Setiap hari adalah awal yang baik jika kita mau,dan setiap waktu adalah waktu yang tepat jika kita ingin,semua hanya tergantung bagaimana cara memandangnya.
.
.
"Aku pulang." Terdengar suara lelaki dari pintu masuk kamar apartemen mitsuki dan pemilik suara itu tak lain dan tak bukan adalah Jiraiya."Selamat datang,kau dari mana saja?" Orochimaru menyambut Jiraiya,karna sejak tadi pagi Jiraiya keluar dan baru kembali orochimaru menjadi penasaran kemana saja Jiraiya pergi.
"Ah,aku hanya menemui naruto dan beberapa temanku yang lain." Jiraiya menjawab dengan senyuman canggung dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Orochimaru memiringkan kepalanya tanda tak mengerti siapa yang dimaksud oleh Jiraiya.
"Seperti itu?" Orochimaru bertanya atau lebih tepatnya bergumam.
"Baiklah,cepatlah mandi dan setelahnya kita makan malam." Orochimaru mengatakan hal itu sembari beranjak ingin kembali ke kamar mitsuki namun Jiraiya mengintrupsinya.
"Orochimaru!" Panggilan dari Jiraiya membuat orochimaru berhenti,dia menoleh pada Jiraiya. Namun sesaat kemudian matanya melebar saat melihat Jiraiya menyodorkan bunga mawar ke hadapannya. Jiraiya tersenyum malu saat menyodorkan bunga itu,pipinya sedikit dihiasi semburat merah namun matanya teguh menatap orochimaru dengan wajah terkejutnya.
"Untukmu." Jiraiya menyerahkan bunga itu pada orochimaru, orochimaru menerimanya saat dia telah sadar sepenuhnya dan pandangannya meneduh memandang bunga yang ada ditangannya saat ini. Orochimaru ingin mengucapkan terima kasih namun tiba-tiba,,
Grep!
"Aku mencintaimu. Terima kasih sudah menungguku selama ini,dan masih tetap bersamaku atas apa yang sudah aku lakukan padamu. Maaf untuk semua kesalahanku,aku janji tidak akan meninggalkanmu dan Mitsuki lagi. Kemanapun aku pergi dimasa depan nanti,aku pasti akan membawa kalian berdua bersamaku. Tidak peduli apapun yang akan terjadi,aku akan tetap menjaga kalian berdua. Terima kasih orochimaru,terima kasih sudah menjadi bagian dari hidupku dan memberiku kebahagiaan lain dengan hadirnya mitsuki. Terima kasih. Terima kasih." Jiraiya mengatakan kalimat panjang itu,dia memeluk orochimaru dan disetiap kalimat itu bertambah maka bertambah erat pula pelukan Jiraiya pada orochimaru,dia menyalurkan semua perasaannya pada orochimaru melalui pelukan itu,mendekap orochimaru dengan kehangatan dimalam yang dingin ini,membawa hembusan angin rindu yang semakin mendinginkan malam ini.Orochimaru tidak mampu mengatakan apa-apa,bagaimana Jiraiya tau tentang keinginannya untuk bersama Jiraiya dimanapun dan kapanpun dia berada, bagaimana dia tau penderitaan mitsuki selama dia tidak ada. Bagaimana bisa dia tau apa yang sebenarnya dirinya dan Mitsuki harapkan. Orochimaru hanya mampu terdiam,semua yang ingin Jiraiya sampaikan kepadanya dapat orochimaru rasakan.
Orochimaru bergetar,dia tidak mampu menahan gejolak rasa bahagia dan rindunya,rasa sakitnya saat dulu dia sangat merindukan Jiraiya,rasa sakitnya saat dulu dia harus berbohong pada mitsuki,semua rasa itu kembali. Menyatu dengan rasa bahagianya karna Jiraiya telah kembali di sisinya, menghasilkan rasa yang tak terbendung,dan orochimaru tidak mampu menahannya lagi.
Menangis, orochimaru menangis di pelukan Jiraiya. Dia membalas pelukan Jiraiya dengan sama eratnya seperti yang Jiraiya lakukan. Dia menumpahkan segalanya malam ini,ditempat ini,dipelukan suami tercintanya. Jiraiya mengerti apa yang dirasakan orochimaru saat ini. Dia memeluk,mengelus dan menenangkan orochimaru. Dia tidak menyuruh orochimaru untuk berhenti menangis,dia hanya akan menunggu hingga orochimaru berhenti menangis dengan terus mengelus rambut dan punggung orochimaru.
"Terima kasih orochimaru,terima kasih." Dia bisikan lagi kalimat itu pada orochimaru. Orochimaru menjadi lebih tenang,getaran di pundaknya sudah berhenti.
"Orochimaru." Jiraiya menarik orochimaru dari pelukannya,memandang wajahnya yang basah karna tangisannya, Jiraiya menyeka bekas air mata itu,menghapus semua jejak tidak sopan air mata itu dari wajah cantik istrinya. Orochimaru hanya diam dan memandang Jiraiya.
Cup!
Jiraiya mencium dahi orochimaru,lebih lama saat ini. Seakan-akan menyalurkan kehangatan dan perasaannya pada orochimaru. Orochimaru memejamkan kedua matanya,dia menikmati saat-saat sepertinya ini."Terima kasih." Jiraiya mengucapkan hal itu berkali-kali,dia tidak bosan mengatakannya,bahkan jika orochimaru memintanya untuk berhenti sekalipun Jiraiya pasti akan tetap mengucapkan hal itu. Karna Jiraiya benar-benar bersyukur memiliki orochimaru. Dan juga anak mereka, mitsuki.
"Apa kau bisa berhenti mengatakan hal itu,aku mulai tidak nyaman." Sifat manja orochimaru muncul,sifat yang telah lama hilang dari orochimaru. Dan jujur saja Jiraiya menyukai sifatnya yang satu ini karna orochimaru akan terlihat lebih menggemaskan disaat dia manja seperti ini meski dia juga menyeramkan saat dia marah. Ya,semua yang ada pada diri orochimaru, Jiraiya menyukainya.
"Haha,baiklah terserah kau saja." Jiraiya menurut,dia mengecup pipi orochimaru,Jiraiya sudah candu dengan kelembutan kulit orochimaru. Dan juga bau citrus khas dari orochimaru.
"Umh,," orochimaru menahan suaranya saat Jiraiya kini telah mendorongnya kedinding dan mulai mengecupi leher jenjangnya. Tentu saja setelah Jiraiya menutup pintu ruangan itu.
Cup,cup,cup
Jiraiya menjamah seluruh bagian dari leher itu yang dapat dia akses,dan orochimaru hanya mendongak,memberi kemudahan pada Jiraiya untuk lebih memanjakannya. Kini kaki kanan Jiraiya pun sudah menyelip diantara kedua paha orochimaru. Jiraiya menggesekkan kakinya pada benda kenyal yang berada di tengah-tengah kaki orochimaru. Orochimaru menutup mulutnya dengan punggung tangannya."Ugh,,,ah." Orochimaru memekik tertahan saat Jiraiya menggigit perpotongan leher dan bahunya dan meninggalkan jejak merah disana yang tidak mungkin hilang dalam beberapa hari kedepan.
"Jiraiya,,,uh,umh,mmh." Jiraiya sudah membungkam mulut cherry orochimaru, memberinya ciuman ringan,namun lambat laun menjadi ciuman yang menggairahkan. Lidah itu melesak masuk dan bergulat dengan lidah lain yang di temuinya. Orochimaru memanas. Dia selalu lemah dengan ciuman Jiraiya. Jiraiya yang mengerti itu segera mengangkat orochimaru dengan tidak melepaskan tautan ciuman mereka. Jiraiya membawa orochimaru keranjang dan membaringkannya disana. Orochimaru menautkan kedua lengannya di leher Jiraiya,menekan tengkuk Jiraiya dan memperdalam ciuman mereka.
"Jiraiya! Mmh!" Orochimaru memukul ringan dada Jiraiya menandakan dia sudah hampir mencapai batasnya.
"Hah,,hah,hah," Jiraiya melepas ciumannya dan menghasilkan tautan benang saliva diantara keduanya,namun segera terputus karna jarak yang semakin menjauh. Orochimaru terengah-engah dan sebanyak mungkin meraup oksigen yang ada untuk memenuhi kebutuhan paru-parunya. Wajahnya memerah padam dan rambutnya yang panjang terurai,talinya entah sudah lepas sejak kapan. Jiraiya memandangnya.
"Cantik." Batin Jiraiya,Orochimaru memang nampak lebih cantik saat ini dimata Jiraiya,dan itu mampu membangkitkan sesuatu yang tertidur.
"Apa kau selalu secantik ini, orochimaru." Bisik Jiraiya pada telinga orochimaru, orochimaru yang mendengar pujian itu semakin gusar. Tubuhnya bertambah panas.
"Apa kau menginginkan sesuatu, orochimaru." Jiraiya mengerti kegusaran orochimaru, Jiraiya menyeringai saat orochimaru kini mulai membusungkan dadanya dan menggesekkan dadanya yang masih tertutup pakaian kedada bidang Jiraiya yang juga sama masih terbungkus pakaiannya.
"Ya,,hah,,uhh,sentuh aku Jiraiya,,masuki aku Jiraiya. Aah." Orochimaru menggila,matanya sudah tertutup kabut nafsu,dia bahkan mendesah hanya karna gesekan dada mereka.
"Bagaimana jika kau hamil, orochimaru." Jiraiya mengatakan hal itu tepat di telinga orochimaru dengan nada senduktif.
"Ugh,,hamili aku,,ahh, Jiraiya." Orochimaru sudah benar-benar kehilangan rasionalnya dan dia sudah benar-benar tidak mampu menahan ini lagi, rasanya sudah lama dia tidak disentuh Jiraiya namun pada kenyataan baru semalam mereka bermain namun mungkin itu tidak dihitung bermain karna mereka harus melakukannya dengan diam-diam agar Mitsuki tidak mengetahuinya,namun malam ini berbeda, mitsuki sedang dalam misi jauh bersama timnya dan baru kembali besok.
"Sesuai keinginanmu,sayang." Ujar Jiraiya dengan seringaiannya.
Dan malam ini pun akan menjadi malam yang panjang bagi keduanya.
.
.
.
( ̄ヘ ̄;)
KAMU SEDANG MEMBACA
As You Wish
FanfictionRead this and Conclude it by yourself. (All characters made by Masashi Kishimoto)