pertemuan 2

29 3 4
                                    

Pondok pesantren kami adalah pondok salafiyah, dipondok pesantren kami asrama santriwan dan santriwati  berada di satu komplek yang sama, sistem mengajinya pergolongan, ada golongan awwal, tsani dan 'ula, saat waktu magrib tiba semua santri berkumpul dimasjid untuk melaksanakan sholat berjama'ah.

Santriwan dan santriwati sebagian sudah berkumpul di masjid dan sebagian masih mengantri berwudu, maklum dipesantren kami jamban untuk santriwan hanya ada satu dan santriwati pun sama, jadi kebiasaan mengantri sudah biasa bagi kami, kami biasanya mengantri di jamban sejak sore tujuannya agar tidak telat kemasjid untuk berjama'ah.

Aku dan dua orang temanku bergegas ke masjid, diperjalanan temanku menyikutku " Aisyah itutuh santriwan yang namanya Ahmad"  ucap mereka sambil sedikit berbisik Ohh itu lirihku, aku melanjutkan langkahku menuju masjid.

Setelah selesai sholat berjama'ah dan tadarusan bersama biasanya baik santriwan ataupun santriwati ada yang keluar untuk mengambil wudlu kembali dan ada juga yang tetapi tinggal dimasjid sambil menghafal ataupun berbincang sambil bisik bisik sambil menunggu datangnya waktu isya .. Aku masih punya wudlu, kuputuskan untuk tetap tinggal, sejenak aku berfikir dan bicara pada diriku sendiri

"oh berarti anak baru yang namanya ahmad itu, itu ya"
lirihku

memang sebelum ibunya Ahmad berbincang denganku aku sudah tahu bahwa ada murid baru yang namanya Ahmad, aku tahu dari pak lurah santriwan waktu mengobrol denganku dan ummi di kantin, kebetulan katanya Ahmad satu daerah sama pak lurah santriwan.

Selain malam kamis dan jum'at, setelah sholat isya dan berdzikir kami meninggalkan masjid bersiap berganti baju dan bergegas menuju tempat ngaji sesuai golongannya masing-masing, golongan awwal tak beranjak dari masjid karna tempat ngaji nya dimasjid, jadi sebelum berangkat kemasjid golongan awwal berisiap membawa mukena dan kitab agar sesudah sholat isya tidak repot repot kembali ke kobong.

Kebetulan aku sudah masuk ke golongan tsani, dan tempat mengajinya di madrasah yang terletak di atas asrama santriwan, memang kami mengaji bersama-sama antara santriwan dan santriwati hanya dibatasi dengan hijab atau penutup.

Biasanya kami selesai mengaji pukul 9 bagi golongan awwal dan tsani, setelahnya kami menunggu golongan 'ula pulang mengaji untul sorogan kitab , sambil menunggu biasanya kami muroja'ah kitab yang sudah di kaji tadi ataupun berbincang-bincang perihal ngaji, selesai nya waktu sorogan tergantung banyak sedikit nya materi yang kita pelajari, biasanya sampai pukul 11 malam, dari pukul 11 malam sampai dengan subuh itu adalah waktu bebas kami, ada yang istirahat, makan, menghafal dan kegiatan lainnya, boleh boleh saja jika tidak tidur yang penting waktu waktu mengaji selalu hadir , kebanyakan menggunakan waktu istirahat untuk pergi ke kantin dan makan lalu istirahat.

Khusus malam kamis, sesudah sholat isya kami menyetor hafalan, dan setelahnya dilanjutkan dengan  melaksanakan pelatihan public speaking atau kami biasa menyebutnya tamrinatul khitobah
Atau latihan berpidato, semua santri kebagian berdakwah diwaktu tertentu, dan sudah dibagi kelompok oleh staf aparatur santri bagian pendidikan.

Malam jum'at adalah malam bersholawat bersama di masjid.
Hari kamis dan jum'at ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu karna ini adalah hari libur dari kegiatan mengaji .. iya dari satu minggu kami diberi libur dua hari, kesempatan untuk bersih bersih, mencuci pakaian dan kegiatan lain yang tidak bisa dilakukan pada hari selain hari libur.

Waktu subuh adalah awal kegiatan kami setiap harinya, sangat susah rasanya membuka mata ini untuk bangun dan bergegas mengambil air wudlu, konon katanya jin yang mengganggu santri itu jin nya santri juga,ada pepatah juga mengatakan

Dikobong itu susah tidur
Dirumah susah bangun

Padahal pada kenyataannya mau dikobong ataupun dirumah sama-sama saja kalo waktu subuh susah bangun, kalo dirumah ada seribu alasan dingin lah, masih ngantuk lah, dan sebagainya, kalo dikobong kita tidak bisa beralasan, karna mau tidak mau harus bangun.

Masih mending santriwati masih bisa bangun dan kemasjid walaupun mata ini kerdap kerdip kaya yang kemasukan debu, waktu dzikir pun masih menguap dan ketiduran, kalo santriwan lebih parah, kadang pak lurahnya suka nendang-nendang pintu dan teriak ngebangunin santri.

Seusai kerusuhan yang terjadi setiap harinya kami melaksanakan sholat subuh berjama'ah dan dzikir bersama di masjid

Pagi harinya sehabis pulang mengaji, di hari libur biasanya jam 07 s/d 10 jadwal ngaji kosong, jadi aku manfaatkan untuk membantu ummi memasak di dapur, menyediakan amunisi untuk para santri.

Kebetulan besok hari kamis, dan besok pula masa orientasi peserta didik baru akan dimulai, aku sangat senang, karna mungkin aku akan bertemu dengan Ahmad sebagai teman sekelas ... iya sejak aku melihatnya dari jauh, Ahmad terus mengisi pikiranku, sekuat apapun aku coba untuk tetap fokus tapi tetap saja, mungkin karna rasa tanggung jawab , hemmm ...




_______________________________________
Next eps ...

*Kobong adalah kamar, kobong adalah bahasa turun temurun santri

*Sorogan adalah belajar bersama mengulang materi atau membahas materi

Kalau ada bahasa yang tidak difahami boleh berkomentar yaa ...



Oke teman-teman nantikan cerita akhirnya yaa ...
Semoga menikmati tulisan saya
Sengaja saya buat pendek, karna masih dalam tahap belajar ...
Takutnya teman-teman bosan

Kalo ada saran buat cerita yang agak seru dan buat penasaran boleh komen yaa ....

Semoga bisa terus berkarya
Salam literasi




Dua Insan Yang MerinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang