Aku masih memikirkan kejadian semalam. Aku benar-benar kaget saat tiba-tiba saja sesosok tubuh berbaring di belakangku. Dan yang paling membuat aku kaget adalah siapa orang yang berbaring di belakangku itu.
Pak Berly.
Ya, Pak Berly lah yang berbaring di belakangku. Aku sempat berpikir jika itu adalah jin penunggu rumah Pak Berly yang berbaring di belakangku karena sosoknya yang bertubuh besar. Tapi aku salah, ternyata rajanya dedemit lah yang berbaring di belakangku.
Aku sempat tak bisa tidur lagi selama beberapa puluh menit lamanya, karena Pak Berly tentu saja. Walaupun tak ada kejadian berarti diantara kami. Aku juga tak berharap terjadi apa-apa. Sungguh !. Namun akhirnya aku bisa terlelap lagi karena tak bisa menahan kantukku.
Pagi ini aku bangun dan mendapati pria monster itu sudah tak lagi tidur di sampingku. Usai memandikan Beryn, akupun memakaikannya pakaian yang tak kalah imut seperti tempo hari, tak lupa juga kupakaikan popok. Itu menambah bokongnya yang imut menjadi besar. Sungguh menggemaskan. Setelah itu aku mempersiapkan perbekalan Beryn untuk di Day Care nanti. Lalu aku turun ke bawah sambil menggendong Beryn, karena Beryn harus sarapan sebelum diantar ke Day Care. Beryn terlihat sangat ceria saat kumandikan. Tubuhnya tak henti-hentinya kucium. Aku suka wangi tubuh bayi.
Aku menghampiri meja makan, disana sudah ada Pak Berly yang sedang menikmati sarapan paginya. Pak Berly sudah rapi dengan setelan jasnya, kali ini berwarna navy, rambutnya juga ia tata dengan rapi. Sungguh ganteng Pak Berly ini. Aku tak bohong. Jika ia lembut, mungkin aku bisa jatuh hati padanya. Tapi sayang, perilakunya seperti anjing penjaga. Lagipula Pak Berly juga kan bukan gay, sia-sia jika aku jatuh hati padanya.
Beberapa pelayan mengitari Pak Berly. Entah untuk apa mereka menunggu Pak Berly seperti itu. Aku tak mau tahu.
Perhatian Pak Berly teralihkan saat aku dan juga Beryn datang.
"heiii...anak Papa udah ganteng", katanya saat aku menghampiri. Lalu Pak Berly minum susu dan segera melap bibirnya. Setelahnya ia berdiri dan menghampiriku untuk mengambil Beryn dari gendonganku.
"sarapan dulu yuk sayang...mmuach !!", kata Pak Berly lalu mencium pipi Beryn. Beryn tertawa, mungkin geli saat pipinya itu dicium oleh bibir papanya yang ditumbuhi kumis dan janggut tipis itu.
"ah...aku juga ingin dicium seperti itu",
Tidak-tidak...aku tak boleh berkhayal. Menjijikan sekali aku jika berkhayal dicium oleh Pak Berly yang mengerikan ini.
"hei ! jangan melamun kamu. Sana sarapan ! kamu kan kerja nanti, kalo kamu gak sarapan nanti kamu gak bisa jaga anak saya !", aku tersadar dan dengan sigap akupun membalikan badanku untuk menuju ke arah dapur.
"mau kemana kamu ?", tanya Pak Berly.
Akupun kembali membalikan badanku dan menatap Pak Berly, "ta..tadi Bapak nyuruh saya sarapan".
"sarapan disini. Tolong siapkan Bi ! sarapan Beryn juga !", kata Pak Berly pada pelayan yang berdiri di belakangku.
"Baik Pak !", kata pelayan itu. Lalu ia menyiapkan roti gandum, keju slice beserta segelas susu putih di meja makan yang sama dengan Pak Berly.
Aku kaget. Benar-benar kaget. Bagaimana bisa aku sarapan di meja yang sama dengan Pak Berly. Maksudku, dia ini kan orang kaya, bos besar, dan aku hanya pegawai rendahan yang tak sebanding dengannya. Kenapa aku diperbolehkan sarapan satu meja dengannya ?
"ngapain kamu bengong ? belum lihat sarapan seperti ini ?", katanya mengagetkanku.
Aku menggeleng, lalu tak lama bibi pelayan yang kemarin membantuku membawakan semangkuk kecil bubur. Aku yakin itu sarapan Beryn. Ah aku ingat, namanya Bu Sinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku, PAPA MUDA ?!
RomanceYEAYYYYY.... ini cerita saya yang ketiga... Penasaran ??? . hah ? nggak ? penasaran dong... . Baca aja ya kalo penasaran !!