Prologue: Part Of The Journey Is The End.

972 69 2
                                    

Musim semi, 29 April, setahun setelah dua kali patah hati karena satu pria, hari ini perdana Chuuya merayakan ulang tahun dengan rencana sempurna setelah para Pahlawan berhasil mengalahkan pasukan alien dan mengembalikan korban tragedi pemusnahan massal atau mungkin anak kekinian menyebutnya "Tragedi Blip" .

Setelah kembali ke Jepang setahun lalu, Chuuya bergabung dengan firma akuntan dan fokus dalam pengembalian tatanan dunia. Manusia yang tiba-tiba kembali dari kematian tentu harus beradaptasi, dan perusahaan Chuuya bergerak dalam hal itu.

Ini pertama kalinya setelah pekerjaan yang menumpuk-numpuk seperti monster selesai, ia bersenang-senang dengan teman-temannya. Untunglah bertepatan dengan pesta ulang tahun.

"Nakahara! Aku mau dagingnya lagi."

"Kau lihat lemari pendinginku yang besar itu? Gunakan kakimu dan berjalanlah, Yosano." Wanita korban blip itu tidak berubah dan tetap menjawab dengan wajah mengejek. Chuuya mendesah.

"Aku kembali." Tachihara baru saja kembali dari minimarket meletakkan kantung plastik bertuliskan 'Memorial of Tony Stark' di atas meja. Para manusia yang kebetulan tamu rakus Chuuya segera berebut es krim di dalamnya. Sekali lagi Chuuya mendesah.

"Ngomong-ngomong Chuuya-san," Tachihara mengintrupsi setelah sebungkus es krim vanila aman di genggaman. "Ada yang mencarimu di luar gerbang."

"Siapa?"

Pemuda itu mengangkat bahu. "Kurir paket mungkin, dia membawa buket dan paperbag."

Mengingat jarum jam hampir bertemu di angka sebelas Chuuya menjawab dengan tawa, "Rajin sekali kurir paket malam hari," ia memberikan es mangkuknya pada Atsushi atas dasar kasihan karena terlalu lambat sampai tidak kebagian.

"Mungkin penggemar rahasiamu?" Candaan Yosano dibalas lambaian tangan sebelum Chuuya membuka pintu dan keluar.

Musim semi baru dimulai, udara masih dingin. Hanya dua langkah dari pintu saja Chuuya sudah dirundung sesal tidak mengenakan jaket. Semakin dekat jarak ke pintu pagar, firasat Chuuya menjadi berat dan ia enggan melangkah. Entah siapa yang bersandar di balik tembok penyangga itu, namun Chuuya tiba-tiba tidak ingin tahu apalagi bertemu.

Besi pagar yang dingin membuat kulitnya ngilu, lalu setelah derit engsel, Chuuya benar-benar beku.

"Apa-?" Mulutnya kaku. Seperti melihat sesosok hantu yang memaku semua sendi.

"Lama tidak bertemu, Chuuya." Melihat raut orang itu yang antara senang dan segan, mendengar suaranya yang hampir tenggelam di ingatan, Chuuya mengutuk hari.

Seharusnya hari ini adalah ulang tahun yang sempurna. Seharian bersenang-senang dengan temannya setelah sekian lama, tidur dengan tangan gemetar akibat mabuk dan euforia, lalu kembali bekerja besok.

Namun sekarang? Semua runtuh karena sosok pemuda yang memanggil namanya setelah sekian lama Chuuya berusaha melarikan diri.

"Tidak mungkin." Adalah satu-satunya yang tepat untuk diucapkan Chuuya. Karena tidak ada alasan bagi pria itu untuk menemuinya lagi, terlebih di ulang tahunnya. Karena apa yang Chuuya katakan tidak dapat dimaafkan, karena apa yang ada di masa lalu begitu menyakitkan.

Semua kenangan, penyesalan, keterpurukan, dan kesedihan mengalir begitu cepat di kepala Chuuya. Hal yang ia coba lupakan, cintanya yang mekar dan layu karena tragedi itu.

TBC

Dust FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang