Cek 3 : Sensor Pintu

4.5K 547 267
                                    

💵💵💵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💵💵💵

Sedikit bekerja banyak bermain, motto yang sempurna untuk hidupku sekarang. Menata boneka di dalam rumah-rumahan yang lengkap dengan perabot, aku tersenyum puas dari balik kubikel. Kapan lagi bisa mempertontonkan hobi di tempat kerja?

Gadis bersurai merah muda yang kukenal sebagai Mahoro Saeki, menghampiri. Di tangannya membawa sebungkus permen gummy, ia lalu menawarkan padaku. "Ikan lele?" tanyanya dengan heran usai mengambilkan satu gummy untukku.

Saeki membalik kemasan, melihat koleksi ikan yang seharusnya ada di dalam sana. Ditelaah berpuluh kali menggunakan metode penelitian apa pun, ikan lele memang tidak tergambar di bungkusnya. Aku segera mengunyah permen alot berbahan dasar gelatin itu.

"Aneh, padahal mereka tidak memproduksi ikan lele," ucapnya heran sembari melirikku. Aku mengangkat bahu tidak peduli, mau ikan lele atau ikan cupang semuanya enak untuk lalapan.

Suasana kantor yang sebelumnya adem ayem, mendadak ramai karena Kato menyuarakan protes pada Ketua Divisi.  Baru kuketahui dia bernama Yukihiro Kiyomizu. "Saya menolak. Saya tidak ingin menjadi instruktor dari pria itu. Mengurus satu manusia saja sudah menjengkelkan."

Alisku berkedut mendengar kalimat keberatan dari Kato. Memangnya aku meminta pria dekil itu mengurusku? Cuih, sama sekali tidak.

Tanpa menghentikan kegiatannya merangkai kapal, Kiyomizu menjawab Kato dengan enggan. "Baiklah lupakan. Pasti ada jalan untuk melewatinya, lagipula dia sudah dewasa."

Grak.

Daun pintu yang terbuka, menampilkan figur dari seorang Kambe. "Ah, Kambe-kun!" Kiyomizu berseru menyambutnya. "Duduklah di sana," ucapnya sembari menunjuk kursi di dekat kubikel milikku.

Berjalan tenang memasuki kantor, Kambe melirik ke arah dream house yang kupajang. Miniatur rumah itu menjulang tinggi melebihi batas kubikel, bahkan lebarnya hampir memenuhi meja. "Apa lihat-lihat?" hardikku.

Kambe tak acuh, saat sudah menyamankan diri di kursi dengan busa kualitas rendah, dia lantas mengerling pada Saeki yang mendekat. Duduk selama setengah jam di sana, akan membuat pantat panas. Lain kali Kambe akan membawa Pininfarina's Aresline Xten, kursi dengan teknologi terbaru yang dibandrol dengan harga sekitar 200 milyar Rupiah.

"Ano, apa kamu mau satu? Ini adalah Gummy Fish terbaru," tawarnya dengan satu bungkus gummy yang sama. Pipi Saeki bersemu, warnanya tidak berbeda dengan untaian rambut. Baiklah, wanita waras di dunia ini tentu akan terpesona ketika berdekatan dengan Kambe. Dari aroma tubuhnya saja, setiap cuping hidung akan mengirup bau kekayaan yang semerbak mewangi.

Membuka telapak tangannya, Kambe mendapatkan gummy berbentuk ikan kakap merah yang langka. "Beruntung sekali," kagum Saeki.

Kato kembali menuju tempat duduk, di saat Kambe mengangkat gummy ke arah lampu. Apa yang dilakukannya sekarang seperti jargon untuk mengenali uang palsu. Dilihat. Diraba. Dikunyah.

Hate Your Unlimited Money [Daisuke Kambe X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang