Lembar 07

268 51 58
                                    

    Malam itu setelah jam belajar berakhir. Sesuai dengan pesan Taehwa, Changkyun tidak kembali ke rumah melainkan pergi ke rumah Jisung untuk mengganti pakaiannya.

    Kedua pemuda itu masuk rumah dengan obrolan ringan di antara keduanya dan menarik perhatian dari ibu Jisung yang saat itu berada di ruang keluarga.

    Kim Bora. Wanita cantik itu beranjak dari duduknya untuk melihat dengan siapa putranya berbicara. Sedikit tertegun ketika ia melihat dengan siapa putranya pulang malam itu. Ia kemudian menghampiri keduanya yang saat itu berhenti di depan pintu.

    "Jisung, kau sudah pulang?"

   "Ibu? Ibu ada di rumah?"

    "Ibu sudah ada di rumah sejak sore." Bora mengusap bagian belakang kepala putranya dan menjatuhkan pandangannya pada Changkyun.

    "Salam, Bibi." Changkyun sekilas menundukkan kepalanya.

    "Bukankah ini Changkyun, putra dari tuan Kim Taehwa."

    "Ibu mengenal ayah Changkyun?"

    "Hanya sekedar tahu. Ini sudah malam, kenapa membawa tamu kemari?"

    "Aku dan Changkyun akan pergi ke ulang tahun teman kami. Rumah Changkyun terlalu jauh, jadi aku membawanya kemari."

    "Ulang tahun? Kenapa kau tidak memberitahu ibu sebelumnya?"

    "Aku sudah memberitahu ayah."

    "Ya sudah, kalian mandi dulu. Ibu akan meminta bibi Choi untuk menyiapkan makan malam, sekalian Changkyun juga makan di sini."

    "Ayo, Changkyun." Jisung membimbing langkah Changkyun.

    Changkyun sekilas menundukkan kepalanya sebelum mengikuti langkah Jisung. Dan saat itulah tatapan hangat Bora sebelumnya berubah menjadi sedikit tak bersahabat, terlebih ketika ia memalingkan pandangannya sebelum bergegas menuju dapur.

    Jisung membawa Changkyun ke dalam kamarnya. Pemuda itu berjalan menuju meja belajar sembari berucap, "kamarku tidak sebesar kamarmu. Tapi kupastikan kamarku selalu bersih."

    Changkyun memandang sahabatnya itu. "Kenapa bicara seperti itu? Kamarmu bagus."

    Jisung berbalik. "Tidak sebagus kamarmu ... taruh saja tasmu di sini."

    Changkyun menyusul Jisung dan menaruh ranselnya di kaki meja belajar Jisung.

    "Siapa yang mandi duluan?"

    "Aku akan mandi di rumah saja."

    "Kau ingin pergi ke pesta tanpa mandi?"

    "Inikan hanya pesta ulang tahun."

    "Tapi ada banyak orang di sana. Kau ingin mereka mencium bau keringatmu?"

    Changkyun mengangkat lengannya dan sekilas mengendus ketiaknya. Dia kemudian berucap, "tidak bau."

    "Tetap saja kau harus mandi ... kau duluan saja yang mandi."

    "Kenapa kau suka sekali memaksa?" gerutu Changkyun yang berjalan ke arah pintu di dalam ruangan itu yang ia yakini adalah kamar mandi.

    Jisung berjalan ke lemari pakaian dan mengambil handuk bersih lalu menyusul langkah Changkyun. Tepat sebelum Changkyun masuk ke kamar mandi, Jisung mengalungkan handuk itu di leher Changkyun.

    "Jangan bilang kau jarang mandi jika di rumah."

    Changkyun tersenyum lebar. "Jika hari libur aku hanya akan mandi satu kali."

HI, BYE PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang