"Hah hah hah akhirnya aku sampai" ucap jimin terengah engah
jimin pun membuka pintu dan berjalan ke arah dapur, ketika di dapur jimin melihat bibi yang sedang memasak
"bi" ucap jimin memanggil
"eoh, tuan sudah pulang" sambut bibi dengan senyumnya
"maaf bibi tak sadar tuan sudah pulang" ucap bibi lagi
"tak apa bi, jangan begitu kepadaku bibi kan sudah ku anggap ibu sendiri kenapa bibi harus seperti itu" ucap jimin kesal sambil mengambil segelas air
"ya, bibi memang sudah menganggap tuan sebagai anak bibi sendiri tapi tetap saja bibi disini hanyalah pembantu jadi bibi harus tetap memakai tata krama bibi"ucap bibi menjelaskan
"aku tak butuh itu dari bibi"ucap jimin lalu menenggak airnya
"aku cuma butuh bibi selalu ada disisiku"ucap jimin lagi
"kalau itu, tanpa tuan pinta bibi akan lakukan"ucap bibi dengan senyum manisnya
"terimakasih bi"ucap jimin sembari menaruh gelasnya lalu memeluk bibi
"tentu tuan"ucap bibi mengelus kepala jimin
"bibi, jangan panggil aku tuan bisakah bibi memanggil ku jimin saja?" ucap jimin
"apa bibi harus?" tanya bibi
"ya, harus" ucap jimin menatap bibi
"hah, baiklah jimin sayang" ucap bibi lalu mengelus kepala jimin lagi
"hehehe" kekeh jimin
"bibi memasak apa? kenapa banyak sekali" ucap jimin bingung
oh ayo lah sepertinya jimin melupakan bahwa teman ayahnya akan datang kerumah
"teman tuan akan datang malam ini, jadi bibi memasak banyak" ucap bibi menjelaskan
"ah, jimin ke kamar dulu ya bi" ucap jimin berjalan ke arah kamarnya di lantai 2
sepertinya jimin sudah ingat sekarang
jimin pun berjalan menaiki tangga lalu masuk ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya, lalu ia membanting tubuhnya kekasur lebarnya"hah, aku tidak akan berdandan seperti yang ayah pinta" ucap jimin final
lalu jimin bangun dari tidurnya dan berjalan ke arah kamar mandi untuk menenangkan pikirannya
setelah beberapa menit jimin pun akhirnya selesai mandi, ia keluar hanya dengan mengunakan handuk putih lalu ia berjalan ke arah lemari bajunya dan mengambil baju tidur lalu memakainya
dan tak lama setelah itu terdengar suara orng yang mengetuk pintu kamarnya, jimin pun bergegas membuka pintu dan jimin melihat 3 orang yang tak ia kenal membawa beberapa tas yang jimin tak tau isinya
"Halo, saya di suruh tuan park untuk mendandani anda" jelas pelayan itu
"apa? tidak! aku tidak mau!"ucap jimin tegas lalu mencoba menutup pintunya
"saya mohon, tuan park menugaskan ini kepada kami. jika kami tak menjalani tugas perusahaan kami akan ditutup" mohon orang itu
ya, tuan park menyewa seorang perias dari perusahaan besar untuk merias jimin
jimin dapat melihat wajah memohon dan ketakutan dari para pelayan itu, oke jimin menyerah dia tak dapat melihat seseorang memohon apa lagi menangis kepadanya
"hah, baiklah. tutup lagi pintunya" ucap jimin membuka lebar pintunya dan pergi ke arah kasur
jimin bisa melihat wajah senang para pelayan karena keputusan yang jimin ambil
"baik kita mulai ya tuan" ucap salah seorang pelayan dengan senyum manis sambil memegang beauty blender ditanganinya
hal itu berjalan sampai berjam jam, badan jimin rasanya ingin remuk karena terlalu lama duduk
"Selesai" ucap salah satu pelayan yang tadi memakaikan jimin lipstik lalu memberikan salah satu tote bag kepada jimin
"pakai ini tuan, tuan park meminta anda memakai gaun ini"ucap pelayan itu dengan senyum diwajahnya
"hmm"jawab jimin lalu pergi ke kamar mandi
jimin membuka tote bag dan mengeluarkan gaun didalamnya
"cantik" ucap jimin sambil memandang sendu baju itu"jika saja aku dinikahkan dengan orang yang ku suka mungkin baju ini akan menjadi sangat cantik" ucap jimin lalu melepaskan baju yang ia pakai dan memakai gaun tadi lalu keluar dari kamar mandi
"wah cantik sekali" ucap parah pelayan teriak senang
"terimakasih" ucap jimin lalu duduk di kasurnya
"tugas kami sudah selesai, kami akan pergi. terimakasih tuan"ucap salah satu pelayan lalu pergi
~~~~~~~~~~~~~
Suka gak?
komen ya😊
jangan lupa jaga kesehatan
KAMU SEDANG MEMBACA
why? (End)
Fantasy"Kenapa harus aku?!" teriak jimin "Maaf" "Mungkin sudah berakhir" "Maaf untuk semuanya"