51.

7.5K 694 11
                                    

Han menarik napas dalam-dalam kemudian berkata, "Kayaknya gue suka banget sama Arjuna."

Fadil dan Mae melongo. Mereka menatap Han dengan muka tidak paham.

"Terus?" tanya Fadil.

"Gue bucin, ngerti nggak," kata Han putus asa tapi dia tidak terlihat menderita.

Mae cuma berkedip sambil menatap Han.

"Lo kan dari dulu bucin sama dia, mulai sebelum kenal Arjuna," kata Mae santai.

"Tau nih," sahut Fadil.

Han bermuka sedih, lalu bertanya, "Emang keliatan kalo gue gitu?"

"KELIATAN," jawab Fadil dan Mae serentak.

"Ah gue malu," Han merengek.

Melihat itu malah bikin Fadil merangkul Han dengan erat lalu Fadil menjitak kepala Han.

"Lo jijik Han, gue lempar lo ke lapangan basket," kata Fadil.

"Heh, nggak mau jangan," Han protes, dia sambil berusaha melepaskan diri dari Fadil.

Sementara, Mae hanya menertawakan kedua sahabatnya yang tidak jelas kelakuannya.

Dari agak jauh, Juna sedang berdiri di depan kelasnya, sambil memperhatikan mereka.

Tadinya, Juna mau menghampiri Han saat istirahat ini. Tapi, ternyata Han lagi ngobrol sama Fadil dan Mae. Juna sedikit hampa.

Terlebih, Juna merenung karena Fadil sangat dekat dengan Han. Juna tahu kalau mereka bersahabat sejak kecil. Fadil sendiri punya pacar yang sudah lama bersama dia.

Juna merasa cemburu, bukan karena dia berpikir kalau si Han dan Fadil ada sesuatu di belakang, melainkan karena Fadil bisa sedekat itu dengan Han secara fisik.

Apalagi setelah Juna bersama Han, rasanya Han malah semakin galak kalau di sekolah. Han menyuruh Juna untuk tidak terlalu pegang-pegang biar tidak menimbulkan kecurigaan.

Tapi, kalau dengan teman-temannya, Han tidak masalah pegang-pegang dan bahkan saling merangkul dan memeluk.

Juna berpikir, lagipula mana mungkin begitu dia merangkul Han, semua orang langsung mengira mereka homo. Apalagi, dulu sebelum mereka bersama, Han malah sering merangkul Juna dan memegang tangannya.

Dasar semaunya.

Akhirnya, Juna hanya menghela napas.

Sekali lagi, dia memperhatikan Han yang masih berangkulan dengan Fadil, mereka saling bergumul dan ditertawakan oleh Mae. Lalu, Juna kembali masuk ke kelasnya.

***

Saat jam pelajaran terakhir, di kelas, Han merasa lebih baik dan dia sudah tidak segamang tadi. Untung, akhirnya dia tidak jadi cerita kalau dia habis nakal dengan Juna. Itu kan privasi.

Nanti saja, kalau dia sudah benar-benar melakukannya, itu dimasukkan ke situ dan mengeluarkan yang harus dikeluarkan, baru Han akan bercerita ke dua sahabatnya.

"Mar," panggil Han. Umar menoleh.

"Manggil doang," gumam Han.

Umar mengerutkan alis. Dia kembali mencatat materi Biologi yang disampaikan gurunya.

"Mar," panggil Han lagi.

"Apa, setan?" sahut Umar.

"Hehe gapapa," cuma itu kata Han.

Han tidak jelas, tiba-tiba senang sendiri. Bahkan, berasa Han ingin menggoda Umar.

"Berisik," sergah Umar.

secerah matahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang