungannya itu

"Sepertinya aku harus membelinya segera"ucap tzuyu yang langsung memakai jaketnya dan pergi keluar dan masih tidak memperdulikan sana dan Mina yang masih menonton video porno itu

Tzuyu langsung pergi ke tempat sesuai alamat yang baru saja dia dapat

"Hmmm apa benar di sini ya"ucap tzuyu sambil menatap sebuah rumah di depannya

Dia langsung mengetuk pintu di depannya dan terlihat seorang wanita tua

"Oh ada tamu rupanya...yaudah silahkan masuk dulu"ucap wanita itu yang mempersilahkan tzuyu untuk masuk

"Jadi ada perlu datang ke sini"ucap wanita tua itu

"Emmm jadi gini...itu..."ucap tzuyu yang masih ragu sambil memegang perutnya

Wanita itu bisa mengerti dengan maksud tzuyu yang tampak gugup

"Oh...kamu pasti sekarang sedang hamil dan mau menggugurkan kandunganmu kan"ucapnya yang tentu membuat Tzuyu malu

"Tidak apa...saya bisa beri kamu obatnya...tapi harganya tidak sedikit"ucapnya

"S...saya bisa bayar kok"ucap tzuyu

"Baiklah tunggu sebentar"ucap wanita itu yang langsung meninggalkan tzuyu dan kemudian kembali sambil membawa sebuah kotak kecil

"Nah ini obatnya...kamu hanya perlu memakannya dan efeknya akan mulai setelah 3 jam"ucap wanita itu

Tzuyu pun menerima obat itu dan memberikan beberapa uang yang tidak sedikit

"Baiklah...kalau boleh tau kamu bekerja dimana"ucap wanita itu yang tentu membuat Tzuyu bingung

"Apa maksudnya..."

"Kamu pelacur kan..."kata wanita itu

Tzuyu hanya diam"maaf saya harus buru buru...terima kasih waktunya"ucap tzuyu yang langsung berlari meninggalkan rumah itu
.
.
"Aku pulang"ucap tzuyu saat masuk ke dalam apartemen nya

Dan tzuyu sedikit terkejut saat melihat sana yang sedang menindih tubuh Mina

"Eh tzuyu...kamu baru dari mana..."ucap Mina yang langsung mendorong sana

Tzuyu tidak menjawab dan malah langsung berlari ke kamar

"Tuh kan...gara gara kamu sih san...pasti tzuyu iri gara gara kita main berdua doang"kesal Mina

"Siapa yang minta malah aku yang disalahin"jawab sana sambil membenarkan posisi duduknya
.
.
Sedangkan tzuyu...dia langsung masuk ke dalam kamar mandi dan mengeluarkan obat yang baru saja dia beli

"Hmmm ini aman gak ya...tapi gak apa lah"ucap tzuyu yang langsung memakan obat itu

"Sepertinya memang tidak bisa langsung bekerja"tzuyu pun langsung pergi kembali duduk bersama dengan Mina dan sana

"Tzuyu... yang tadi itu maaf ya"ucap sana dan hanya diangguk oleh tzuyu

"Tuh kan tzuyu marah...kamu sih min"kata sana yang berbisik ditelinga Mina

"Hmmm kok perutku sakit ya...mungkin obatnya mulai bekerja atau mungkin gara gara tadi aku makan sabun"

.
.
.

To be continued