Kesendirianku

1 1 0
                                    


Seminggu kemudian...

Aku melompat bangkit mendekati bangku taman universitas setelah lelah mendengarkan ocehan dari dosen di dalam kelas tadi. Disinilah biasanya aku menunggu Flemming. Aku nggak sabar menunggunya. Aku penasaran bagaimana kelanjutan obrolannya bersama Bia setelah aku meninggalkannya berdua di cafeteria waktu itu.

Flemming memasuki ruangan lalu keluar dengan setumpuk buku. Buku-buku akutansi yang nggak ku mengerti.

"Aku minta maaf karena meninggalkanmu bersama Bia, sabtu yang lalu. Tetapi dengan aku pulang, kamu memiliki waktu berdua dengannya. Jadi apa saja yang kalian bahas?" aku mendongak dan menatap mata Flemming.

"Kamu, apa-apan sih, She." ujarnya lirih. "Aku sedang repot dan nggak ingin membahas masalah Bia."

Mataku mengerjap. Kalimat yang diucapkan Flemming membuatku bingung. Apa aku melakukan kesalahan. Aku kan hanya ingin memperlancarnya saja. Aku tahu sudah lama Flemming menyukai Bia.

"Aku nggak suka kamu menyuruh Bia datang ke cafeteria. Kamu nggak perlu melakukan itu. Kalau kamu memang berat untuk membantuku, kamu bisa bilang, nggak usah mengiyakan kemarin. Aku nggak suka sikap kamu." pengakuan barusan membuatku makin bersalah. Flemming meninggalkanku tanpa memberi penjelasan lagi. Maafkan aku, Flemming. Mungkin kamu nggak suka dengan caraku, tetapi aku hanya ingin membuatmu senang seperti yang sering kamu lakukan padaku.

Gara-gara aku, Flemming jadi marah dan menghindariku sepanjang hari. Aku membiarkan Flemming sendiri. Dari tempatku berdiri, aku menyaksikan Flemming sedang tertawa bersama dengan Dhana. Sejak kapan, mereka berdua menjadi sangat akrab begitu. Kemudian aku teringat akan senyuman Dhana dan Flemming saat di cafeteria. Mungkinkah Flemming sudah berpindah hati dan memutuskan untuk dekat dengan Dhana. Walapun pemandangan itu nggak enak dipandang olehku, aku yakin Dhana bisa membuat Flemming tertawa terus. Aku bertanya-tanya dalam hati, apakah Dhana juga tertarik pada Flemming? Malang sekali nasibku, setelah Ludi yang bersikap aneh kini Flemming marah padaku. Aku seolah berjalan sendirian lagi. Tapi aku lega, kalau ada gadis selain aku yang bisa membuat sahabatku tertawa. Soal Ludi, sudah seminggu berlalu sejak aku mengirim pesan untuknya. Tetapi belum ada balasan darinya. Ludi sekarang menjadi sibuk, mungkin juga dia sudah melupakan aku. Inilah aku sekarang, tanpa sahabat yang mewarnai hari-hariku.

"Cemburu, ya?" suara khas seseorang yang kukenal. Ini seperti suara...

"Hai, sendirian saja?"

Sudah aku duga ini dia. "Sean!!" aku tertegun melihatnya sudah ada di sampingku.

"Cemburu pada siapa? Mereka berdua? Nggak mungkin lah!" tetapi ku akui aku memang sedikit cemburu. Bukan karena Flemming bisa dekat dengan gadis selain aku. Tetapi aku cemburu karena Flemming lebih memilih menghabiskan waktu bersama dengan Dhana daripada denganku. Sebagai sahabat yang selalu berdua dengannya, aku cemburu. Aku menjadi nomor dua di hati Flemming. Dan juga Flemming sedang marah padaku.

"Nggak usah bohong, deh." Katanya. "Ringisanmu saja sudah menjelaskan semuanya."

"Mungkin, itu karena aku belum pernah melihat Flemming tertawa dengan seorang gadis lain selain aku."

"Kamu cinta Flemming ya, buktinya kamu cemburu melihat Flemming berduaan dengan Dhana. Mereka tertawa lepas."

"Apa urusanmu!" desahku. Aku memang cemburu tetapi bukan berarti aku nggak senang melihat Flemming tertawa bahagia seperti itu.

Namun, sorot mata Sean menadakak iba kepadaku. "Kalau kamu berusaha sungguh-sungguh mungkin saja Flemming menyadari perasaanmu."

Apa maksud ucapan Sean. Apa dia mengira aku cemburu karena aku menyimpan perasaan lebih dari sahabat kepada Flemming. Aku ingin sekali tertawa. Aku mencibir lalu meninggalkannya. Lebih baik aku sendirian saja sekarang. Sudah seharusnya aku nggak bergantung pada Flemming lagi dan juga memikirkan pengganti Ludi. Mungkin dengan menemukan tempat berpijak semua akan berubah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang