Lembar 01 [Terkuaknya Sebuah Pengkhianatan]

423 53 11
                                    

        Pintu ruangan terketuk dari luar, namun tak mampu mengusik pria yang saat itu tengah sibuk dengan berkas di hadapannya. Kim Taehwa, CEO dari perusahaan Global Nation Group. Sudah berkeluarga dan memiliki seorang putra, pekerja keras dan sangat teliti. Namun salah satu poin terpentingnya adalah, dia pria yang rupawan dan juga bertanggung jawab terhadap keluarga kecilnya.

    Meraih kesuksesan di usia muda membuatnya sempat di pandang sebelah mata. Namun setelah berhasil membawa perusahaan warisan orangtuanya ke dalam jajaran sepuluh perusahaan terbesar se-Korea Selatan, kini namanya kerap bermunculan di majalah bisnis.

    Pintu ruangan yang sempat di ketuk itu terbuka. Menampakkan sesosok wanita bertubuh ramping dengan rambut di ikat ke belakang dan juga penampilan yang terkesan sopan namun tak mencolok, datang membawa beberapa berkas yang bertumpuk di tangannya.

    "Kenapa kau datang lagi ..." ucap Taehwa, terdengar seperti sebuah rengekan dan membuat Kang Seulgi, Sekretaris sekaligus teman lamanya itu terkekeh pelan.

    "Anggap ini hukuman untukmu, Presdir."

    Taehwa memandang tanpa minat. Setelah mengajak putra semata wayangnya pergi berlibur selama satu minggu, dan Seulgi memberinya banyak pekerjaan setelah ia kembali.

    "Kalau begitu bagaimana jika kita bertukar tempat saja?"

    "Apa yang Presdir katakan? Mana mungkin aku bisa menangani perusahaan sebesar ini ... lagi pula kak Joohyun pasti akan membunuhku nanti."

    "Dia tidak akan membunuhmu jika dia tidak tahu."

    Seulgi memukul bahu Taehwa menggunakan berkas di tangannya dan membuat kekehan pelan keluar dari mulut Taehwa.

    "Kau ingin berselingkuh denganku?" sinis Seulgi.

    Taehwa menyandarkan punggungnya dan berucap dengan santai, "kenapa tidak? Lagi pula Changkyun juga sudah dekat denganmu."

    Seulgi mendengus. "Aku yang tidak mau menjadi selingkuhanmu."

    Taehwa dengan cepat kembali menegakkan tubuhnya dan melipat kedua tangannya pada meja. "Kenapa? Meski anakku sudah besar, tapi ketampananku sama sekali tidak berkurang ... kau akan bahagia jika bersama denganku."

    "Berhenti mempermainkanku atau aku akan berhenti bekerja," sebuah ancaman keluar dan membuat Taehwa kembali tertawa pelan.

    "Baiklah, baiklah ... aku hanya bercanda. Lagi pula sampai kapan kau ingin melajang seperti ini? Pergilah keluar dan cari pria yang cocok denganmu."

    Seulgi mengibaskan tangannya ke udara. "Aish ... berhenti membicarakan tentang pria ... aku bahkan tidak peduli dengan mereka."

    Seulgi menaruh tumpukan berkas di tangannya ke sisi meja yang kosong. "Semua ini harus di tanda tangani hari ini juga."

    "Kau ingin membunuhku?"

    "Kenapa?"

    "Aku baru kembali dan kau memberikan semua ini padaku ... setidaknya biarkan aku bernapas."

    "Kau sudah cukup bersenang-senang dengan kak Joohyun, berhenti mengeluh seperti anak kecil."

    "Aku tidak pergi dengan Joohyun."

    "Ye?" Seulgi sedikit kaget, namun ia mendapati perubahan pada raut wajah Taehwa. Seperti seseorang yang merasa tidak ingin melanjutkan pembicaraan.

    "Kak Joohyun tidak ikut?"

    "Dia sibuk mengurus Butiknya, aku hanya pergi bersama putraku."

HI, BYE PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang