*Pak Tua*

936 41 0
                                    


Mansion Alexander

Author POV

Sesuai dengan janji yang kemarin Clara dkk (dan kawan-kawan) akan menuju kantor cabang milik Clara yang ke- 50. Sahabat Clara sudah stanby di mansionnya tinggal pamit terus berangkat dehh..

"Mom, Dad, Bang. Clara ama Ari pamit dulu ya mau main."alibi Clara.

"Ya udah pulang nya jangan malem-malem yaa."ucap Tina a.k.a Mommy 2C.

"Iya mom, tapi kami ngga janji."ucap Clarista sambil tersenyum kudaa😁

Clara yang di sebelah Clarista langsung menoyor kepala Clarista yang agak gesrek. Clarista mengasuh kesakitan sambil mengelus kepalanya yang sudah kena toyor oleh Clara.

"Assalamualaikum."salam mereka dan tak lupa mencium punggung tangan orang tua dan abangnya.

Sebelum berlalu Clara sempat membisikkan sesuatu kepada Kevin. "Jangan lupa besok, pulang sekolah. Siapkan uang yang banyak ya bang."bisiknya, menyeringai kecil dan berlalu pergi di ikuti yang lainnya.

Sebelum menghilang di balik pintu, Clara sempet juga mendengar batin seseorang.

Tamat dah duit guee', batinnya dengan wajah lesu nya.

Clara terkekeh kecil dan menghilang di balik pintu.



Skip> Kantor Cabang

Clara Pov

Gue sama yang lain make mobil punya gue. Gue sama yang lain juga masih di dalam mobil.

"Bentar gua mau liat gerak-gerik nya."ucap gue.

Yahh...kalo kaya gini mana bisa gue bantah, batin Cassi dan Kania.

Gue menatap laptop masa depan gue yang kecilnya kalo yang besar ada di ruang rahasia.

Kalo yang kecil bisanya cuma melihat gerak-gerik musuh yang kita incar dan kejadian yang sudah berlalu ataupun yang akan terjadi kedepannya, tapi disitu gak ada caranya buat Bangkep tuh tikus nakal tapi kalo laptop yang kecilnya ini biasanya cuma bisa pake otak genius gue.

Sedangkan yang besarnya dia bisa segalanya bahkan di kasih tau cara-caranya bagaimana. Itulah kehebatan masing-masing.

Gue sama lain masih menatap laptop masa depan. Gue mengetik di sana pukul 14.00 wib. Dan muncullah kejadian 30 menit yang akan datang. Yang lain juga menatap ke arah laptop dengan tampang seriusnya.

Gue menutup laptop secara tiba-tiba membuat mereka terlonjak kaget dan gue memandang mereka satu persatu. Mereka menelan salivanya susah payah pen ketawa gue, tapi gue harus tahan dulu karena ini hal yang perting.

"Ari Lo udah pasang alat penyedap suaranya?"tanya gue.

"Udah."

"Oke, jadi rencananya gini. Kalian masuk lewat balkon ruangannya dengan hati-hati dan langsung bersembunyi yang ngga bakal diketahuinya atau yang gak di rasanya gk ada orang di ruangan itu selain dia. Nah gua bakal masuk sesantai mungkin seolah tak terjadi apa-apa. Kalo gue tepuk tangan kalian kelaut dari persembunyian dan kepung dia belakang dan samping kanan kirinya. Kalian jangan gegabah dulu, nanti aja kalo mau puas di markas aja, kalo di sini banyak karyawan yang curiga. Nanti bakal ada bang Raka dan 2 anggota membawa tuh tua Bangka keluar. Kalian bawa topeng kan?"jelas dan tanya gue.

"Bawa ketua."jawab mereka bertiga serempak.

"Good girl. Paham kan?"tanya gue.

"Paham."

ANGEL'S OF DEATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang