SAMPAI JUMPA

10 1 0
                                    

Jatuh hati memang tidak salah, karena terkadang cara mencintailah yang salah. Hati lunak yang perlahan mengeras hingga tak bisa bedakan yang benar dan salah.

Sejak pertemuan zara dan arka, semuanya akan berbeda, berbeda untuk setiap dari mereka.

Undangan pernikahan ayah fauna dan ibu zara telah menyebar, segala sesuatu telah selesai hingga hanya tinggal menghitung hari, fauna dan zara mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan,,
''Zara kurasa sudah selesai'' ucap fauna sembari menata bunga di dekat altar

''Iya, faun bunga yang kau tata cantik sekali, aku juga ingin pernikahan dimana semua ruangan dipenuhi dengan tataan bunga yang cantik seperti ini'' jawab zara sambil berputar ditengah altar

''Tentu saja aku akan membantu mempersiapkan pernikahanmu kelak, lalu kita akan menari bersama dengan ayah dan ibu'' ucap fauna sambil menari dengan zara

Zara berputar putar sambil tertawa hingga badannya tak terkendali, zara terlihat akan menabrak pintu altar namun tiba tiba arka datang dan menangkap tubuh kecil zara, tatapan arka yang dalam semakin membuat api dalam hatinya membesar

''Hati hati ! Kau bisa terluka nanti'' ucap arka sambil membatu zara berdiri tegak

Zara hanya tersenyum dalam diam

''Kakak,, kakak disini? Untunglah zara tadi sungguh hampir saja'' ucap fauna

Arka menghampiri fauna yang berada di tengah altar,
''Hey kau terlihat bahagia, apa kau sesenang itu? Aku bersyukur bisa melihat rona bahagiamu sebelum aku pergi'' lontar arka sambil mengelus rambut fauna

''Kakak masih akan pergi? Tinggalah lebih lama! Lagipula ayahku besok menikah, jadi aku tidak bisa menginap'' ucap fauna sedikit memaksa

''Aku tahu, maka dari itu aku akan menginap dirumahmu'' tegas arka

Sambil memegang tangan arka fauna menghampiri zara, zara tentu tidak menyukai pemandangan itu, namun dia tetap menyembunyikan perasaanya.

''Zara kau juga menginap disini kan?'' Tanya fauna

Tiba tiba gani datang dan meminta zara untuk pulang,

''Kak gani biarkan zara menginap disini'' pinta fauna kepada gani

''Tidak bisa, ia harus membatu ibu malam ini, lagi pula disini sudah banyak sekali yang membantu, sedangkan disana tidak ada,  jadi malam ini zara pulang saja'' tegas gani pada zara

''Baiklah kalau begitu sampai besok ya'' ucap fauna

Zara dan ganipun pergi meninggalkan ruangan penuh bunga itu.

Arka menatap fauna dan membalikan wajah kecil fauna menghadap padanya, ''Faun aku harap kita bisa di altar yang sama setelah dewasa nanti''

Fauna sedikit kaget namun juga senang, merah dipipi fauna semakin menjadi ketika ketika arka bertanya ''kau mau menjadi pasanganku di altar nanti?''

Sambil melepaskan tangan arka dari wajahnya, fauna tertawa dan berkata ''kakak kenapa? Kita ini masih sangat kecil hahaha''

''Aku serius faun'' ucap arka sambil mendekatkan wajahnya ke wajah fauna

                                  *
                                  *
                                  *

''Astaga kak hiasan rambutku tertinggal di altar'' ucap zara yang baru saja menginjak anak tangga pertama

''Kau bisa mengambilnya esok, cepatlah ini sudah terlalu malam'' sahut gani meminta zara bergegas

''Tidak bisa, aku ingin memakai itu untuk esok, tunggu sebentar! Aku tak akan lama'' jawab zara sambil berkari menuju altar

Betapa terkejutnya zara melihat pemandangan di altar***

Ketika wajah arka semakin dekat, fauna memalingkan pandangannya dan menunjuk bunga yang berada di kanannya ''wah kenapa bunga ini warnanya merah,? Apa dia sedang marah?''

Pertanyaan konyol yang fauna lontarkan membuat arka tersenyum
''Iya dia marah karena kau menatanya sangat buruk''

Tok..tok..tok..
Zara mengetuk pintu altar yang terbuka.
''Kalian masih disini?'' Tanya zara seolah tak melihat apapun

''Zara kau kembali? Apa kak gani mengizinkan kau menginap?'' Tanya fauna yang kaget dengan kedatangan zara

''Ah tidak, aku hanya ingin mengambil hisan rambutku yang tertinggal disini'' ucap zara sambil mencari hiasan rambutnya

''Ini ya? Hiasannya cantik ra seperti kamu'' ucap arka sambil memberikan hiasan rambut yang ia lihat di dekat altar

Zara hanya mengucapkan terima kasih dan bergegas menyusul gani tanpa pamit.

Esokpun tiba, semua orang tampak elok di tempat berdirinya, para undangan satu persatu datang dengan ucapan selamat, fauna dan zara tampak berdiri di pintu masuk altar sembari menyambut tamu undangan sedangkan arka dan gani mempersilahkan duduk para tamu.

Setelah semuanya siap datanglah ayah fauna dengan gagah menuju altar didampingi putri kesayangannya, setelah sampai di altar fauna perlahan melangkah mundur meninggalkan ayahnya di altar, tak lama kemudian ibu zara datang dengan gaun putih yang elegan didampingi zara dan gani, tangan ayah fauna menyambut kedatangan ibu zara dengan lembut, merekapun mengucapkan janji sehidup sematinya dedepan banyak orang.

Raut bahagia terpancar dari wajah ayah fauna, melihat hal itu fauna semakin yakin keluarga mereka akan semakin lengkap dan bahagia.

Fauna memegang tangan arka yang duduk disampingnya, ''kak aku bahagia''

Arka tersenyum dan melihat jam ditangannya, ''ku kira sebentar lagi aku pergi, setelah selesai kau mau kan mengantarku ke bandara?''

''Tentu saja, ku antar kakak setelah izin pada ayah'' jawab fauna sembari menuang senyum di wajahnya.

Acara sakral itupun berlangsung tidak lama, tamu satu persatu meninggalkan gedung bercat putih itu, berkumpulah keluarga baru yang sempurna, dimata mereka tak ada lagi keluarga yang sebahagia mereka. Dalam riba ayahnya fauna meminta izin untuk mengantar arka ke bandara.

''Memangnya arka pergi hari ini?, kalo begitu bagaimana kalau kita semua pergi mengantar arka ke bandara''
Jawab ayah fauna sambil melihat istrinya.

Mendengar hal itu fauna dan zara sangat senang kecuali gani yang tampak biasa saja sembari fokus pada bukunya.
Gani memang seorang pemuda yang  menyukai buku, selain membaca ia juga berbakat dalam menulis namun tak pernah ia tunjukan, ia hanya membuatnya untuk ia nikmati sendiri. Gani memang seorang yang pendiam, ia lebih sering menghabiskan waktu dikamarnya sendirian bersama buku bukunya.

Kriiinggggg..., suara telfon yang kebetulan berada di dekat zara berbunyi, mendengar suara itu zara mencoba mengangkatnya namun tiba tiba fauna merebut telfonnya sembari tersenyum pada zara ''ini pasti kak arka, biar aku saja''

Zara hanya tersenyum sedikit, terlihat raut wajah yang kesal, untuk menyembunyikan wajah kesalnya, zara pergi meninggalkan fauna dan telfon itu.

''Bagaimana faun? Kapan arka pergi?'' Tanya ayah fauna menyambut fauna yang telah menutup telfon.

''Sekarang ayah, kak arka bilang ayah sama ibu pasti lelah jadi biar aku saja yang mengantar kak arka lagi pula paman dan bibi juga ada disana jadi aku tidak sendiri'' jelas fauna

''Tetep aja sayang, kamu pergi sama gani saja ya!?'' Ucap ayah fauna sembari melihat gani

gani terlihat kaget, ''iya? Ah iya om'' ucap gani sambil menutup bukunya

''Aku ikut, lagi pula kita pergi naik mobil kan om?''

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY SAD LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang