Jadi gay itu susah ya !? hm, maksudku tiap kali ada laki-laki ganteng pasti saja mata kita tak tertahan untuk tidak melirik ke arah mereka. Eh pas kita menatap ke arah laki-laki ganteng itu ternyata ada orang lain yang juga memperhatikan kita. Memandang kita dengan tatapan aneh nan jijik mereka. Sekalinya kita ketahuan karena sudah memperhatikan laki-laki ganteng dengan tampang mupeng, kita malu setengah mati. Naluri gay gitu kali ya ?
Ya sudahlah. Karena aku sudah tak punya malu. Aku sih cuek-cuek saja saat ketahuan sedang memperhatikan laki-laki ganteng itu. Apalagi ketahuan sama orang yang sedang kita lihat. Seperti sekarang, aku ketahuan karena diam-diam memperhatikan laki-laki ganteng berpakaian rapi khas kantor yang duduk di seberangku. Namun dengan santai aku turun dari bis saat bis itu mendarat cantik di depan halte yang letaknya tak jauh dari tempat kerjaku sekarang. Jangan mengira aku ini kerja di kantoran atau kerja di bank ya !, ya walaupun aku berharap seperti itu sih. Tapi ya aku cuman lulusan SMA, sangat susah mencari pekerjaan di jaman sekarang ini. Sarjana saja susahnya setengah mati, apalagi aku yang hanya lulusan SMA ?
Lima menit aku berjalan dari halte tempatku turun, akhirnya aku sampai di Day Care Mak Dijah. Ya, aku kerja di Day Care. Tempat penitipan balita. Aneh ya namanya ? aku tidak bercanda kok. Namanya memang Day Care Mak Dijah. Untung pengelola Day Care itu tidak menambahkan nama "Yellow" di belakangnya. Bisa-bisa para ibu ogah menitipkan anaknya disini.
Oh ya, namaku Tian. 21 tahun. Alasan aku memilih Day Care sebagai tempat kerjaku yang pertama yaitu, karena aku yang cuman lulusan SMA ini susah cari kerja. Sekalinya dapat, ya disini. Daripada menganggur kan ? mending jadi pengasuh aja. Kedua, jam kerja disini itu ya ngikut jam kantor. Jadi aku tak perlu lembur-lembur sampai malam. Tak mungkin kan aku kerja lembur disini gara-gara ada orang tua yang lupa jemput anaknya ? kelewatan kalo ada orang tua seperti itu. Tak ingat apa saat 'membuatnya' ? enak saja mereka jungkir balik sampai nungging-nungging sambil mendesah-desah manja. Tapi giliran sudah punya anak, mereka cuek. Kan sialan. Oh ya, alasan terakhir aku memilih kerja disini ya karena aku sangat suka anak kecil. Apalagi anak laki-laki. Tak tahu kenapa aku gemas sekali tiap kali melihat mereka. Tapi bukan berarti aku benci anak perempuan ya. Soalnya kan anak perempuan itu harus didandani. Percaya atau tidak, walaupun gay tapi aku ini tak bisa dandan, apalagi dandani orang lain kan.
Aku memasuki Day Care Mak Dijah ini. Cukup besar aku rasa, walaupun namanya tak keren tapi enak dilihat kok.
"pagi, mbak ! saya Tian. Saya mau ketemu ibu Ratih yang kemarin interview saya !", ucapku pada resepsionis yang sedang asyik dandan. Mungkin saking asyiknya, dia tak merespon sapaanku. Apa dia tak mendengar ya ?
"mbak.. sa-",
"iya tunggu sebentar. Gak lihat apa aku lagi touch up ? biar kece nih", katanya memotong pembicaraanku dengan tangan yang masih menepuk-nepukan spon bedak pada pipinya.
Sialan !. Sok cantik sekali.
Tak mau berkomentar banyak karena aku masih baru disini, dan karena kupikir pekerjaannya mempercantik diri masih lama, akupun memutuskan untuk duduk di sofa yang ada di depan meja resepsionis.
"ayo ikutin aku !", perintah resepsionis itu padaku. Akupun berdiri dan mengekorinya di belakang. Lalu kamipun sampai di ruangan dimana ibu Ratih berada, orang yang menginterviewku kemarin. Beliau juga atasanku di tempat ini. Dari awal bertemu, beliau ini memang sudah ramah, cantik pula. Aku sepertinya bakal betah bekerja disini.
"hei, Tian. Silakan duduk !", sapanya padaku.
Lalu ia pun mengambil sesuatu dari laci mejanya dan menyerahkannya padaku.
"ini seragam kamu. Mulai hari ini, selama kamu kerja disini. Kamu harus pake ini ya ! lengkap dengan name tagnya juga", katanya. Aku menatap seragam berwarna magenta itu. Ya ampun, aku kelihatan semakin gay dengan seragam warna itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku, PAPA MUDA ?!
RomanceYEAYYYYY.... ini cerita saya yang ketiga... Penasaran ??? . hah ? nggak ? penasaran dong... . Baca aja ya kalo penasaran !!