''Fauna,.. nama yang cantik sayang'' ucap seorang lelaki yang menggendong seorang bayi sambil menitihkan air mata didepan seorang perempuan yang wajahnya ditutupi selimut.
Disebuah rumah sakit, fauna terlahir dan istri seorang darma wijaya terbujur kaku, moment pilu untuk sebuah keluarga yang harusnya bahagia karena dianugerahi seorang bayi yang teramat cantik.Darma wijaya pemilik perusahaan TLS, harus membesarkan seorang putri sendirian dengan luka yang masih terasa sesak untuk ia telan sendirian, namun ia berhasil membesarkan fauna dengan baik.
Fauna tumbuh dengan penuh cinta meski tanpa kehadiran seorang ibu, 13 tahun berlalu, fauna menjadi remaja yang sangat cantik dengan rambut panjang yang selalu teruray, senyum yang tak pernah sirna dari wajahnya membuat cantiknya terpancar dari kebaikannya.
Fauna tidak pernah bertanya kepada ayahnya perihal ibunya, karena terakhir kali fauna bertanya, ayahnya menangis tanpa henti, kesedihan yang terlihat dari ayahnya tak ingin lagi fauna melihatnya sampai suatu hari ketika ayahnya baru pulang dari bekerja..
''Faun sayang, bolehkah ayah bertanya padamu?'' Dengan raut yang ragu ayah fauna bertanya
''Ada apa ayah?'' Jawab fauna penasaran sambil membawakan teh hangat untuk ayahnya
Ayah fauna tampak akan berbicara tapi malah tersenyum sambil mengelus rambut fauna
''Tidak sayang, ayah hanya ingin bilang nanti malam arka dan orang tuanya akan main kerumah kita, kamu berdandanlah yang cantik!''
''Kak arka ayah? Wah aku mandi dulu ayah'' dengan berlari menaiki anak tangga, fauna terlihat sangat bersemangat, maklumlah arka adalah orang yang selalu menemani dan bermain bersama fauna, selain ayahnya, arka adalah orang yang sangat penting untuk fauna, arka sudah seperti seorang kakak bagi fauna lagi pula orang tua mereka adalah sahabat lama yang sudah seperti keluarga, sehingga tak ada jarak lagi diantara mereka semua.Fauna terus menatap jam dingding dikamarnya tak sabar menunggu kedatangan arka dan orang tuanya, lalu terdengar bunyi klakson, fauna tersenyum sambil berlari menuruni setiap anak tangga di depannya, ayah fauna yang sedari tadi sudah berada diruang tamu memanggil fauna,,
''Faun, kemarilah'' panggil ayahnya
''Iya ayah,'' fauna melihat arka dan tersenyum bahagia, laki laki yang 2 tahun lebih tua dari fauna itupun tersenyum sambil menghampiri fauna
''Faun aku punya sesuatu untukmu, tapi akan ku tunjukan nanti saja, sekarang aku lapar''
''Ayaaahhhh kak arka lapar katanya ingin makan sekarang'' fauna berteriak
Sontak tangan arkapun menutup mulut kecil fauna, mereka berdua malah beribut ditengah percakapan orang tua fauna dan arka, sehingga membuat mereka tertawa.''Yasudah kita makan saja dulu'' ucap ayah arka
''Wehh siapa yang punya rumah?'' Sahut ayah fauna sambil tertawa,, mereka semuapun tertawa sambil menuju ke ruang makan,
Di atas meja makan semuanya berbincang,
Sambil berbisik arka menyentuh tangan fauna yang berada disampingnya, fauna menoleh sambil bertanya dengan matanya,,
''Ayo ingin ku tunjukan tidak?'' Bisik arkaLalu fauna berdiri, ''ayah, om, tante. Fauna sama kak arka sudah selesai, boleh kami pergi''
''Kalian mau pergi kemana?'' Tanya ayah arka
Arkapun berdiri sambil memegang tangan fauna dan berkata ''ada deh'' dan menarik fauna pergi meninggalkan ruangan itu..Arka pergi membawa fauna ke balkon kamar fauna, sambil menatap langit yang berpenuh bintang, fauna tersenyum ''kak lihat semua bintang itu! Ibuku pasti salahsatunya''
Arka hanya terdiam sambil menatap fauna,
''Kak aku ingin tahu rasanya punya seorang ibu, yang mendekapku, merapikan rambutku, memilih pakaian bersamaku, aku ingin sekali seperti orang lain'' sembari menoleh menatap arka
Arka tersenyum ''ibuku ibumu juga faun jangan bersedih''
Arka menunjukan sebuah kalung di depan wajah fauna yang tengah menatap langit,
Mata fauna terpaku pada liontin itu
''Cantik sekali kak,''
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SAD LIFE
Romancetak apa, karena satu satunya orang kuat yang aku kenal adalah diriku sendiri