Derita Anak Pertama, dan Segala Keluh Kesah nya

18 4 0
                                    

Kamu anak pertama? Yang selalu dituntut untuk jadi panutan buat adik -adik mu?
Dituntut untuk selalu sabar menghadapi mereka yang kadang menyebalkan.

Apa kamu lelah? Saat adik mu mulai ngelunjak pada mu, mulai berani membentak mu. Dan kamu hanya bisa memendam nya dalam hati sendrian. Mungkin diantara kalian ada yang dapat memberi adik-adikmu sedikit hukuman. Tapi bagaimana yang tidak? Yang hanya bisa memendam nya dalam hati.

Belum cukup masalah adik, kita juga dituntut untuk sabar dalam menghadapi setiap masalah orang tua kita. Kita yang paling besar disini. Kita adalah yang paling terdepan dalam mengetahui setiap orang tua kita mempunyai masalah dan kita juga dituntut untuk selalu terlihat 'baik-baik saja' di depan mereka. Bagaimana kalau sebenarnya hati mu tersayat? Apa yang kamu rasakan saat kamu harus pura-pura bahagia? Aku yakin sangat menyesakkan, bukan?

Harus selalu tersenyum dan memberitahu kepada diri sendiri bahwa semua ini baik-baik saja, walaupun diri mu sendiri tidak sebaik itu.
Merasakan sesak didada karena menahan tangisan yang seharusnya tidak dibendung.

Belum lagi kita kebingungan, karena ditutuntut untuk membuat keputusan atas hak yang seharusnya kita tidak putuskan sendirian. Kita butuh dorongan. Tapi yang kita dapat terkadang ketidak pedulian dan pengajaran bahwa anak pertama memang harus selalu melakukan semua urusan sendiri.
Kita hanya bisa menahan tangis karena pikiran telah terbebani hal-hal yang tidak semestinya kita pikirkan.

Kamu selalu salah. Dimata mereka kamu selalu salah. Bahkan saat bukan kamu yang salah, kamu tetap disalahkan. Pikiran-pikiran negatif itu muncul tak karuan. Menambah sesak didada. Sampai bendungan yang seharusnya membendung air mata akhirnya pecah. Tangisan mu membanjiri pipi. Tentu saja kamu tidak dapat seenaknya memperlihatkan tangisan itu seperti waktu kecil dulu. Walau sebenarnya kamu butuh pundak pada saat itu. Yang kamu perlukan hanya bantal dan selimut dan berlagak seakan kamu sudah tidur saat orang rumah melihatmu diatas kasur.

Apa lagi yang akan menimpa kehidupan mu dalam menjalani peran anak pertama? Perhatian untuk mu yang terbagi? Tidak mempunyai figur kakak yang melindungimu? Menjadi korban yang disalahkan saat ada kesalahan sedikit dirumah meski bukan kita pelakuny...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa lagi yang akan menimpa kehidupan mu dalam menjalani peran anak pertama? Perhatian untuk mu yang terbagi? Tidak mempunyai figur kakak yang melindungimu? Menjadi korban yang disalahkan saat ada kesalahan sedikit dirumah meski bukan kita pelakunya? Atau lebih parah lagi, kamu menjadi tersangka saat kamu gagal karena tidak bisa 'pura-pura bahagia'?

Memang banyak yang dapat dikeluhkan oleh anak pertama. Masalah diatas mungkin belum seberapa.
Tapi dilihat dari hak yang kita miliki. Kita bebas dari ikatan apapun. Memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan diri di dunia luar.
Perhatian untuk mu yang terbagi membuat mu bebas memperhatikan dan memanjakan diri sendiri dengan cara yang unik.
Tidak memiliki figur kakak juga dapat memberikan mu kebebasan dalam memilih atau pun bertindak, selagi kamu menginginkannya dan kamu berusaha, kamu pasti mendapatkan nya.
Saat kamu dituntut memutuskan, ya berarti kamu bisa bebas memutuskan apapun sesuai keinginanmu. Kamu hanya harus memahami dirimu sendiri, passion mu! Apa passion mu? Kenali diri mu sendiri!

Pura-pura bahagia tak seberat itu, kawan!
Menjadi anak pertama memiliki banyak nilai plus nya. Kamu memiliki hak untuk membuat dirimu bahagia dengan caramu sendiri.
Sebenernya pura-pura bahagia bukan pilihan untuk mu sandangkan. Kamu hanya belum mengetahui hak mu. Dan kamu berhak untuk menjadi benar-benar bahagia dalam menjalankan peran mu ini.
Terkadang, menyayangi itu lebih menyenangkan lho! Yakinlah!

Banyak yang harus kamu lalui! Bukan cuma sekedar berpikir keras bagaimana bisa menjadi figur yang baik didepan adik-adikmu, tapi kamu memang harus begitu untuk dirimu sendiri, bukan untuk orang lain termasuk adik-adikmu. Soal menjadi contoh adalah pilihan mereka. Saat kamu sudah mencontohkan yang baik, telah menjadi pilihan mereka untuk mau mengikuti nya atau tidak. Yang terpenting adalah, kita harus berkembang.
Cobaan untuk anak pertama memang sangatlah berat. Tapi dengan luka itu, kita mempunyai beberapa keunggulan.
Kita dapat berkembang tanpa batasan, memiliki hak sendiri untuk menentukan kebahagiaan dengan cara unik sendiri, dan pasti kamu akan bahagia saat kamu menemukan kebenaran bahwa kamu memang pantas untuk merasa bahagia.

Hai! Anak pertama! Jangan menyerah! Teruslah berkembang!
Kamu dapat menjadi apapun, selagi kamu memberikan yang terbaik untuk perjuangan mu. Masalah seperti yang kita bicarakan tadi hanyalah segelintiran bulir jeruk dalam segelas air jeruk. Tetap sayangi keluargamu! Pura-pura bahagia bukan pilihan. Jadilah bahagia, seperti yang kamu inginkan. Bukan pelarian, apalagi mencari alasan untuk tidak mengemban pengabdian. Jadilah kuat. Jadilah tegar. Memang tidak adil bagi kita. Tapi kita memang harus memberikan yang terbaik, walau itu sangat menyakitkan!

Kamu dituntut menjadi penyayang. Tidak seberat kedengarannya kok. Semangat!

...

MOOD FOR SALE - Anak Pertama dan Segala Keluh kesahnya.

....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MOOD FOR SALE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang