Orang itu mukanya seperti tak asing bagi vania, saat ia akan melihat lebih dekat, ia semakin terkejut karna ia melihat seseorang yang tidak pernah ia sangka, orang itu -
oh no, orang itu bang alex, bersama geo dan rian. Melihat hal itu menjadi tanda tanya besar di kepala vania. Setau vania bang alex itu ga pernah bolos seperti ini. 'Wah, ternyata bang alex sering bolos' gumamnya dalam hati
Vania pun menghampiri mereka"Oh ternyata bang alex suka bolos?! kira kira mama udah tau belom ya, hm. Kalo belom kasi tau ah" ujar vania tiba tiba yang membuat alex bersama geo dan rian tersentak kaget.
"LAH ELO KOK DISINI DEK? BUKANNYA MASI JAM PELAJARAN?!" tanya alex yang terkejut, geo dan rian hanya memandangi aksi kakak beradik ini
"gue dihukum gara gara ketauan main hp, yauda gue cabut ke kantin aja mending. Lo juga ngapain disini? bolos ya?!! kasi tau mama ah" Ledek vania sambil pura pura ingin menelfon mamanya
Tangan vania langsung di cekal terlebih dahulu oleh alex.
"dek, jangan aduin ke mama dong. duh vania makin cantik dehh" pinta Alex sambil memuji vania. Vania sudah mengetahui itu, Alex selalu memujinya agar keinginannya tercapai
Vania tampak berfikir sebentar
"hm, iya deh-" putus vania dan langsung di potong oleh Alex"beneran ya vann?" ujar Alex sambil menatap vania ragu. Vania pun kembali berbicara
"Eits tapi ada Syaratnya" pinta vania sambil terkekeh, ia melihat bang Alex memasang wajah muramnya
"apa?" Tanya Alex jutek
"Lo harus jajanin gue selama sebulan" Ujar vania yang membuat Alex membulatkan matanya dengan ekspresi terkejutnya. Vania melihat alex yang tampak berfikir
'gila ni anak, langsung miskin gue' batin alex"Gimana mau ga?kalo gamau gapapa sih. Tapi nanti jangan salahin vania kalo mama marahin bang Alex wlee" ucap vania lagi yang membuyarkan lamunan Alex
"yaudah iya, ribet lo" balas Alex dengan terpaksa
"hahahaha ngakak gue liat muka lo lex" tawa rian pecah, sedari tadi ia memperhatikan Alex dan vania sambil menahan tawanya. Alex menatap tajam ke arah rian lalu ke arah geo, Alex melihat geo yang senyum meledek kepadanya.
"APA LO SENYUM SENYUM SENDIRI, NGELEDEK GUE LO?! GA GUE RESTU-" Ucapan Alex terputus ketika geo menginjak kakinya dengan kencang yang membuat Alex mengaduh kesakitan
Vania yang mendengar ucapan alex tadi pun menoleh dengan tatapan bingung, sedangkan rian hanya pura pura main HP.
"hah? Restu apa bang?" Tanya vania kepada alex
"eh-e engga, ga di restuin-jadi-temen gue lagi maksudnya hehe" Balas alex terbata bata. Vania masih kebingungan ia lebih memilih pergi daripada pusing memikirkan hal itu, walaupun hatinya masih dengan rasa penasaran.
"udahlah vania cabut dulu ya bang, udah selesai pelajaran pak ibra. Pesen chocolate cookiesnya besok aja sekalian di bayarin bang Alex hehe" Ujar vania yang di akhiri dengan kekehan. Alex yang melihat itu hanya menatap adiknya sebal, dan juga lega karna adiknya tidak memperpanjang soal 'keceplosan' yang ia ucap tadi.
"Yaudah sana, balik ke kelas langsung" suruh Alex. Lalu vania melengos begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.
'Hih dia aja di kantin, dasar suka ga nyadar diri' batin vania saat ia sedang berjalan di Koridor menuju kelasnya yaitu XI IPS 2
•••
Vania memasuki kelasnya dan untungnya bu tati belum masuk ke kelas untuk mengajar. vania pun menghampiri Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Feelings
Fiksi RemajaCINTA DAN PERASAAN? 'ga semua pertemuan berujung persatuan, begitu juga dengan kita. Mungkin saat ini lo cinta sama gue, tapi gue maupun lo ga ada yang tau kedepannya. Perasaan itu bisa aja menghilang jika lo nemuin yang lebih dari gue bukan? maaf...