Bab 5

304 26 0
                                    


"Yang Mulia Permaisuri, jangan menyulut emosiku."
.

.

.

.

Beberapa hari berlalu dengan tenang di Istana. Namun hari ini dikejutkan dengan kabar bahwa Permaisuri Choi sedang sakit. Wanita itu hanya terbaring lemah di ranjang seharian ini. Tabib Istana mengatakan bahwa permaisuri hanya kelelahan dan terlalu banyak pikiran.

.

.

Jinhyuk berjalan tergesa menuju Istana Permaisuri. Dayang utama dari kediaman permaisuri baru saja menemuinya, mengatakan bahwa wanitanya itu sedang sakit.

Para dayang segera membuka pintu kamar permaisuri begitu melihat sang Kaisar berjalan tergesa kearah mereka. Jinhyuk masuk dan menemukan Byungchan yang tersenyum lemah padanya dari atas ranjang.

Kaisar itu duduk disebelah ranjang Permaisurinya.

"Bagaimana keadaanmu? Bagaimana kau bisa sakit, Permaisuri?"

"Hamba baik-baik saja, Yang Mulia"

Byungchan menjawab dengan lemah. Namun wanita itu tersenyum. Ahh, Jinhyuk-nya kembali. Jinhyuk-nya yang mencintainya. Jinhyuk-nya yang menatap penuh kekhawatiran saat dirinya sakit. Jinhyuk-nya yang dengan lembut mengusap dahinya seperti saat ini.

"Cepatlah sembuh, Permaisuri"

Namun, senyum Byungchan langsung lenyap ketika Dayang Song mengatakan bahwa Selir Agung meminta ijin untuk masuk.

"Ijinkan Selir Agung masuk"

Bukan Byungchan.
Jinhyuk yang mengatakan hal itu. Wajahnya penuh senyuman saat melihat Selir Agung-nya itu masuk. Apakah langit sedang bermain-main? Byungchan bahagia dengan kedatangan Jinhyuk yang menjenguknya, namun kebahagiaannya langsung lenyap melihat senyum sang suami yang kini tertuju untuk wanita lain.

"Hormat hamba, Yang Mulia Kaisar"

Wooseok membungkukkan tubuhnya kearah Jinhyuk, lalu membungkuk untuk Byungchan.

"Selir Agung Kim memberi hormat, Yang Mulia Permaisuri"

Jinhyuk berdiri, mengajak Wooseok untuk duduk berhadapan dengannya di kursi dekat ranjang permaisuri.

"Hamba mendengar jika Yang Mulia Permaisuri sedang sakit, jadi hamba kemari dengan membawa sup ginseng untuk Anda, Yang Mulia"

"Terima kasih, Selir Agung"

Byungchan menjawab dengan setengah hati. Melirik sinis Wooseok yang berpura-pura baik dihadapannya.

"Betapa baik Selir Agung-ku ini"

Ucapan Jinhyuk hanya ditanggapi dengan kekehan halus Wooseok. Namun membuat tatapan Byungchan semakin menajam.

Kasim utama kemudian masuk dan menyela, mengatakan bahwa sang Kaisar memiliki pertemuan penting dengan Ibu Suri dan Perdana Menteri.

"Aku pamit, Permaisuri"

Byungchan mencoba mendudukkan tubuhnya, namun pria itu melarangnya.

"Jangan memaksakan diri, berbaring saja, Permaisuri-ku"

"Ya, Yang Mulia"

"Selir Agung, aku pergi dulu"

Katakan pada Byungchan bahwa dia hanya berhalusinasi saat ini. Jinhyuk mengecup kening wanita itu tepat dihadapannya. Dan apa? Wooseok melemparkan senyum kemenangan kearahnya.

MINE - WEISHIN [GS] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang