Bulan atau ubur-ubur?

2 1 0
                                    









Anak perempuan itu langsung memotong langkah dan berdiri tepat di depanku. "Kau tidak perlu khawatir soal Ibumu, dia tau kami akan membawamu."

Aku mengerutkan alis selepas anak perempuan itu sampai pada kata terakhirnya. "Aku tidak mengerti apa maksudmu, dan aku tidak mau kau menenggelamkanku ke dalam laut."

"Aku tidak akan menenggelamkanmu! Dengar, akan kujelaskan semuanya begitu kita sampai di Pastelcess, jadi kau harus ikut denganku dulu. Ayolah, kita harus segera pergi." Bujuknya padaku.

Aku tidak mengerti. Dia orang asing, sudah sangat jelas. Atau, aku akan mengalami peristiwa yang terjadi pada tokoh-tokoh utama film fantasi? Masuk ke dunia baru penuh peri-peri kecil dimana dia akan menyelamatkan tempat itu dari penyihir jahat?

Oh, aku selalu memimpikan bisa masuk ke dalam dunia fantasi. Tetapi, aku juga tidak mungkin menenggelamkan diri.

"Kurasa orang tuamu lupa memberitahumu, tapi kita harus cepat sebelum portalnya tertutup." Anak perempuan itu mengenggam tanganku cukup erat. "Pilih bulan atau ubur-ubur?" Tanyanya kemudian. "Kumohon pilih ubur-ubur..."

"Jika aku memilih ubur-ubur, apa kita akan menyelam?"

"Ya!" Ia terlihat begitu bersemangat.

"Kalau begitu aku pilih bulan."

Nampaknya kalimatku baru saja membuat setengah semangatnya memudar.

"Kau bisa terbang?"

Aku menggeleng.

Wajahnya berubah bersemangat lagi. "Kalau begitu kau harus memilih ubur-ubur, banyak manusia bisa melakukannya!" Anak perempuan itu langsung menarikku ke dalam laut tanpa mendengar jawabanku.

Larinya semakin kencang saat kaki kami menyentuh air laut. Kami semakin jauh menenggelamkan diri ke air, segera aku menariknya berhenti. "Aku tidak bisa menyelam dan menahan nafas sebaik dirimu!"

"Menahan nafas? Oh, aku melupakan sesuatu." Ia mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Sebuh botol kecil. "Ramuan ini bisa membuatmu bernafas di dalam air, minumlah!"

Dengan ragu aku mengambil botol kecil itu, membuka, lalu meminumnya. Rasanya, seperti rumput laut. Aku meminum setengah cairan dalam botol itu kemudian mengembalikannya ke sang pemberinya.

Tanpa pikir panjang anak itu menarikku lagi.

Kini kami sudah masuk ke dalam air. Kami masih bergandeng tangan dan aku juga masih menahan nafas.

Anak itu melihatku. Dia menghirup air dan menghasilkan gelembung-gelembung dari hidungnya. Dia mengangguk-angguk tanda ingin aku mencoba melakukan yang dia baru saja lakukan.

Perlahan aku mulai menghirup air lewat hidung..., dan aku tidak merasakan adanya gangguan pada pernapasanku! Ramuan itu benar-benar berfungsi.

Setelah puas melihatku mulai bernafas di dalam air, anak itu kembali menarikku masuk semakin dalam.

Setelah cukup jauh, kami berhenti di dasar laut yang ditumbuhi rumput laut berwarna-warni.

Anak itu mulai menggumam di dalam air menghasilkan belasan gelembung. Dia mengucapkan mantra? Setelah selesai menggumam ia meniup beberapa gelembung yang tersisa.

Tanpa disangka, sebuah batu besar berwarna ungu tiba-tiba terbuka dengan sendirinya. Seekor ubur-ubur raksasa lalu muncul keluar dari batu itu dan berenang perlahan menjauh dari lubang batu seolah mempersilahkan kami untuk masuk ke lubang tempat ia muncul sebelumnya

Seluruh tubuhku bergidik membayangkan ubur-ubur seukuran dua kali badanku menyengat aku dan anak asing ini.

Anak itupun segera berenang ke lubang. Setelah dia tepat berada diatasnya, dia menatapku dan menginstruksiku mengikutinya menggunakan lambaian tangan.

Aku bergegas mengikutinya, berharap bisa cepat-cepat berpisah dengan ubur-ubur raksasa yang masih menunggu kami masuk.

Lagi-lagi anak itu meraih tanganku, memasukkan kaki nya ke dalam lubang. Kuikuti caranya memasukkan kaki ke dalam lubang.

Ia lalu kembali mengucapkan sesuatu yang tak kumengerti.









Jangan lupa komen dan beri vote,
terimakasih tomodachi... ^'^

PASTELCESS 1 : You All My CloudlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang