Leo - mau nikah

1K 121 29
                                    

⊰㇀🦋 requested by : sakinella

[Tsukinaga Leo - mau nikah]

˚✧ .˚

"Wahahahah! Kalau aku persembahkan lagu ini, tawaranku akan diterima ngga ya...!? Hum, hum! jenius sekali aku ini!" Leo memandangi lembaran-lembaran kertas yang digenggamnya. Lantas mengangkat mereka ke atas langit sana.

"[y/n] tak akan menolakku! Wahahaha!" ujarnya dengan bangga.

"Hei kau kepala kosong, kau yakin todak melupakan sesuatu untuk melamar [y/n]?" tanya Izumi, yang sedari tadi mengawasi tingkah laku sang raja besar ini.

"Apa? Apa yang aku lupakan?" ia bertanya balik. Izumi memijat batang hidungnya pelan, mencerna kebodohan mentah ini. "Huft, terserah kau saja." jawabnya sambil menarik nafas panjang.

˚✧ .˚

"Wahahahah! Bapak mertuaku! Sudah lama sekali sejak terakhir kali kita ketemu! Bapak makin gede aja ya!" kamu sendiri bertingkah seperti Izumi tadi, memahami situasi aneh ini.

"Heh, baru aja kamu kemarin malam ke rumah saya bawain permen yupi dua bungkus buat anak saya. Sekarang kamu datang lagi manggil saya bapak mertuamu dan ngatain saya gendut. Kamu mau saya usir?" kata bapakmu dengan galaknya.

"Oh engga kok bapak mertuaku! Saya disini mau ngelamar anak bapak!" seru Leo sambil cengar-cengir, tak menyadari jika kamu tidak menduga niat Leo datang ke rumahmu hari ini.

"...Me-melamar...?!" sepersekian detik kemudian, kamu jadi salah tingkah. Setelah mengetahui jika mantan 'raja' ini hendak mempersunting dirimu, merajut kisah bersama.

"Hah? Melamar? Melamar anakku? Nyalimu kurang kerasa." pintu masuk rumah pun dibanting keras, tepat di depan Leo.

Hari pertama melamar, gagal.

Bukan Leo namanya kalau dia menyerah untuk merebutmu. Esok harinya, ia kembali datang bersama empat anggota Knights lainnya.

"Shht, leader! Kenapa kita diseret juga?" bisik Tsukasa. "Kata bapak mertuaku kemarin, nyaliku kurang gede. Makanya, aku ngajakin kalian semua!" jawab Leo, yang sedari tadi menggenggam selembar kertas not musik.

Bapakmu mengintip dari jendela rumah, lalu memegang dagu "Kamu kalo nyari pacar jangan yang cemen. Tuh liat, bawa pasukan dia sekarang.".

Awalnya kamu tidak paham ucapan bapakmu, sebelum ikut mengintip ke luar.

Knights, unit yang pernah menjadikan kamu producer di Yumenosaki dulu, kini berkumpul di depan rumahmu.

Refleks, dengan segera kamu buka pintu rumahmu. "Ka-kalian mau ngapain kesini barengan?!" tanyamu, dengan wajah yang mulai memerah lembut.

"Wah! [y/n]! Hari ini aku mau melamar kamu lagi! Uchuu~★!" senyum sumringahnya itu, sempat membuat jantungmu berdebar-debar tidak karuan. Dasar, makhluk luar angkasa.

"Oh, kamu datang lagi. Bawa pasukan juga, kenapa nggak kamu putusin aja sih?" ujar bapakmu yang ikut keluar rumah sembari melipat kedua tangannya. "Bapak kenapa sih? Dari awal bapak ngga suka banget sama Leo. Padahal saat dia minta aku jadi kekasihnya aja, di depan bapak. Sekarang, pas dia ngelamar aku, bapak minta aku mutusin. Bapak ada dendam apa?" bulir-bulir bening mulai mengucur dari pelupuk mata. Kamu memperhatikan bapakmu yang terdiam, yang tidak tahu lagi harus bagaimana untuk menenangkan gejolak emosimu saat itu.

Di saat itulah, Leo datang menghampirimu, lantas menarikmu ke dalam dekapannya. "Yosh yosh~♪ [y/n] tidak usah menangis lagi. [y/n] tidak cocok kalau menangis, lho!".

Kamu balik memeluk Leo, mencoba menghentikan air mata yang kian deras. Leo mengelus lembut kepalamu, sambil bersenandung kecil "Aku punya lagu spesial lho, buatanku sendiri khusus [y/n]! Otak jeniusku ini yang membuatnya, hehe!". Kamu melepas pelukanmu, dan memandangi Leo dengan bingung.

"Lagu? Khusus untukku?" Leo mengangguk, tertawa lebar lalu mengalihkan pandangannya ke arah lembaran yang ia bawa tadi.

Untuk sesaat itu, kamu tidak memiliki penyesalan telah ditakdirkan untuk bertemu dengan seorang Tsukinaga Leo.

˚✧ .˚

"Pada akhirnya, kita engga berbuat apa-apa. Ousama itu, dia bisa melakukan apapun yang dia mau." ucap Arashi, di perjalanan pulang dari rumahmu. "Iya sih, tapi kan aku juga males, kalau akhirnya kita jadi obat nyamuk doang!" seru Izumi dengan kesal. "Ya sudahlah, setidaknya satu dari kita sudah pergi ke jenjang yang lebih jauh. Ara ara, kita kalah satu langkah ya.".

"Besok aku ingin pernikahan kita di luar angkasa! Oh tidak,tidak! Di atas kapal saja! Aku ingin mengajak semua orang untuk menjadi saksi kita! Wahahahah!" kata Leo, mengusulkan rencananya padamu melalui telepon.

Kamu yang ada di seberang sana, hanya tertawa kecil. Namun setidaknya kamu tahu, meski Leo adalah sang jenius yang kadang kala akan merepotkan dirimu suatu hari nanti. Kamu tahu, bahwa perasaan yang ia berikan padamu, tulus tanpa keraguan sama sekali.

Malam itu, angan-anganmu pergi melesat membayangkan kehidupan baru yang menanti di masa depan.

˚✧ .˚end

bapakmu ┊enstars × youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang