0.08

14 6 1
                                    





••

Aldis sedang mencuci kotak makanan milik Dion , setelah menikmati roti bakar nya tadi malam. Pagi ini Aldis mencuci nya sendiri dan akan mengembalikan nya nanti di sekolah. Dia sudah siap dengan seragam sekolah hari ini , tak lupa untuk memakai almamater sekolah sebagai tanda bahwa ia bersekolah di sekolah itu.

“ Kemaren yang Dateng itu siapa ? ” Aldis di kegetkan dengan pertanyaan sang Bunda.

“ Kemaren itu ka Dion , dia janji sama aku untuk buatin roti bakar ” Jawab Aldis tanpa menoleh.

“ Ganteng ya anaknya ” Kata Kezia terkekeh kecil

“ Iyasi ganteng ” Aldis mengakui itu.

“ Bukan pacar kamu kan ? ”

“ Bukan Bun , dia Kaka kelas ku , anak Osis ” Aldis membantah itu.

“ Anaknya baik , Bunda suruh masuk tapi dia engga mau , katanya takut di gosipin ” Bunda terkekeh kembali.

“ Padahal dia aslinya ka Dion orangnya aneh menurut ku sii...”




















••

Kean mengorek-ngorek isi tasnya , mencari stabilo berwarna oranye , tapi tak kunjung ketemu. Dia terus mengubek ubek isi tasnya namun tetap saja tak ketemu.

“ Punya stabilo enggakk loh ? ” Kean Akhirinya bertanya pada Aldis.

Aldis menoleh “ Ada , tapi warna pink ”

“ Yaudahh deh enggakk papa ” Aldis menyuruh Kean mengambil sendiri dalam tasnya.

“ Kemaren Ka Dion jadi ngasih roti bakar ? ” Tanya Kean sambil menulis.

“ Jadi ”

“ Gimana ? ”

“ Enak rasanya ”

Kean berdecak “ Yaiyalah , orang ganteng yang ngasih gimana gak enak ”

“ Dia nganterin ke rumah gue ” Aldis Tersenyum.

“ I know , waktu itu dia minta data anak kelas X sama ka Renitasari ” Jawab Kean.

“ Dan lebih mengejutkannya , dia tau kalau gue suka rasa srikaya , pas banget gitu ” Aldis mengingat bagaimana manisnya saat itu

“ Mungkin dia tau kali , cewek rata-rata suka rasa srikaya kan , kaya gue ”

“ Tapi kan biasanya cewek sukanya rasa coklat ”

“ Terserah Lo aja lahh ”





















••

Savian dan Ryan kini sedang pemanasan di lapangan basket sebelum memulai aktivitas. Ryan sesekali melirik Ezra yang sedang duduk tenang di bangku besi pinggir lapangan. Cowok itu terlihat sangat tenang hingga tidak ingin di ganggu.

“ WOYYY , diem aja Luh ” Farel menepuk keras bahu Ezra , membuat sang empunya menoleh marah.

“ Ayoo , malah diem di sini ” Ajak Farel.

Ezra masih diam dan tak menjawab apapun , bahkan dia tak menghilangkan tatapan tenangnya kepada Farel.

“ Gue curiga lu beneran punya penyakit tuli deh kaya yang Dion bilang ” Farel mengusap wajahnya gusar.

“ Gue mau sendiri dulu ” Kata Ezra kembali menatap lurus.

“ Oke finee , gua ikut duduk yaa ” Farel mendudukkan diri di sebelah Ezra.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang