MINE - WEISHIN [GS] ✔

Bab 7

"Ini awal kemenanganku, tunggu sampai aku melengserkanmu"

.

.

.

Senyum tidak pernah lepas dari bibir Wooseok setelah mengetahui bahwa dirinya sedang mengandung. Memikirkan bahwa ada sesosok makhluk kecil yang sedang tumbuh didalam perutnya entah kenapa membuatnya begitu bahagia. Dadanya terasa menghangat.

Jinhyuk yang melihat Wooseok-nya begitu bahagia hanya terkekeh pelan.

"Sebahagia itukah dirimu, Selir Agung?"

"Benar sekali, Yang Mulia"

Wooseok bahkan menjawab pertanyaannya sambil terkekeh. Meyakinkan Jinhyuk sekali lagi bahwa wanita itu benar-benar bahagia.

"Terima kasih"

"Ya?"

Sebelah tangan Jinhyuk terulur untuk menyentuh perut Wooseok yang masih rata, mengelusnya lembut.

"Terima kasih untuk ini, terima kasih juga untuk memberiku kebahagiaan selama ini. Tetaplah disisiku, Selir Agung. Karena aku tak akan membiarkanmu pergi"

Wooseok tersenyum. Sangat manis sampai matanya menyipit hingga hampir tenggelam. Dia meletakkan tangannya diatas tangan Jinhyuk yang masih mengelus perutnya.

"Hamba tidak akan meninggalkan Anda, kecuali Anda sendiri yang membuang hamba selir ini"

.

.

.

Wooseok menjadi lebih cantik berseri karena bahagia, terlihat dari rona wajahnya. Wanita itu benar-benar lebih sering tersenyum setelah mengetahui bahwa dirinya hamil, membuat seluruh penjuru Istana juga tersenyum bahagia. Mereka tidak sabar menyambut kedatangan Putra Mahkota.

Wooseok sedang ingin berjalan-jalan di taman. Jinhyuk, pria itu benar-benar membangun taman bunga yang luas untuk dirinya. Masih terekam diingatan Wooseok, saat Jinhyuk dengan senyumnya yang lebar menarik tangannya, membawanya ke taman, dan mengatakan bahwa taman ini dibuat khusus untuk dirinya. Suaminya itu.

Wooseok menghentikan langkahnya saat menemukan sosok gadis kecil yang berjalan kearahnya.

"Paduka Selir Agung"

Gadis kecil itu sedikit membungkuk saat sudah sampai dihadapan Wooseok. Ah, dia ingat. Ini Putri Yena. Gadis ini benar-benar cantik, seperti ibunya.

Wooseok hanya tersenyum kecil saat menatap gadis itu, lalu melanjutkan langkahnya menuju taman.

"Cantik sekali"

Putri Yena berdecak kagum setelah Wooseok benar-benar pergi dari hadapannya.

.

.

.

Wooseok sedang memetik mawar putih saat suara lembut menginterupsinya. Tunggu, taman ini miliknya, berani-beraninya wanita itu mengganggunya disini.

"Selir Agung"

Wanita ini.

Wooseok membalikkan tubuhnya perlahan, sedikit membungkuk untuk memberi hormat pada wanita dihadapannya.

"Bagaimana keadaanmu?"

Wooseok mendecih dalam hati. Apa maksud wanita ini dengan berbasa-basi padanya?

"Sangat baik, Yang Mulia Permaisuri. Setelah seseorang berusaha mencelakakan hamba dan calon putra mahkota"

Raut wajah Byungchan sedikit mengeras, namun hanya sebentar karena wanita itu berusaha menormalkan ekspresi wajahnya sedetik kemudian.