35 : Vidcall

115 17 2
                                    


Setelah sebulan lebih. Fakri akhirnya mau vidio call sama keluarganya di Solo.

Biasanya vidio call bareng mama, adek laknat sama bapak. Sekarang sendirian.

Jadi deg degan.

Pagi jam sepuluh gini biasanya dia masih molor. Rumah belom dibersihin tapi gara gara mau vidio call keluarga di Solo.

Ya Fakri mandilah. Malu banget kalo gak mandi.

Oh iya.. omong omong, daritadi gue yang ngomong.

Fakri hari ini gak sendirian guys!!!

DIA BARENG HARIS!!!

Hari ini sepupunya yang tinggal di Jakarta. Mau pulang ke Solo tapi cuma dapet surat izin boleh ke sanak saudara terdekat.

Ya udah ke tempat Fakri ae. Eh malah sekeluarga di Solo, Fakri doang yang dirumah.

Ngenes emang.

"Apa bilang adek lu, fak?" Tanya Haris. Dia lagi duduk depan tv sambil main hp.

"Katanya bentar, belum pada ngumpul," jawab Fakri. Mereka mau vidio call sama keluarga di Solo.

Kan tadi udah dibilang.

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka tersambung sama keluarga di Solo.

"Assalamualaikum," kata Haris sama Fakri barengan.

"Aduh, Haris ganteng banget, mau ya jadi menantu tante?" Tanya Mama Fakri.

Fakri sama Hari liat liatan, "ma, Fakri masih waras," kata Fakri.

Mana mau di dinikahin sama Haris, jatohnya najis.

"Yeu! Geer banget kamu, kan mau dijodohinnya sama si Fika kok."

"APA?!?! ENGGAK MAU!! ENAK AJA MAU JODOHIN FIKA SEMBARANGAN GITU!!" Kata Fika ngegas sambil melotot lotot.

Fakri geleng geleng aja, "toa lu dek, udah mirip Chandra."

"Apa?! Gak kedengeran!"

"Ya Allah. Adek siapa sih?"

"Udah udah. Kamu gimana kabarnya di Jakarta Haris?"

"Baik tante. Disana gimana? Padahal tadi Haris mau pulang ke Solo," kata Haris kalem banget.

Kita belum menguak faktanya mwehehe

"Baik juga. Sebentar, mereka belum ngumpul," kata Mama Fakri terus pergi. Itu hp dibiarkan disitu tanpa orang.

Mumpung gak ada orang Fakri nampol Haris yang langsung di tampol balik, "sok kalem banget lu," kata Fakri.

"Kalo gak kalem, bukan gue."

Fakri masang gaya mau muntah, "astagfirullah. Ngomong nih sama tangan," kata Fakri ngasih tangannya ke depan mukanya Haris.

"Udah dua tahun loh, kenangan yang lu nginjek eeq kambil di Solo," kata Haris sambil ketawa ketawa. Fakri mau teriak aja rasanya.

Bisa bisanya diingetin. Iya, waktu di Solo mereka bawa kambing kenpadang rumput. Fakrinya aja yang gak ada adab terus lari larian yang hasilnya nginjek boba alias tai kambing

Mana dia gak tau. Dia jalan aja sampe rumah, eh tau tau dimarahin perkara bau tai kambing yang ada di sandal Fakri.

"Ya gak usah diingeting, suaminya Raisa," Haris mikir dulu. Siapa sih?

"Siapa? Suami Raisa? Raisa siapa?"

Fakri ngelus dada, "Ya Allah. Nih ngomong sama tangan part dua."

Gak lama ada suara rame rame dan para bocil datang.

"Mas Fakri!"

"Mas Haris!!"

Dua duanya kaget terus tutup telinga, sok sokan budeg padahal suaranya mereka gak sekenceng toa Fika tadi.

"Iya, kalian puasa gak?"

"Puasa dooonggg!!"

Disana ada tiga bocil yang riweuh geser geseran takut gak masuk kamera.

"Jangan dorong-dorongan," kata Haris, dia tuh suka gemes kalo anak anak kecil kayak mereka ngumpul.

Bawaannya pengen nyentil ginjalnya.

"Ini salah Reza, mas."

"Ih kok aku? Kamu lah Zal!"

"Bukan aku, itu gara gara Nabila."

Fakri sama Haris jadi pusing kalo kayak gini. Bisa bisanya itu tiga bocil malah bacot bacotan disana.

Sampe para sesepuh datang.

Ya Allah, durhaka sekali.

Setelah berbincang lama dan lama akhirnya itu vidio call selesai setlah satu jam.

"Alhamdulillah. Capek gue," kata Fakri terus berdiri.

"Eh vidio callan sama temen temen lu aja. Gue bosen nih," kata Haris gonta ganti channel tv.

"Heh. Paketan gue limit."

"Pake hp gue aja...

...sekalian ngeprank."

.
.

Haris

Haris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᴅ ɪ ʀ ᴜ ᴍ ᴀ ʜ ᴀ ᴊ ᴀ   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang