Dira

105 12 2
                                    

Kadangkala perasaan manusia sulit di tebak saat mulut mengatakan benci tapi lain dengan suara hati.

Virry Anjani Yukenza

_

______¥__________¥__________¥________

Dua minggu setelah ari jadian sama tata, ari memutuskan tata seperti dugaan gue, gila tu cowok gak ada rasa hormatnya sama wanita. Gak bisa menghargai perasaan mereka yang sangat tergila gila bahkan mengagumi dia, padahal kalo gue liat liat tata itu cantik dia putih manis imut lagi, tapi sayang dia dengan bodohnya mau aja jadi korban ari yang kesekian. Melihat tata yang nangis begitu gue jadi iba tapi gue juga gak bisa berbuat apa apa toh dia sendiri yang mau jadi korban ari selanjutnya kan bukan salah ari.

" Aduh duh dir ampun ampun sakit dir " Lama gue menatap tata fokus gue teralihkan saat mendengar suara ari. Gue sontak melirik kearah ari yang sejak tadi main kucing kucingan sama dira

" Gak bisa rasain lo " Ucap dira sambil memukul ari memakai sapu khusus buat piket di kelas. Et dah kejam banget tuh orang.

" Hahahaha "

" Ganas amat sih cewek apa king kong lo? " Ari bersungut sambil mengusap lengan dan kakinya yang menjadi sasaran dira. Sumpah  rasanya pengen banget gue ketawa ngakak tapi kasian juga dia. Hemm mungkin itu adalah karma yang harus dia dapatkan karena memutuskan tata secara sepihak.

" Iih kok lo ngatain gue king kong sih nyebelin "

" Ya abis lo resek. Sumpah ya mending gue di pukul kotak pensil si virrly dari pada ribut sama lo ngeri bisa mati beneran gue. "

Gue tertawa terbahak kali ini gak bisa gue tahan membuat ari mengalihkan perhatiannya ke gue. Namun hanya sesaat sampai tiba tiba ari mengaduh kembali karena dira melayangkan pengki ke kepalanya. Naas sekali nasibmu riiii

" Vir "

" Hemm "

" Lo ngerasa gak sih itu si dira caper ke si ari dari kemarin gue perhatiin tu anak nyari ribut mulu ama si ari. Pake acara kejar kejaran segala lagi kaya lo ama si ari " Celoteh tira gue meliriknya heran.

" Terus "

" Iih lo emang gak ngerasa aneh gitu? " Gue terkekeh pelan gue menggelengkan kepala membuat tira menatap gue heran.

" Gak biasa aja. Bagusan juga tu anak berdua ribut dari pada gue terus menerus di ganggu sama ari. Hidup gue tenang " Jawab gue sambil tersenyum bahagia.

" Loh kok gitu sih. Lo gak merasa kehilangan gitu? " Tanya tira sontak gue mendelik menaikan alis gue

" Kehilangan " Gue bergumam pelan. Kehilangan dalam artian gak ada teman ribut begitu? Aneh!

" Iyah "

" Kaya ada yang kurang gitu " Gue mengedikan bahu gue acuh

" Biasa aja "

" Ck ish susah yah ngomong sama lo " Tira mendengus sebal. Tiba tiba denis datang menghampiri meja gue.

" Hai virr " Sapanya sok akrab

" Ini lagi anak ajaib satu datang. " Sungut gue malas meladeninya.

" Ketus amat sih. Lagi sensi ya soalnya ayang arinya di rebut ama kingkong " Ujarnya seolah meledek gue.

" Biasa aja "

" Oh ya bagus dong " Ucapnya antusias. Gue menatapnya heran.

" Maksud lo "

Virrly (Ketika Karma Membelenggu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang