𝚜𝚙𝚛𝚒𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚢

112 23 3
                                    

2021, Maret 29

Jena side-

musim semi sudah tiba, musim semi adalah favoritku dari dulu. berbeda dengan Kim yang sangat menyukai hujan, menurutku hujan hanya menyusahkan.

kini kami berada ditaman, bunga-bunga bermekaran sangat menenangkan mata apalagi suhunya yang sangat hangat. taman disini tidak banyak yang berkunjung, mungkin karena disini tempat yang jarang orang ketahui karena tempatnya sangat menyempil.

jelas suamiku ini tau dimana saja tempat indah, karena ia selalu mencari diseluruh penjuru dunia untuk memfokuskan objek kameranya hanya pada pemandangan indah, termasuk diriku yang selalu menjadi objeknya.

kami duduk dibawah pohon yang berwarna orange sangat indah, dan aku membawa beberapa bekal untuk makan agar sedikit lebih menghemat saja. sedari tadi Kim membidik beberapa objek yang menurutnya menarik. namun yang membuat hatiku berdebar dia tidak melepaskan genggaman tangannya. tangannya itu sangat besar dan berbeda denganku yang hanya separuhnya.

aku menyandarkan tubuhku pada senderan dikursi taman. punggungku sangat sakit menginggat sudah lumayan lama kami hanya berdiam diri disini. walaupun sesekali ekhmm bermesraan.

"Jena kamu sudah lelah ya?" ujar Kim dan kembali menyimpan kameranya. dirinya mengusap suraiku, dan sedikit mengusap pipiku. itulah yang kusuka dari Kim.

"tidak kok" Jawabku sambil tersenyum.

Kim terus memandang kotak yang berisi bekal. astaga aku sampai lupa tidak membukanya dari tadi, dasar bodoh bagaimana bisa membiarkan suamiku tidak tau. aku langsung membuka kotak bekal itu tanpa mengatakan sepatah kata apapun. aku malu.

" maaf Kim, aku sampai lupa, aku tadi memasak kimbab dan juga roti isi selai kacang" ucapku sambil mengenggam tangannya takut mengecewakannya ya walaupun dia tidak pernah marah padaku dan sabar menghadapi sifatku yang masih sedikit ceroboh.

"kenapa kamu takut? saya justru kagum melihat kamu sudah berusaha" Kim mengacak rambutku.

dan aku? sudah salah tingkah.

sudah dua tahun lamanya usia pernikahan kami. dan tentunya banyak yang menanyakan apakah kami sudah mempunyai momongan, banyak juga yang menyalahkanku karena aku yang dianggap punya permasalahan pada rahim. namun bukan itu, Kami bahkan tidak bersentuhan, Kim juga mengatakan ia selalu sibuk dan aku hanya bisa menurutinya karena aku mencintainya.

tidak salah bukan?

tapi perasaanku juga tidak enak tentang itu.

aku menyuapinya satu kimbab dimulut Kim. dia tampak antusias menyunyah dan terlalu cepat mengunyah membuatku merasa makanan yang kubuat tidak enak. alisku mengerut dan wajahku bertanya tanya mengapa ekspresi Kim seperti itu. namun aku menunggunya sampai selesai menelan semuanya.

"tidak enak ya?" tanyaku sambil merebut kembali kotak makan yang tadinya ada dipangkuan Kim. Kim hanya memasang ekspresi yang tidak kumengerti.

Kim merebut kembali kotak makananku dan aku mendelik tidak percaya. aku takut dia keracunan bila benar tidak enak dan tidak layak untuk dimakan. sungguh.

"ibuku bahkan tidak bisa membuat kimbab seenak buatanmu" wajah Kim membuatku ingin lebih belajar banyak cara membuat Kim bahagia walaupun hanya lewat hal hal kecil.

aku mengamati wajah Kim yang membawa kebahagiaan bagiku. dia bahkan seperti bayi yang kelaparan diusianya yang tidak muda lagi. rambutnya yang mulai beruban dan wajahnya yang sedikit keriput sama sekali tidak melunturkan kharisma seorang Kim Taehyung. aku saja sudah mulai jelek dan merasa tidak pantas untuknya.

𝑆𝑒𝑐𝑟𝑒𝑡 𝐾𝑖𝑚 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang