Desakan

97 10 0
                                    

Tak cukup butuh lama Ayu udah sampai di RSUD Raja musa

Ayu berjalan dikoridor rumah sakit mencari kamar inap milik neneknya dirawat

Dan akhirnya ketemu
Klik.. ayu memutar gagang pintu dan mendorong perlahan pintu, pintu terbuka terlihat nenek terbaring lemah di atas kasur rumah sakit

Ayu langsung berlari dan memeluk nenek

" hiks..hiks..Nenek nggak papa kan?"
Tangis ayu pecah

"Nenek nggak papa kok" ucap nenek mengelus lembut pucuk kepala ayu

"Nenek kok bisa masuk rumah saki sih?" Tanya ayu sambil menyengka air mata dipipinya

"Nenek cuman kecapeaan" ucap nenek tersenyum berusaha tegar

"Ohya...! Gimana ? Luluskan ?" Tanya nenek

Ayu mengeluarkan SKL yang dari saku roknya dan memberi kepada nenek

"Alhamdulillah" ucap nenek saat melihat keterangan lulus di surat itu.

Klliikk..

Pintu didorong pelan dari luar
"Assalamualaikum" ucap bunda dan ayah baru sampai

"Waalaikumsalam" ucap ayu dan nenek bersamaan

"Mama....." bunda berlari dan langsung memeluk nenek

Ayu berdiri dari tempat duduk
"Bun.. duduk bun!" Tawar ayu kepada bunda

"Makasih kak" ucap bunda duduk

Ayu hanya tersenyum kecil, lalu mendekati ayahnya

" yah ayu keluar ya! Nunggu di luar" ucap ayu sebelum keluar dari kamar
Dan dijawab angukan kepala dari ayahnya sambil tersenyum

Ayu berjalan lemah menuju kursi besi yang ada di depan kamar nenek menginap

Ayu menghempaskan punggunnya di kursi dan kepalanya disandarkanya di tembok, kepalanya sekarang benar-benar pusing ditambah lagi hatinya sedang kacau

"Ck.. puas sekarang kak? Lihat nenek terbaring lemah nggak bisa marah lagi, nggak bisa ngatur-ngatur lagi"
Ucap habib menyandarkan bahunya dan melipat kedua tangannya di depan dada

"Maksud lu ap?" Tanya ayu pada habib tanpa melihat kearah habib

"Ini kan yang kakak mau ? Supaya kakak bebas mau keluar malam, treck-treckan dijalan, dugem ya kan?" Ucap habib menaikan satu oktaf nada bicaranya

"Jangan asal ngomong lo " ucap ayu berdiri

"Habib nggak asal ngomong kak, habib ngomong sesuai fakta, karna kakak nenek masuk rumah sakit"

"Cobak aja kakak buat ulah, selalu nurut apa kata nenek, mungkin nenek gak akan marah dan gak akan kumat darah tinggi nenek kak" ucap habib

"Ck...terus aja lu salahin gua, lagian percuma li salahin gua gak akan mengubah keadaan nenek gak akan sembuh, mending lu berdo'a sana!" Ucap ayu sambil tersenyum sinis

"Tapi setidaknya kakak, untuk kali ini aja kakak turutin kemauan nenek" desak

Ntah mendengarkan atau tidak kata-kata habib ayu malah melengang pergi meningalkan habib yang terpaku menatap ayu dengan kesal
.
.

Ayu berjalan dengan lemah, pikiranya terus memikirkan desakan habib saat di depan kamar neneknya

"Ah.." pekik ayu pelan sambil menekan-nekan pelan kepalanya yang terasa pusing

Braak...

Ayu tak sengaja menabrak seorang dokter yang baru keluar dari ruangan

"Maaf dok saya nggak sengaja" ucap ayu mendongak kearah dokter

Cleeeppp..hussshhh....

Tiba-tiba tubuh ayu merasakan angin yang menjalar keseluruh tubuh, hati ayu merasakan kenyamana, pikiran ayu seperti berada di padang rumput hijau dengan angin sepoi-sepoi

Seketika pikiran nya tentang kecemasanya tentan keadaan nenek dan desakan habib hilang saat matanya tak sengaja bertatapan dengan dokter itu

Dokter itu memiliki tubuh yang cukup tinggi, tubuh ayu hanya setinggi bahunya saja

Badanya tidak terlalu besar tapi dadanya bidang, rambutnya tertata rapi hanya saja wajahnya yang tidak jelas karna tertutup masker yang hanya terlihat matanya yang agak sipit tapi mampu membuat siapa saja menatapnya terasa nyaman

"Dek.. kamu nggak papa?" Tanya dokter itu

"Eh.. saya gak papa dok" ucap ayu tersadar dari lamunannya langsung menunduk

"Lain kali hati-hati ya"

"Iya dok, sekali lagi saya minta maaf!"

"Iya, saya permisi dulu" ucap dokter itu sebelum pergi

Ayu terus menatap pungung dokter itu yang semakin lama semakin menjauh

Setelah dokter itu benar-benar hilang dari pandagan ayu kembali berjalan keluar dari rumah sakit
.
.
.




Thank's😊



Idzhar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang