Chapter 5

827 85 0
                                    


Member dreamies sesegera mungkin pergi ke tempat latihan mereka setelah sampai di gedung SM, sedangkan manajer mereka langsung memasuki ruangannya dan memerintahkan dreamies untuk ke ruang latihan dan menunggu pelatih mereka datang.

Dreamies memasuki ruang latihan mereka dengan semangat seperti biasa dan melihat Haechan yang sedang duduk di sofa sambil memegang kamera.

Saat merasakan kehadiran dreamies di ruangan itu, Haechan langsung mematikan kameranya dan menatap member lain nya datar. Lalu Haechan menyimpan kembali kamera yang tadi dia pakai kedalam tas miliknya.

Dreamies berjalan ke sofa yang di tempati Haechan dan meletakkan tas mereka serta mantel yang mereka pakai ke sembarang arah. Kemudian mulai melakukan sedikit pemanasan dengan meregangkan otot-otot tubuh mereka.

"Kenapa langsung mematikan kameranya? Takut sijeuni mengalihkan perhatiannya pada kami dan bukannya pada mu?" Ucap Jisung remeh. Sedangkan Haechan yang mendengarnya langsung menatap maknae NCT itu tajam. Bagi Jisung tak ada hari tanpa mengajak ribut Haechan dan bagi Haechan tak ada hari tanpa ribut dengan Jisung.

"Apa yang kau katakan?" Tanya Haechan dengan suara pelan, namun kedua tangannya sudah terkepal siap untuk dilayangkan kepada pemuda tinggi didepannya.

"Kau tidak tuli kan?" Balas Jisung dengan senyum mengejek. Haechan yang mendengarnya mulai berjalan mendekat ke arah Jisung namun ditahan Jeno dengan menyentuh pundaknya yang menyebabkan Haechan menoleh pada Jeno disampingnya.

"Jangan disini, pelatih akan datang sebentar lagi" ucap Jeno, dan tepat setelah itu pelatih mereka masuk ke ruang latihan.

Haechan langsung menyingkirkan tangan Jeno dari pundaknya dan berlalu melewati Jisung dengan tatapan tajam dan dibalas tak kalah sengit dari Jisung. Jeno hanya menghela napas lelah, sedangkan member yang lain seakan tak peduli. Perlu kesabaran besar untuk menghadapi dua pembangkang yang sama-sama keras kepala seperti Haechan dan Jisung, tak ada yang mau mengalah, semua ingin Menang sendiri.

Setelah itu Dreamies memulai acara latihan mereka seperti biasa, penuh keseriusan namun tak menegangkan. Terasa santai namun tak mudah dilakukan. Mereka sudah biasa melakukan itu semenjak umur mereka masih kecil.

Di umur mereka yang masih belasan itu, mereka sudah merasakan seperti apa lelahnya bekerja sebagai idol. Setiap hari latihan, sering muncul di layar kaca, menghadiri acara ini dan itu tiada henti, mengisi acara sampai malam. Diumur mereka yang masih muda, mereka sudah merasakan itu semua.

Mereka masuk agensi di umur yang masih sangat belia, mereka merelakan masa muda nya menjadi trainee, jika teman seumurannya masih sibuk bermain-main, mereka justru disibukkan dengan latihan yang tiada henti setiap hari. Masa muda mereka dihabiskan untuk latihan bukan bermain seperti kebanyakan anak di luar sana.

Saat menjadi trainee, mereka tinggal di asrama yang membuat anak seumur mereka harus merasakan rasanya jauh dari orang tua dan keluarga. Diumur mereka yang seharusnya masih dipenuhi kasih sayang dari orang terdekat, justru mereka relakan untuk menggapai cita-citanya. Mereka menahan rindu yang sangat sulit untuk mereka lupakan.

Mereka harus meninggalkan semua teman-teman sekolah nya yang telah dikenal lama dan mau tak mau harus menerima teman lain sesama trainee. Kembali mengenal dengan perbedaan yang begitu kentara, entah itu bahasa, budaya, sifat, atau bahkan alasan serta tujuan mereka untuk mencapai ini semua.

Mereka pasti lelah dan penat dengan semua itu, mereka masih kecil dan masih sangat muda. Tapi mereka sudah disibukkan dengan latihan-latihan sepanjang hari, mereka harus terpisah dari orang yang mereka sayang, teman, sahabat, keluarga dan orang tua. Mereka hanya dapat menyampaikan rasa sayang mereka kepada sesama member saja.

Behind The Dreams || NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang