0.06

18 8 0
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul 07:00 pagi , bel sekolah berbunyi keras , di pastikan siapapun yang berada di area sekolah akan mendengar nya. Anak-anak Osis langsung bergegas Mengarahkan para murid untuk segera masuk ke kelas masing-masing. Ketua Osis membawa kayu panjang tumpul yang membuat orang-orang takut.

“ Masuk Semuanya masuk !! ”













**

Kini Ezra berjalan santai menelusuri koridor , sambil mengunyah permen karet dan sesekali membuat gelembung di mulut. Ezra menggenggam handphone nya kuat-kuat. Tatapan lelaki itu sangat datar dan tenang . Bahkan tak ada tanda-tanda takut akan di tegur Ketua Osis ataupun guru yang lewat berjaga.

Ezra berbelok , melewati koridor yang menghubungkan kelasnya dengan UKS. Tak jarang siapapun melihat Ezra akan mencibir , ntah tentang sifatnya atau bentuk wajahnya yang memang pantas untuk di kagumi.














Brukkk

“.......duhh ”

Handphone Ezra hampir terlepas dari genggaman , untung Ezra menggenggam dengan kuat ,  kalau saja lelaki itu lehai , Pasti handphone nya sudah terjatuh di lantai dengan keras.

Ezra menoleh , matanya menelisik , melihat seseorang yang tentu saja menabraknya . Ntah lah , itu Ezra yang salah atau malah sosok laki-laki itu yang menabrak nya lebih dulu.

“ Kalau jalan tuh liat-liat ” Seru lelaki itu

Ezra mengangkat sebelah alisnya acuh , ia tak memperdulikan sama sekali. Bahkan dalam hatinya berkata bahwa dia yang salah , dia yang menabrak Ezra lebih dulu.

“ Minta maaf gek , malah diem aja ” Dia pergi , melewati Ezra dengan tatapan kesal.

Sambil mengangkat kedua bahunya samar , Ezra melanjutkan langkahnya hingga tiba di kelas.












**

“ Aldiss ” Panggil Kean heboh

Aldis menoleh dengan malas “ Apaan ? ”

“ Lu kira-kira nanti ikut eskul apaa ? ”

“ Enggakk tau ”

Kean mencibir , bibirnya berkomat-kamit karena kesal , merasa di acuhkan.

“ Ikut eskul bareng guee yuu ” Ujar Kean dengan semangat.

“ Eskul apaa ? ”

“ Gue taekwondo ”

Aldis mengangguk-angguk , memikirkan lebih dulu Tanpa harus menjawab.

“ Mau gakk ? ” Kean menyenggol lengan Aldis

“ Enggakk tau , udah itumah enggakk penting ” Aldis menjawab asal , lalu mengeluarkan buku kimia nya dari tas.

“ Lu mah gitu , gue gigit nihh ” Kean merengut , mendekap tangan di dada layaknya orang sedang ngambek.

Aldis memilih tak menjawab , dia terus memerhatikan buku kimia dengan berbagai catatan. Tulisannya makin lama makin membaik , meskipun terkadang menulis dengan kata-kata singkat.

“ Gue punya rekomendasi cogan nihhh ” Ujar Kean tiba-tiba.

Aldis mengerutkan dahi , cogan ? Cowok ganteng ? Aldis kurang tertarik akan itu. Dia hanya menoleh dengan malas-malasan. Tapi Kean sepertinya akan semangat jika menjelaskan hal itu.

“ Lu tau gak ? Cogan di sekolah ini siapa ? ” Kean mendadak seperti cacing kepanasan.

Aldis menggeleng lesuh “ Enggakk ”

Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang