instant destiny

575 118 4
                                    






xavier. itu yang dari tadi memenuhi kepala jimin. sebelum pindah ke apartemen baru, jimin gak begitu peduli sama tetangganya. karna pada awalnya— tetangga kulit putih saljunya gak seberisik ini.

tapi kalo boleh mengaku, penyesalan untuk ketuk pintu tetangga nyaris nol persen. malah rasanya jimin baru lakukan keputusan terhebat di dunianya.

xavier, bukan manusia. jimin pikir begitu.

kalau diingat kembali, kulitnya putih pucat seperti salju, kakinya kecil bahkan kalau dibandingkan Barbara Palvin, xavier juaranya.

rambut warna cherry jadi pelengkap, xavier total mirip dengan tokoh disney yang hidup dibawah laut dengan sirip ikan dari pinggang sampai kaki — yap, ariel.

berhenti dulu memuji xavier, jimin tiba-tiba berpikiran kenapa tetangganya kasih tahu nama secepat itu— bahkan jimin gak tanya sama sekali.

ya, kalau jimin boleh pede, kayanya xavier jatuh hati duluan.







;






jam tiga malam, jimin masih berkutat dengan paper untuk pengajuan baksos, lalu tiba-tiba telinganya bergerak sendiri karna dinding penghalang antara sebelah ruangan keluarkan bunyi.

jimin hafal betul, Tame Impala - Instant Destiny berputar dengan volume lumayan kencang dari ruangan sebelah.

jimin belum sadar bahwa senyumnya perlahan mengembang ; memori berputar waktu jimin tegur xavier.


"next time, putar Tame Impala."


ada orang bilang, bertemu dengan orang yang punya selera musik yang sama itu menyenangkan, dan rasanya jimin mau berteriak— tapi diurungkan dan diganti dengan dirinya menari ikuti irama lagu.

jimin bahkan acak rambut cokelat terangnya gak karuan, kepala ditempelkan pada tembok penghalang antara ruangannya dengan xavier.

dan dibelakang tembok, xavier ikut tersenyum, telinganya tertempel ditembok. menikmati lagu— dan berharap tetangga barunya juga sedang mendengar lagu yang ia putar.







ucapan bersyukur jimin hari ini : terima kasih tame impala!

























3.06

walls [my]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang