Part 4 - Bad

105 5 0
                                    

"Ma nanda udah telat ini", Keluh Ananda. Ia ingin datang cepat ke sekolah hari ini tapi mamanya ini malah memaksa nya untuk menghabiskan seluruh roti buatan nya pagi ini. Ingat seluruh!

Syafira sang mama terlihat tak peduli. Ini adalah hukuman untuk anak bungsunya itu yang selalu menolak sarapan pagi dengan alasan sudah telat ke sekolah. Padahal anak ini mempunyai penyakit magh.

Sedangkan Rion dan Rian sang kakak yang saat ini berada di depan nya. Sudah menatapnya dengan tatapan mengejek. Ingin sekali dirinya melemparkan piring yang ada di depan nya ini kewajah tampan kedua kakaknya itu.

"Ndah yang benar dong makan rotinya", Komentar Syafar sang ayah. Syafar tak habis pikir dengan anak gadis nya ini, makan saja tak ada anggun anggun nya. Dulu saat Ananda lahir ia begitu senang karena mempunyai anak perempuan yang cantik dan anggun tapi bukan nya anggun anak nya ini malah bar bar. Ia hanya berharap agar nanti sang putri dapat bertemu dengan pria yang bisa mengubah gaya hidup nya. Walau ia tahu kalau itu mungkin hanya lah sebuah mimpi. Karena jangankan pacaran. Pdkt saja tidak pernah.

"Iya papa ganteng", ucap Ananda kesal.

"Kayak, nya kemarin adek di hukum lagi deh ma. Di sekolah", Ananda melotot kan matanya mendengar ucapan Rion si kakak tak tahu di untung ini. Sedangkan Rion menampilkan tatapan menggodanya. Kalau ada yang membutuhkan seorang kakak laki laki tolong hubungi Ananda secepatnya!

Ananda melirik orang tuanya dengan takut takut. "Bener dek", tanya Papanya.
Ananda hanya mengangguk sebagai jawaban. Jangan tanya bagaimana ekspresi mama nya yang saat ini terlihat seperti singa lapar.

"Kamu itu ya ndah, bisa enggak sekali aja gak kenak hukuman di sekolah? mama capek dengar nya ter-", Ucapan syafira terpotong saat mendengar seseorang berteriak di luar sana.

"ANANDA"

Alhamdulillah, batinnya. Dengan cepat ia mengambil ransel nya lalu menyalimi kedua orang tua.

"Dek habisin dulu", Tegur Mama nya dan Rian bersamaan.

"Gak bisa, udah telat ini", jawab nya lalu mencium pipi mama nya.

"Ananda duluan yah", ucap nya sambil berlari keluar rumah.

Setelah ini ia harus berterima kasih kepada Riko yang hadir di saat saat seperti ini. Jika tidak sudah panas telinga nya mendengar ocehan sang baginda ratu.

****

Ananda tak bisa berhenti tertawa mendengar cerita dari Riko ini. Bahkan sampai di persinggahan lampu merah pun tawa nya belum bisa meredah. Membuat beberapa pengendara lain menatap aneh kepada nya. Tapi ia tidak peduli.

"Sumpah lho jorok banget. Njirr", ucap Ananda di sela tawa nya. Sedangkan Riko hanya bisa mengendus kesal. Ia menyesal telah menceritakan kejadian di sore hari kemarin.

Ananda tak habis pikir dengan kelakuan sahabat nya ini bisa-bisa nya Riko memegang kotaran dirinya sendiri dari closet lalu membuang nya di tempat sampah. Dengan menggunakan tangan nya sendiri.

"Heh! Ingat yah Setiap orang punya cerita dengan tai nya sendiri. Ingat itu".

"Tapi, gak ada yang sejorok lho bego".

"Siapa bilang?"

"Ananda".

Lagi lagi Riko mengendus kesal. Harus nya ia tahu. Kalau setiap berdebat dengan Ananda pasti diri nya yang kalah. Bahkan saat diri nya benar, ia harus tetap mengalah. Begini memang kalau sudah terlanjur sayang dengan sahabat sendiri.

Setelah tawa nya reda, Ananda menolehkan kepala nya ke samping kanan hendak mencari sumber tawa baru. Dan tepat di hadapan nya kini matanya mendapatkan sang pria yang sudah membuat hati nya cenat cenut menatapnya dengan senyuman manis.Oh ABI SEDANG MENATAP NYA SAMBIL TERSENYUM. INGAT ABI MENATAP NYA!

Ya tuhan tolong Ananda, hatinya saat ini tidak terasa cenat cenut lagi. Tapi terasa ada kupu kupu yang berterbangan keluar dati hati nya. Dan kenapa lagi saat ini pipi nya terasa panas? jangan bilang kalau saat pipi nya berwarna merah seperti tomat.

"Hai", Sapa Abi masih dengan senyuman manis nya. Sejak kapan pria dengan hoodie hitam terlihat sangat keren di matanya? Sedangkan Riko yang hampir tiap hari memakai hoodie hitam terlihat biasa di matanya bahkan terkesan membosankan.

Tetapi belum sempat Ananda membalas sapaan nya, lampu merah sudah lebih dulu berubah menjadi warna hijau. Ananda bersyukur setidak nya. Ia tidak harus terlihat gugup di hadapan Abi. Bisa jatuh harga diri nya nanti.

****

"Lampu nya udah lho pasang gak?". Tanya Ananda kepada Dodi saat baru saja memasuki kelas. Dodi diam tidak tahu harus menjawab bagaimana. Begitupun dengan teman teman lain nya yang hanya diam dengan wajah terlihat kecewa.

Ananda menatap mereka dengan tatapan aneh, Ada apa ini?. Padahal mereka akan membuat konser kelas hari ini, "Muka kalian di tekuk kek gitu kenapa?". Tanya nya.

"Konser yang udah kita rencanain itu batal", Jawab Raffi menepuk pelan bahu Ananda.

"KENAPA BISA WOI!!", Teriak Ananda kesal sedangkan teman teman nya hanya bisa diam sama kesal nya dengan Ananda.

Padahal Konser kelas ini sudah di rencanakan dari dua minggu yang lalu, mereka sudah mencari jadwal kosong kelas nya dan menyiapkan barang barang yang di butuhkan.

Ananda masih tak habis pikir kenapa bisa batal sih?

"Nisha si anak alim itu udah laporin kita ke BK atau lebih tepat nya ke Pak Rahman. Tadi kita sempat di tegur".

"Tuh anak punya masalah apa sih sama kita, hah? Kek nya udah dari dulu dah dia selalu batalin rencana kita! dikit dikit langsung lapor BK. Gue curiga dia itu anaknya Pak Rahman deh", Cerocos Ananda kesal.

"Gue bukan anak nya Pak Rahman, tapi kalau gue mau ngelapurin kalian, emang kenapa? karena gue gak suka gaya kalian semua!".

Ananda membalikkan badan nya lalu menatap Nisha yang baru saja memasuki kelas.

"Apa lho bilang? lho gak suka. Hah?", Tanya Ananda sinis lalu berjalan mendekat kepada Nisha yang juga ikut berjalan mundur. Sampai bokong nya menabrak tembok kelas.

Nisha terdiam seribu bahasa, "Kalau emang lho gak suka. Yah gak papa jauhin aja kita. Gak perlu pakai ngelapor lapor segala. Kita tahu tindakan kita emang salah, tapi sayang nya itu bukan urusan lho! dan kita juga dapat bertanggung jawab atas segala tindakan kita!. Dan dari dulu lho emang udah kek gini suka caper sama guru. Sok mau di katakan yang terbaik dianatara kita semua".

Ucap Ananda panjang lebar lalu meninggalkan Nisha yang masih diam.



Cewek bar bar vs ketua osis gantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang