Saat keluar mobil vania sekarang malah tambah merasa yakin bahwa kenal tempat ini tapi ia lupa, vania berusaha mengingat ingat tempat ini. OH YA TEMPAT INI KAN...
ya, tempat ini merupakan salah satu kenangan bagi vania. Ia mengingat tempat ini. Taman ini mengingatkan vania kepada kakek dan neneknya yang sudah pindah ke Canada.
ah, lebih dari itu. ia juga teringat teman kecilnya, satu satunya orang yang mau menemaninya disaat yang lain menjauhi Vania. Sungguh, Vania sangat merindukan laki laki itu, teman kecilnya yang bernama Kevin Alaskar Sanjaya.
geo yang melihat vania diam saja pun segera menghampiri vania
"vania, sinii kok malah bengong di situ" ujar geo yang membuat vania tersadar lamunannya."ah—emm iya—iya hehe" jawab vania gelagapan, lalu segera menghampiri geo yang sudah duduk di bangku taman sambil menikmati pemandangan ditaman itu.
15 menit geo dan vania menikmati keheningan sampai pada akhirnya geo yang membuka percakapan.
"van" ujar geo memulai percakapan dan hanya dibalas dengan 'berdehem' oleh vania.
"Kok lo tuh ga kayak yang lain, kalo liat gue histeris sambil nyapa gue. lo malah cuek sama gue, kan gue ganteng tau vann" tanya geo sekaligus membanggakan dirinya dengan percaya diri yang membuat vania memutarkan bola matanya malas
"hih, pede bgt sih lo. gue bukan cewe lebay yang liat cowo kayak lo langsung teriak teriak ga jelas" jawab vania sedikit nyelekit tapi tidak dipermasalahkan oleh geo.
"lo kelas XI IPS 2 kan? Mulai besok istirahat bareng gue ya. gue samperin ke kelas lo" ucap geo kembali sekaligus ajakan untuk vania—ah lebih tepatnya perintah.
"ngapain? gue mau isti—" vania ingin menolaknya tetapi mulutnya sudah ditutup terlebih dahulu oleh geo oleh tangannya.
"sttt, ingetkan? Seperti biasa gue ga pernah terima penolakan vania" geo mengucapkan kata kata itu lagi. dengan menekankan kata 'penolakan' untuk memperingatkan vania bahwa ia tidak suka dengan yang namanya 'penolakan'
"ck, pemaksa. lagian lo ngapain nanya nanya sih ke gue?" ujar vania dengan sedikit nada kesalnya.
"ya gapapa emangnya ga boleh ya nanya nanya biar gue tau lo lebih deket hehe" Balas geo yang diakhiri dengan kekehan dibelakangnya.
"ya boleh si, tapi kan—" ucap vania yang lagi lagi terpotong oleh geo.
"udah jam 5.30 mending kita pulang nanti gue di amuk sama abang lo" ajak geo kepada vania. Lalu langsung bergegas masuk ke dalam mobil.
•••
sesampainya di komplek perumahan 'blue starlight' lebih tepatnya komplek rumah vania. Geo pun membangunkan vania yang sedari tadi tertidur
"van... Bangun udah mau sampe" ujar geo dengan lembut agar vania tidak terkejut, karna ia tau jika ia membangunkan vania dengan teriak teriak yang ada geo akan diamuk oleh vania.
mendengar ada suara seseorang yang membangunkannya vania pun segera membuka matanya lalu merapikan penampilannya yang sedikit berantakan akibat ia tertidur.
"makasih ya ge, hehe" ucap vania kepada geo saat mereka sudah tiba di rumah vania. saat vania hendak keluar tangannya terlebih dahulu di cekal oleh geo membuat pergerakan vania terhenti. Belum sempat Vania bertanya geo sudah memotongnya terlebih dahulu
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Feelings
Teen FictionCINTA DAN PERASAAN? 'ga semua pertemuan berujung persatuan, begitu juga dengan kita. Mungkin saat ini lo cinta sama gue, tapi gue maupun lo ga ada yang tau kedepannya. Perasaan itu bisa aja menghilang jika lo nemuin yang lebih dari gue bukan? maaf...