Sinar mentari menyeruak masuk melalui sela-sela kamar seorang pria berusia 24 tahun. Dia adalah Park Jihoon. Seorang pegawai muda di perusahaan IT terkenal di Korea Selatan. Ia baru saja kembali ke negeri ginseng setelah lama merantau di Kanada untuk urusan kuliah dan menyembuhkan luka di hatinya.
Pria itu terbangun dari tidurnya. Katup matanya masih terasa berat dan membuatnya ingin kembali terlelap untuk beberapa saat sebelum ia pergi bekerja.
Pria itu melakukan stretching, kemudian membuka matanya perlahan. Ditatapnya sebuah ponsel yang tergeletak diatas nakas disamping tempat tidurnya.
Jihoon mengernyitkan dahinya dan terlihat bingung saat menatap layar ponselnya.
Asahi
Lo di mana? Ada pacar lo di kantor. Katanya dia gak bisa hubungin lo.
Tak lama kemudian Jihoon terperangah dan benar-benar bangun dari tidurnya. Jihoon terperanjat kaget saat ponselnya tiba-tiba bergetar dan menampilkan sebuah nama yang selama ini tak ia nantikan sama sekali.
50 panggilan tidak terjawab dari Nancy.
Tanpa berpikir panjang, Jihoon langsung bergegas pergi tanpa mandi sama sekali. Ia tidak menyangka jika kekasihnya Nancy ada di Korea. Karena setahunya, Nancy masih berada di Kanada, menghabiskan waktu liburan sebelum ia di wisuda bulan depan.
"Sial! Kenapa Nancy ada di sini? Coba Jinan yang nyariin gue, gue pasti seneng," gerutunya pelan.
Jihoon kemudian menghentikan langkahnya saat ia sampai di ruang tamu miliknya. Pria kelahiran Busan tersebut kemudian menoleh ke arah deretan foto-foto yang berjajar dekat sebuah piano berwarna putih usang. Jihoon kemudian menghampirinya dan mengambil salah satu foto yang paling menonjol.
Jihoon mengulas sebuah senyuman yang terhapus di wajahnya, sebelum kemudian ia menyimpan foto itu ke dalam laci dan menguncinya.
Ia kemudian mengganti fotonya dengan foto sang kekasih, Nancy.
*****
Jihoon berlari-lari di jalanan Gangnam dengan handphone yang menempel di telinganya. Jarak dari rumah menuju kantor miliknya cukup dekat, jadi dia tak perlu naik bis untuk sampai di sana.
"Beli apa?!"
Jihoon menghentikan langkahnya tiba-tiba dengan raut wajah kesal.
"Aku haus. Beliin aku minum. Ice Americano," kata suara di seberang sana yang tak lain adalah Nancy, kekasihnya.
Jihoon mendesah kasar. Pria itu langsung mengedarkan pandangannya, mencari-cari di mana letak coffee shop. Sebenarnya ia kesal selalu diperintah oleh Nancy, tapi entah kenapa ia selalu saja memperlakukan Nancy bak putri. Menuruti semua keinginannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Stay - Park Jihoon (Treasure)
FanfictionHanya sepenggal kisah tentang Jihoon dan cinta pertamanya. Kita semua pasti pernah memiliki kisah cinta pertama yang abadi di ingatan, berputar bak rentetan film yang mengalun pelan. Sebuah hubungan dimana kita semua bertindak terlambat dan bodoh. A...