𝟐

2.3K 270 60
                                    

¦¦¦¦¦¦¦¦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¦¦¦¦¦¦¦¦

"Aku tidak bisa melihatnya dengan mataku. Tapi aku bisa merasakan kehadirannya di sini."

Aku menatap pria botak berpakaian bikkhuni¹ di sebelahku dengan sedikit takut. Apa itu artinya sosok di depan kami benar-benar nyata, dan bukan sekadar halusinasi dari otakku saja?

"Berdasarkan energi yang datang dari sebelah sana, itu bukan hantu."

Sosok istriku berjalan menjauh. Itu menggangguku yang sedang fokus mendengar pria botak ini.

"D-dia baru saja menuju ke balkon!" ucapku panik. Entah kenapa aku panik.

"Tenanglah, Nona." Dia sedikit tersenyum melihat tingkah lakuku.

Lalu kami berjalan mendekati sosok Jisoo istriku.

"Dari gerakan itu, sepertinya dia sedang menjemur pakaian, Koh. Di sana memang tempat menjemur."

Benar. Dua hari ini aku bahkan selalu melihatnya melakukan berbagai macam gerakan yang aku simpulkan sendiri.

"Kadang- kadang dia juga sering melakukan pekerjaan rumah lain seperti mencuci piring dan menyapu. Sebenarnya kami memiliki asisten rumah tangga, tentu saja aku tidak akan membiarkan dia merawat rumah besar ini. Dia hanya melakukan pekerjaan itu untuk mengisi waktu luangnya. Mungkin juga sudah kebiasaan saat kami belum sukses dulu." Menceritakan semuanya pada Koh botak di sampingku. Semoga saja dia dapat mengetahui sosok apa yang aku lihat ini.

"Tampaknya dia melakukan pekerjaan rumah tangga, ya." Pria ini terlihat seperti menemukan sesuatu dalam pikirannya.

"Ah!" setelah beberapa saat, dia kembali menoleh ke arahku. "Apa istrimu menderita Demensia?"

Tidak menduga ini, aku terkejut. Bagaimana dia bisa tau?

"Iya. Bagaimana Anda tau?"

Dia menarik napas, terlihat menyimpulkan sesuatu. "Kejadian seperti ini sebelumnya pernah terjadi pada keluarga yang menderita demensia."

Ia berjalan memasuki balkon, aku mengikutinya. Aku menutup mulut tidak percaya saat benar-benar berdiri di samping istriku. Wajah cantik itu... Ini benar-benar kau kan, Sayang?

"Ketika penderita demensia sadar mereka menderita demensia, mereka berusaha sekuat tenaga agar tidak kehilangan ingatan. Tentu saja biasanya ini tidak berdampak apa-apa...

"Tapi kalau kekuatan pikiran mereka luar biasa, kenangan mereka bisa terekam dalam dimensi ruang dan waktu. Bagaikan diary kehidupan mereka."

Aku ternganga. Menatap ke arah pria botak itu lalu ke arah Jisoo yang sepertinya sedang mengangkat baju. Sepertinya ia juga menghirup aroma dari baju yang ia angkat, terlihat dari matanya yang memejam.

Tapi aku benar-benar bingung dengan yang diucapkan oleh pria ini. Dia juga sepertinya merasakan sosok Jisoo dari sebelah sana. Ekpresi wajahnya selalu tenang. Tidak sepertiku yang daritadi terus panik dan terkejut dengan fakta-fakta baru yang ia katakan.

𝙷𝚒𝚛𝚊𝚎𝚝𝚑 (chaesoo-COMPLETED ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang