0.4 mind

4.3K 451 2
                                    

Sedari tadi Jeon hanya memandang kontak seorang gadis yang baru saja ia dapatkan, dari Bambam tentunya. Sudah beberapa kali ia mengetik pesan pada kontak Lisa. Namun, didetik berikutnya akan ia hapus kembali pesan tersebut.

Jeon mengacak rambutnya frustasi. Ia bingung harus mengirim pesan apa pada gadis itu. Perlu kita ingat kembali Jeon adalah orang yang tak pernah berpacaran. Jikalau ada gadis yang mengirimnya pesan pastilah gadis tersebut yang memulainya terlebih dahulu.

Tapi, untuk pertama kalinya Jeon harus mengawali obrolan seperti ini. Ia tak tahu obrolan macam apa yang digunakan untuk mengawali pembicaraan dalam chat. Mangapa pula ia begitu ingin mengirimkan Lisa pesan walau hanya ucapan selamat malam?

Jeon menjatuhkan diri pada ranjangnya lelah. Kepala Jeon dipenuhi oleh Lisa. Mengapa dari begitu banyak gadis haruslah Lisa yang mampu menarik perhatian nya. Ia memejamkan mata berusaha menghilangkan presensi Lisa dari benaknya.

"Banggg" panggil adik Jeon,--Somi--dari luar kamarnya.

"Kenapa Som?" tanya Jeon belum bangkit dari ranjangnya. Ia sudah terlalu malas untuk sekedar keluar dari kamar.

"Lu kenapa bang? Galau amat keliatan nya" ledek Somi melihat Jeon bagai anak gadis baru kasmaran.

"Bantu gue Som" ujar Jeon memandang harap pada Somi. Jangan heran, mereka memang berdua sangat akrab. Mereka bahkan menggunakan kata lo-gue seakan keduanya adalah teman sebaya.

Mendengarnya Somi ternganga. Apa Jeon lupa meminum obatnya?Dahi Somi mengerut bingung, "Lo sehat bang? Sejak kapan lo minta bantuan gue?" heran Somi.

"Haduh banyak tanya, bantuin aja gue ngechat cewek!" ujar Jeon to the point.

"Pffft bang Jeka? Ngechat cewek haha" tawa Somi mendengar ucapan Jeon. Jeon mendelik kearah Somi membuat Somi segera meredakan tawanya.

"Jangan bilang lo lagi naksir orang?" selidik Somi.

"Kagak gue cuma mau ngechat. Emang salah?" elak Jeon.

Somi duduk di samping Jeon memandang kakaknya sembari menahan tawa, "Ya kali sejak kapan lo sepeduli ini sama cewek. Apa lagi buat ngechat duluan" ujar Somi membuat Jeon kembali memikirkan perilakunya.

Ia memang merasa aneh pada dirinya sendiri. Jeon tak tau harus menamakan apa perasaan ini. Intinya, saat ia mendengar nama Lisa, pendengaran Jeon seakan menajam berkali kali lipat, ada perasaan tersendiri pada dirinya jika mendengar nama tersebut disekitarnya. Jeon menggeleng pelan, mana mungkin ia menyukai Lisa.

"Btw bang" Jeon menoleh, "emang siapa cewek yang bikin lo kaya gini" tanya Somi penasaran.

"Kepo lo, masih bocah juga" balas Jeon mengarahkan tangan nya pada kepala Somi.

"Tadi minta bantuan gue, gimana sih?!" kesal Somi.

Mata Somi melihat sekeliling, tak sengaja melihat handphone Jeon yang tergeletak begitu saja. Nama 'Lisa' tertera disana. Rupanya handphome Jeon belum sepenuhnya mati. Senyum jahil muncul pada muka gadis tersebut.

Dengan cepat Somi mengambil handphone Jeon yang berada tak jauh darinya. Ia mengangkat tinggi tinggi handphone tersebut kemudian menunjukan nya pada kakaknya.

"Jadi kak Lisa cewek yang abang gue taksir?" ledek Somi dengan wajah jenaka. Somi sendiri sudah mengenal Lisa, dikarenakan Lisa adalah sepupu dari teman Somi,

Jeon membolakan matanya, ia baru sadar tak seharusnya ia menaruh handphonenya begitu saja. Jeon mencoba meraih benda pipih tersebut, mati saja Jeon jika Somi menyebarkan nya nanti.

"Balikin hp gue!" seru Jeon kesal.

"Ngga akan! Wlekk" balas Somi menjulurkan lidah.

"Balikin Som!" ujar Jeon berdiri dari ranjangnya saat melihat Somi akan keluar dari kamar sambil membawa telepon genggam tersebut.

"Somi!" panggil Jeon semakin kesal.

"BUNDAAA, BANG JEON NAKSIR CEWEK!" teriak Somi pada Bundanya--Suzy--yang sedang berada di dapur.

Habis sudahlah Jeon. Dasar Somi kurang ajar. Bersiap siap lah, setelah ini Jeon akan diledek habis habisan.

____________________________

'You dont understand
and i can't explain'

















𝓱𝓸𝓹𝓮 𝓽𝓸 𝓫𝓮 𝓹𝓻𝓮𝓬𝓲𝓸𝓾𝓼𑁍
𝓵𝓸𝓯𝓽𝓯_𝓵𝓴

ARCENCIEL GIRL:caritas | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang