Malam itu Rara yang baru pulang dari makam ibunya harus berhenti didepan supermarket karena hujan malam ini kembali mengguyur kota Bandung.
Sambil memeluk tas kecilnya Rara duduk dikursi yang ada didepan super market. Udara dingin mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Rara hanya memakai celana jeans panjang dan kaus pendek berwarna senada. Ia tidak ingin hujan-hujanan takut sakit nanti.
Sambil menunggu hujan reda, ia mendengarkan musik dari ponselnya.
Ketika hujan mulai reda ia langsung bergegas pulang, ia melirik arloji yang bertengger manis di tangan kirinya sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, ternyata cukup lama ia menunggu hujan reda.
Gadis berambut cokelat panjang dengan bawahnya yang dibuat keriting itu berjalan kaki untuk mencari taxi, dilihatnya sekeliling sangat sepi, mungkin orang-orang enggan untuk keluar rumah dan lebih memilih tidur diatas kasur.
Keadaan yang semula sepi harus menegangkan ketika Rara melewati segerombolan orang berjaket hitam sedang berkumpul ditepi jalan, ada yang memegang tongkat dan ada yang memainkan gitar, Rara enggan melewati mereka, tetapi Rara terpaksa karena tidak ada jalan lain dan jika ia ingin segera pulang mau tidak mau ia harus melewati orang-orang itu.
Dengan jalan memunduk dan sedikit menjauh Rara terus berjalan sambil berpegang etar pada tali tas nya, Rara sangat takut apalagi sekarang sangat sepi dan sudah malam.
Setengah mati ia coba untuk cepat-cepat melewati mereka, namun, tampaknya satu diantara mereka menyadari keberadaan Rara
" Hay cewek, sendirian aja"
Jantung Rara ingin copot rasanya karena saking takutnya, ia menambah kecepatan langkahnya untuk segera lewat.
" Diem aja Neng, buru-buru amat"
Lagi, perhatian orang-orang yang semula ditujukan kepada cowok yang bermain gitar sekarang semuanya menatap Rara yang sedang ketakutan setengah mati" Sini dulu lah kumpul bentar sama kita-kita"
"Wuidih cantik bener"
"Mau abang temenin gak Neng?"
"Witwiw, ah si Neng mah sombong"
Langkah Rara harus terhenti karena ada seseorang yang menghalanginya, Rara yang semula sangat ketakutan tambah ketakutan ketika cowok itu menarik tangannya.
"Ayo lah Neng"
Cowok itu masih terus menarik Rara
"Lepas!" Rara berusaha melepaskan tangan besar yang mencekalnya, namun nihil tenaganya tak cukup kuat untuk melawan cowok bertubuh besar itu.
" bentaran doang elah"
Ia terus menarik lengan Rara, tapi Rara masih mencoba untuk melepaskannya" Udah gak usah malu-malu, bener gak bro?!"
"Yoi!"
Temannya yang satu lagi menyahut dengan semangat"Gak mau! Lepas!"
Bugh
Tangannya yang semula dicekal dengan kuat kemudian terlepas begitu saja ketika ada kaki yang menendang punggung cowok yang memegang tangannya tadi dengan keras hingga menyebabkan cowok yang mencekal tangan Rara terjungkal ke bawah.
" Gak gitu kalo sama cewek, bro"
Seorang cowok memakai hoodie hitam dan celana selutut menarik paksa Rara menjauh, tampaknya akan ada keributan yang melibatkan adu jotos disini, Rara yang sadar pun segera menjauh.
"BANGSAT!!!!"
Cowok yang tadi mencekal lengan Rara marah, merasa di tantang akhirnya ia melayangkan tinju ke arah laki-laki yang menolong Rara, dengan gesit cowok itu mengelak dan perkelahian pun tidak bisa dihindarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen FictionIni kisah tentang Langit, cowok most wanted boy di SMA Pertiwi. Cowok yang jago basket sama bela diri ini jadi incaran cewek-cewek di sekolahnya, selain ganteng banget, ia juga cowok tajir, ayahnya pengusaha sukses, dan ibunya pemilik butik yang ter...