CHAPTER 3 ~ DI TEMBAK?

110 21 11
                                    

PART SPESIAL HARI RAYA IDUL FITRI.

Hai guys gimana kabar nya? Semoga baik baik aja. Eh ngomong ngomong sekarang lagi lebaran loh, jadi kalian sholat eid dimana? Kalo aku sih sholat eid nya #dirumahaja hehe.

Jadi Author mau bilang minal aidzin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin guys. Selamat menunaikan sholat eid dirumah aja.

Segini dulu yah cuap cuap author, jangan lupa vomment yah karena itu sebagai penyemangat author buat nulis hehe, makasih yang udah vomment.

-Author Pov-

Setibanya di rumah, Alena menghempaskan tubuhnya di atas ranjang empuk nya. Hari ini seperti menjadi hari sial baginya, belum lagi kemarin. Dirinya tidak habis pikir, bagaimana bisa Alfian mau di perintahkan papanya untuk mengawasi dirinya?

Lagi pula apa dia tidak ada pekerjaan lain? Apa dia tidak ada kerjaan sehingga begitu menerima saja diperintahkan papanya untuk mengawasi diri nya selama beberapa bulan ke depan.

Alena tidak habis pikir dengan jalan pikiran papanya itu. Sebenarnya apa yang di rencanakan Tuhan dan papanya saat ini.

Bagaimana pun juga Alena harus bisa membuat Alfian menyerah, dirinya harus mencari cara lain agar Alfian tidak betah dengan nya dan kemudian pergi begitu saja. Karena dengan begitu dirinya bisa bebas tanpa adanya cowok nyebelin itu.

Dirinya masih begitu kesal dengan kejadian barusan. Bisa bisanya Alfian berkata seperti tadi. Kini malah dirinya yang jadi berbalik dikerjai Alfian, padahal niatnya ingin mengerjai Alfian.

Selang beberapa menit kemudian Alena mendengar suara mobil memasuki halaman rumah nya. Alena langsung bangkit dari posisinya dan berjalan ke arah jendela nya yang masih terhalang tirai.

Digeser sedikit tirai jendela nya itu sehingga Alena bisa melihat kearah luar. Dilihatnya kini ada pria yang begitu dirinya kesali sejak tadi siang, siapa lagi kalau bukan Alfian.

Alfian baru saja selesai memarkirkan mobilnya di halaman rumah Barra, kemudian berjalan memasuki rumahnya.

Alena masih diam di posisi nya. Kepala nya kini di isi dengan begitu banyak pertanyaan mengenai Alfian saat ini.

Apa Alfian benar benar akan menginap disini selama beberapa bulan ke depan? Apa yang akan dilakukan nya untuk hari hari ke depan selama papanya itu tidak dirumah. Apa dia hanya diam dirumah mengawasi dirinya terus terusan?

Menurut nya itu sangat membosankan. Lebih berguna lagi jika Alfian bekerja saja agar menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dari pada harus mengawasi dirinya dirumah untuk beberapa bulan kedepan.

Lalu terdengar suara langkah kaki menaiki tangga. Alena sudah bisa menebak bahwa itu ialah Alfian hendak menuju kamar nya.

Buru buru Alena mematikan lampu kamar nya dan menyalakan lampu tidurnya. Ia langsung menarik selimut nya hingga batas leher dan memejamkan kedua matanya berpura pura sudah tidur.

'Ceklek' terdengar suara pintu kamarnya terbuka. Kemudian lampu dinyalakan, Alena bisa merasakan nya bahwa Alfian baru saja menyala kan lampu kamarnya.

Saat itu juga Alena langsung keringat dingin. Dirinya begitu merutuki kebodohan nya karena lupa mengunci pintu kamar nya. Bagaimana jika Alfian berbuat macam-macam padanya.

Bodoh. Bodoh. Bodoh. Itu yang ada dipikiran nya saat ini.

Hening. Tidak ada suara sedikit pun. Alena penasaran, apa yang dilakukan pria itu sehingga tidak menimbulkan suara lagi. Apa dia sudah keluar kamar? Kalau sudah pasti terdengar suara pintu tertutup, tetapi ini belum. Alena belum mendengar suara pintu kamarnya ditutup.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang