Pernikahan

161 10 0
                                    

                              BAB 1

Suamiku baru lima bulan yang lalu meninggalkanku. Baru sembilan bulan kami menikah dan dia telah meninggalkan aku untuk selamanya.

Apa yang lebih sakit dari ini?

Tapi, mertuaku mengiginkan aku untuk menikah dengan adik suamiku, iparku sendiri. Alasannya, karena tidak menginginkan putusnya silaturahmi dan tetap menginginkanku menjadi menantunya.

Sebenarnya tanpa harus ada pernikahan pun, aku akan tetap menjadi menantu dikeluarga ini. Tapi, dia tetap dengan keputusannya.

Walau Rendi adik suamiku, tetapi usianya diatasku dua tahun. Aku berusia 25 tahun. Itu artinya Rendi 27 tahun.

"Baiklah, Mah. Jika itu keputusan kalian. Dan jika itu yang terbaik, aku bersedia!" ucapku menyetujui.

"Benarkah, sayang? Terima kasih banyak!" jawab Ibu mertuaku.

"Lalu bagaimana denga Rendi, Mah? Apakah dia juga menerima semua ini?" tanyaku

"Nanti Mama yang bicara," Mamah pun berlalu pergi.

Tidak terasa bulir bening ini jatuh.

"Maafkan aku, Mas. Aku terpaksa menuruti keinginan Mamah," ucapku lirih sambil terus terisak.

_______________

Cekleek!

suara pintu terbuka. Di sana berdiri seorang pria yang hari ini resmi menjadi suamiku.

"Gak usah dramatis! lo seneng kan udah nikah sama gue?! ucapnya.

Aku tidak menjawab ucapannya, aku masih asik meratapi nasibku sendiri. Dinikahi oleh lelaki yang tidak pernah mencintaiku.

Takdir apa yang sedang aku jalani?

"Ck, percuma ngomong sama orang bego kaya lo! Mendingan gue mandi, Capek habis jadi pengantin dari pernikahan yang tak pernah diharapkan!" ungkapnya.

Ia pun berlalu ke kamar mandi.

Aku pun semakin terisak, mendengar ucapan Rendi seperti ada yang menusuk jantungku.

Apakah ini yang dinamakan luka tak berdarah?!

Mas, kenapa kamu ninggalin aku! Kenapa Mas?! Aku terus menangis.

Bersambung ....

Menikah Dengan IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang