Mika - pdkt

1.4K 159 30
                                    

⊰㇀🦋 requested by : Kanesankanesan

[Kagehira Mika, pdkt]

˚✧ .˚

"Mika-kun, silahkan dinikmati tehnya." setelah menyilahkannya untuk duduk, kini kamu menyuguhkan teh untuknya.

"Er... Terimakasih." ia berterimakasih, meski pandangannya, menghadap ke bawah.

"Iya, sama-sama.".

Kagehira Mika, teman sekelas. Datang mengunjungi rumahmu, karena kalian berdua adalah perwakilan kelas. Dan harus membeli sesuatu untuk acara sekolah.

Satu lagi, Mika begitu menantikan hari ini tiba. Karena, ia akan pergi berdua denganmu. Mika menyukaimu sejak awal semester, meskipun kamu tidak menyadarinya.

˚✧ .˚

"Kamu, mau apa kemari?" bapakmu mulai bertanya. Mika dengan gugup menjawab "Sebelumnya, sa-saya mau memperkenalkan diri. Nama saya, Kagehira Mika. Teman sekelas [y/n], kebetulan kami ada tugas sebagai perwakilan kelas." ujarnya.

"Oh. Cuma kalian berdua?" bapakmu bertanya untuk kedua kalinya. Mika mengangguk pelan.

"Jalan kaki?" Mika kembali mengangguk. "Soalnya deket, hehe."

Kamu merasa tidak enak dengan Mika. Ia jauh-jauh datang kemari, hanya untuk di interogasi bapakmu, meski kamu sudah menerka-nerka, kalau tidak diberi ijin.

Satu, dua, tiga detik berlalu. Keheningan masih menyelimuti. Secara pribadi, ini kali pertama Mika berhadapan langsung dengan bapakmu. Ia memberanikan diri untuk membuka topik.

"A-anu... om suka main boneka? hehe".

Kamu ingin tertawa lepas, namun kamu tahan. Supaya kepercayaan diri Mika tidak menghilang. "Kalo sama anakku sih sering. Dulu dia sering nangis, kalo ga dibeliin berbi. Yah, ujung-ujungnya saya beliin juga." jawab bapakmu dengan santai. Mika menyunggingkan senyum kecil, ia berhasil mencairkan suasana kaku tadi.

"Anak om, pasti manis sekali ya." kalimat singkat tadi, membuat pipimu sedikit memerah. "Hahaha! tentu saja! Putriku itu ya, pemberian tuhan paling berharga. Tidak akan ku serahkan ke sembarang orang!" seru bapakmu, dengan tawanya yang menggelegar.

Lantas, Mika balik bertanya"Termasuk ke saya?".

Kedua kalinya, kamu ataupun bapakmu terdiam sejenak. Kamu yang ada di balik pintu terkesiap dengan wajah yang kian memanas.

Bapakmu datang menghampiri Mika yang duduk di hadapannya, sekujur badan Mika sedikit bergemetaran.

Baik Mika atau bapakmu yang jaraknya tadi 2 meter, kini tersisa menjadi 20 senti saja. Bapakmu berdiri di balik Mika. Tanganmu ikut gemetaran seperti laki-laki manik hetero itu.

"Kamu punya selera humor yang bagus ya nak! Hahahaha!" bapakmu dengan tawanya yang renyah, menepuk-nepuk punggung Mika yang masih tidak mengerti dengan keadaan. " Akaaan!?".

"Ba-bapak apa-apaan sih?! Aku kira bapak mau marah!" kamu datang menghampiri bapakmu, dengan sedikit kesal. "Habisnya temenmu nih lucu banget lho! Bapak ga kuat...!". "Bapak ih!" serumu.

"Lho..." Mika mengarahkan pandangannya kepadamu"[y/n]? Muka kamu kok merah? Ka-kamu sakit?". Tiba-tiba kamu jadi salah tingkah. Bapakmu ikut memperhatikan, rasanya memalukan sekali. Lalu kamu memegangi kedua pipimu, meyakinkan diri sendiri jikalau pipimu itu tidak merah.

"I-ini... E-engga kok. Palingan efek akibat kebanyakan kena panas matahari. Yaudah, Mika! A-ayo berangkat!" kamu pergi keluar duluan, lalu disusul Mika.

"Maaf, om. Kalau masalah, anaknya buat saya. Saya ga becanda, hehe. Yaudah om, saya pamit mau berangkat."

Bapakmu terdiam disana. Memperhatikan kalian berdua pergi meninggalkan rumah.

"Besok-besok kalo dia main kesini. Kasih ujian kelayakan aja deh, lelaki yang menarik. Aduh, aku bapak yang baik ya."

˚✧ .˚


Kalian berdua selesai membeli kebutuhan kelas. Jadi kalian sedang berada di perjalanan pulang.

"[y/n]! Kata-kataku tadi..." Mika memanggilmu.

"Hm?" kamu menoleh. "Ahaha... Engga jadi. Bener kata Oshi-san, aku kikuk banget kalo masalah cinta...". gumam Mika, ia urung mengatakan

"Mika, mau bilang apa?" dengan cepat, Mika menggelengkan kepalanya. "Kapan-kapan pasti [y/n] dapat ijin dari ayah [y/n] kok! Akan aku minta ijin itu! Tunggu saja ya!" seru Mika, disertai dengan hembusan angin yang menerbangkan setumpuk kertas yang dibawa oleh Mika.

"Akaaan! Te-terbang!" ia mulai mengejar lembaran-lembaran kertas yang berhamburan. Dan masih berterbangan kesana kemari.

Kamu tertawa kecil, lalu ikut membantunya.

"Suatu hari ya...? Aku tunggu sampai 'hari' itu tiba, Mika-kun." bersama angin yang pergi, kamu terdiam. Sesaat setelah Mika tertawa, "Benar kata ayahmu ya. Kamu itu manis.".

Kamu merutuki diri sendiri, harus berapa kali wajahmu memerah karena Kagehira Mika.

˚✧ .˚end

bapakmu ┊enstars × youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang