28 : Sekolah (2)

140 22 0
                                    


Sore sore gini enaknya minum es, tapi Chandra gak ada uang. Mau minta mama juga nanti pasti digaplok.

Jadi, dia urungkan niatnya buat beli es kepal milo.

Tapi namanya juga rejeki, tetangganya ada nganterin sop buah sama kolak. Dih kenapa ya?

Waktu itu kan belom puasan.

"Ma, dianter sama tetangga nih, sop buah Chandra makan ya?" kata Chandra terus naroh dua benda itu di meja makan.

Menunggu persetujuan emaknya dia pun duduk disitu, "mak, Chandra makan ya sop buahnya?" Maknya yang asik masak pun masih gak denger.

Chandra jadi kepo kenapa mama gak denger daritadi. Dia intiplah dan ternyata mama nya pake sumpelan telinga dan hp didepannya.

"Astagfirullah, mama," Mamanya kaget gitu kan, "daritadi Chandra panggil. Itu ada tetangga ngantetin sop buah, Chandra makan ya?"

Mamanya ngangguk terus kembali liat hp sambil masak.

Ternyata yang diliat adalah, ibu ibu obral baju di facebook.

Ya Allah, Chandra mah istigfar kalo gini.

Chandra ngambil mangkok dan nuangis itu sop buah. Menggoda mata sekali ini sop buah.

Ada mangganya, jelly jelly, melon, semangka, telor kodok dan lain lain.

Chandra bawa kedepan tv tapi gak tau kenapa ada yang dateng, itu Juna.

"Heh lu ngapain kesini?" Tanya Chandra pas buka pintu.

Juna mukanya beler, kayak habis diusir dari rumah, "gue kabur dari rumah. Kakak gur jahanam banget," kata Juna terus masuk.

"Jahanam kenapa?" Tanya Chandra.

"Ya masa dia ngadain party entar malem ngasih tau gue sore gini. Disuruh minggat gue," kata Juna sambil jalan ke kamar Chandra.

Eh tapi, dia melihat sesuatu di ruang tamu, "sop buah siapa nih?" Tanya dia terus nyeruput itu minuman yang seperti makanan, atau makanan yang seperti minuman? Entahlah

"Eh punya gue! Lu ke kamar aja sana. Mandi."

Akhirnya Juna nginep dirumahnya Chandra sampe besok pagi.

Mereka berdua masih molor, tapi ada sebuah suara yang ngeganggu mereka, apalagi kalo bukan suara hp.

Gak tau punya siapa, "Chan, hp lu matiin goblok," kata Juna kesel sambil nendang Chandra.

"Heh yang sopan sama majikan," kata Chandra gantian nabok Juna terus ngambil hpnya yang mati alias low.

"Hp lu anjir! Bukan punya gue," Juna ngambil hpnya dan ngebuka ternyata itu kakaknya, "halo."

"Apa? Gak kedengeran bangsat," kata Juna kesel terus matiin hpnya.

Dia bangun, "gue mau mandi duluan Chan. Sekali kali kita berangkat cepet," kata Juna.

Berangkat cepet dari sebelah mananya Junaedi, ini udah jam tujuh astagfirullah.

Mereka gantian nyanyi eh mandi. Typonya astagfirullah.

Habis itu sarapan, "kalian berangkat siang banget loh," kata Mama.

"Gak papa, ini udah terhitung pagi," kata Chandra.

Habis makan mereka berdua berangkat. Kali ini berangkatnya pake motornya Juna.

Mereka berdua ke sekolah dan nyampe diparkiran, "eh pak! Jangan ditutupin dulu atuh," kata Chandra.

Pak satpam geleng geleng, "kamu ya, masih lama tutupnya. Cepet masuk sana," kata pak satpam itu.

Chandra sama Juna jalan santuy tapi bukan ke kelas ke kantin.

"Gue mau es teh panas," Chandra ya Chandra. Otaknya ketinggalan di kolong jembatan kayaknya.

"Gue tabok lu! Pesen sendiri sana."

Setelah acara pesan memesan selesai, mereka duduk santuy lagi di kantin.

Sampe dengan gak ada akhlaknya Zhidan ngagetin mereka berdua. Tadinya Chandra lagi minum dengan khidmat.

Gak, gak keselek, gak muncrat ke muka Zhidan juga tapi air yang dia minum balik ke gelas.

"Anjir! Gua tabok lu Dan," Zhidan cuma haha hehe sambil duduk didepan mereka, "maafin, kalian kok kagak ke kelas?"

"Males, ketemu Gea."

"Gue kemaren nyolong pulpen dia tapi kayaknya ketahuan," kata Juna sambil nyeruput marimas anggur yang dia beli.

"Dih bego, kemaren di ngamuknya ke gue. Pas kalian ke kantin," kata Zhidan nyesel kemaren gak ikutan ngantin.

"Pfft, yang sabar," kata Juna.

Gak lama bel bunyi dan mereka ke kelas tapi gak masuk, di luar doang nungguin guru masuk biar Gea gak bisa marah sama dua eh tiga biji gak ada akhlak.

Gak lama Bu Dena dateng, "ehehe bu hayuk masuk," kata Chandra.

"Kalian tumben nungguin ibu?" Tanya ibunya kaget. Ya iyalah, biasanya juga diharap tidak masuk.

"Gak papa hehe."

Dasar-!

Mereka masuk, Gea yang duduk didepan langsung melototin Chandra sama Juna, seakan akan bilang, "awas aja lu jamet, mati sama gue."

Juna merinding sendiri, "bu, kayaknya Gea kesurupan deh, tuh melotot," kata Zhidan sambil lari duduk ke bangkunya yang emang di belakang.

"APA?! GUE GAK KESURUPAN!!"

"ITU NYATA KESURUPAN MAUNG!!" Sahun Yohan sambil berdiri.

"AWAS EUY ADA MAUNG!!" Gibran dengan kompor mledugnya.

"Liat aja kalian! Gue alpa di absen harian," ancem Gea.

"Mainnya ngancem ngancem gak asik!" Kan Fakri ikutan ngomporin.

"Udah ayok belajar."

.
.

Ter-gak ada akhlak

ᴅ ɪ ʀ ᴜ ᴍ ᴀ ʜ ᴀ ᴊ ᴀ   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang