Denting jarum jam memecah kesunyian malam. Tidurnya tidak tenang, mencari posisi senyaman mungkin namun Abimana Al Rasyid masih saja terjaga, memikirkan perkataan ibunya terkait pernikahan. Usia Abimana baru saja menginjak 28 tahun, dan menurutnya itu masih cukup muda bagi seorang laki-laki untuk memutuskan menikah, apa lagi ia baru saja di rekomendasikan sebagai manager di tempatnya bekerja.
Usia muda dan karir yang cemerlang, begitulah menggambarkan sosok Abimana, putra sulung di keluarga bapak Rasyid.
Bagi Abimana mimpi yang pernah ia citakan masih banyak yang menanti dan belum terwujud sepenuhnya. Laki-laki itu masih berambisi untuk meraih semua yang ia rencakan, walaupun sebenarnya ia tahu pernikahan itu harus disegerakan jika sudah mampu.
Merasa masih tidak menemukan ketenangan, Abimana segera beranjak dari kasur, mengusap kasar wajahnya kemudian bergegas mengambil air wudhu. Melaksanakan sholat malam, meminta pentunjuk pada sang Maha Kuasa, berharap kegelisahan yang sedang ia rasakan menghilang dan digantikan dengan ketenangan batin.
"Aamiin ya Rabbal Alamin"
Mengakhiri doa Abimana mengusap lembut setiap bagian dari wajahnya kemudian bersujud sesaat sambil mengucap hamdalah, apa yang ia pinta dan harapkan semoga saja segera mendapatkan petunjuk dan Jawaban dari-Nya.
***
Kicauan burung dan suara gemericik air serta hangatnya sinar matahari selalu menjadi minggu yang indah untuk Annisa Nurmala Sari. Perempuan yang akan memasuki usia 29 tahun itu kini tengah menikmati teh hangat sambil memandangi rerumputan hijau halaman belakang rumah orang tuanya. Menikmati hari libur setelah satu minggu penuh berkutat pada pekerjaan kantor, membuat Annisa merasa nyaman dengan nyanyian alam.
Hembusan angin menerpa wajah dan memainkan helain rambut yang terlihat sangat terawat walaupun kesehariannya selalu di tutup rapat tanpa celah. Hanya dengan mengenakan kaos putih berlengan panjang dan celana training bewarna hitam Annisa mencoba merefleksikan diri, menghilangkan segala pikiran negatif yang akhir-akhir ini membebaninya.
Segala pertanyaan tentang pernikahan dan 'calon' yang tidak pernah mejadi prioritas sebelumnya kini menjadi beban tersendiri bagi Annisa, apa lagi diusia yang bisa dibilang tidak lagi muda. Annisa juga ingin menikah seperti teman-tamannya, namun karena memang tidak memiliki pengalaman tentang percintaan Annisa hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya pada sang Bunda sebagai langkah dari ikhtiar-nya. Karena bagi Annisa pilihan orang tua dapat di pastikan bibit, bebet dan bobotnya. Soal cinta bisa datang karena terbiasa.
***
.
.
.Ditulis : 01 Mei 2020
Publikasi 1 : 01 Mei 2020___________________________
Bismillah, semoga cerita yang aku buat ini bisa menghibur dan dinikmati. Semoga juga ada pelajaran yang bisa diambil di cerita ini nantinya.
Aku harap dukungan dan bintang kalian untuk cerita ini ya...
Kalau kalian suka, jangan lupa klik bintang, komen komen dan di share ke teman2 kalian ya (kaya youtube aja), biar semua bisa merasakan ke uwuan yg ku rasakan saat nulis ini hehe. Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta
Fanfiction50 BESAR AUTHOR RISING 2020 Bahkan saat Abimana menyebutkan nama Annisa dalam kalimat qobul-nya, laki-laki 28 tahun itu belum sepenuhnya mencintai sang perempuan. Ditulis : 01 Mei 2020 Publikasi : 01 Mei 2020 End : 14 Agustus 2020