***
Masih dengan pakaian dan rambut yang kumal badanku benar-benar kotor.
Aku mengintip keluar melalui lubang kecil yang jadi jalan pintas para tikus. orang lain akan membuka jendela dan menyeruaklah cahaya matahari memasuki rumah mereka.
Sedangkan aku,hanya bisa melirik keadaaan di luar sana untuk mengetahui siang atau malam .
Kulihat beberapa orang berhamburan mencari tempat berteduh ketika tetesan air bak tirai jatuh dengan derasnya.
Suasana di luar sana mulai agak gelap di tutupi mendung,hujan yang deras dan petir membuat tubuhku menggigil. tak ada selimut apalagi bantal. aku hanya bisa memeluk lutut dan menggosok gosokan tangan mencari kehangatan.
Kembali ku dengar gelak tawa yang cukup menyeramkan, di selingi tangisan dan tertawa lagi dan lagi sesekali suara itu seperti melempar sesuatu.
Rasa penasaranku tidak bisa ku kesampingkan lagi.aku mendekat ke sumber suara,aku diam ketika mendapati beberapa orang menyiksa dan mencabuk perempuan yang menempati ruangan tepat di depanku.
Aku langsung menutup mata dan kembali ke ranjang reotku.
Aku hanya bisa menangis terisak tanpa suara "apa aku akan bernasib sepertinya,aku masih 16 tahun, aku tidak ingin mati muda.mereka sama sekali tidak manusiawi,tidak aku tidak gila,aku masih waras."
Ku rebahkan tubuhku dan menghela nafas ketika jeritan demi jeritan ku dengar.mataku mulai terlelap.tak ada lagi ku dengar gelak tawa dan tangisan.
Aku sangat menyesali karena tak bisa menolongnya.tubuhnya pastilah terasa sangat sakit.aku terlelap berharap akan ada keajaiban ketika aku bangun nanti .
Keadaan masih sama ketika mataku terbuka,aku berdiri dan berteriak melalui jeruji besi "hei apa ada orang di sana aku lapar aku juga haus aku butuh mandi." lagi pria gempal itu lagi menghampiriku dari ujung lorong membawakan apa yang aku minta.
"Akhirnya anda melihat orang gila meminta sesuatu dan kau turuti bukankah semua orang gila sudah kehilangan akal,dan anda menurutinya.ternyata anda lebih gila dari saya."ujarku mencoba merampas jatah makanku,sayangnya meleset aku tak bisa mengambil makanan maupun minumannya.pria bertubuh agak gempal ini melirik pergelangan tanganku yang terluka bekas borgol besi .
Pria tadi menyodorkan beberapa roti " lanjutkan makanmu,gadis malang." sebelum dia pergi,aku memberi imbalan untuk makananku ini.
Aku pukulkan dengan sebilah kayu ke kepala pria tadi sekeras mungkin.
"Namaku Issabelle Trisha.Bukan Gadis malang." Ucap Issa melempar kayu sembarangan.
Sampai dia tidak sadarkan diri.sudah ku rencanakan kemarin.Akhirnya bisa kabur dari tempat ini.Langsung saja keluar lewat lorong tanpa ada yang tahu.
"Pria yang malang." Issa berjalan dan hilang di kegelapan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Unreal Imagination
FantasiKewarasan bukan lagi keharusan.bukan berarti aku nggak waras aku masih waras.di mana kamu baik-baik saja keadaan memaksamu menjadi tidak waras.bukan berarti juga hidup ini memaksamu,ingat hidup tidak pernah memaksa kita mau jadi apa hanya saja terka...