4

20 10 0
                                    

"Gue bakal nanganin administrasi alat. Kalian latihan aja dulu dengan alat yang ada", Neo terdiam sejenak. "Oh ya, mungkin gue besok besok jarang kesini dulu".

"Et.. et lo mau kemana?", intrupsi Juna yang meletakkan dua stik drum dimeja.

Neo terdiam.

"Nee, ada Acha diluar nyariin lo"

Semua mata tertujuh pada Neo, Neo melihat mereka dengan ragu dan keluar dari ruang musik.

Ia menutup pelan-pelan pintu itu dan melihat kesekelilingnya. Ada Acha yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.

"Ngapain?"

Acha memberikan sekotak tempat makan.

"Hah?", Neo binggung.

"Nih makanan buat lo?"

"Acha, lo taukan kita cuma pura-pura pacaran didepan adik lo doang. Gak usah ngasih gue bekel kek orang pacaran beneran", Neo mengacak rambutnya frustasi.

"Dih apaansi, ini ucapan terima kasih buat kemarin"

"Gak usah"

"Sok banget lo, nih buru ntar diliatin orang", Acha menarik tangan Neo dan memberikan kotak makan dan berlalu meninggalkan Neo.

"Dasar ribet"

Neo membuka tempat bekal dari Acha. Terdapat 2 sandwich dan bakpao yang berwarna pink.

"Apeni ape?", Juna mengambil tempat bekal yang Neo pegang. "hmm, dari Acha?"

"Kagak"

"Kalian pacaran?"

"Kagak"

"Trus apaan dong ini dikasih bekal segala?"

"Itu.. itu mak gue nitip disatpam, kebetulan Acha ada disana jadinya dia yang bawa", Jawab Neo meyakinkan Juna.

"Gue pura-pura bego aja deh ya, Ne", Juna menepuk pundak Neo.

"Ya.. ya terserah lo aja"

***

Bel pulang berbunyi.

Neo mengambil hoodie dan menaruh beberapa buku di lokernya. Notifikasi hpnya berbunyi, ia segera melihatnya. Ternyata itu pesan dari Acha, ia mengejak pulang bersama. Lebih tepatnya pulang kerumah Neo.

Kedua alis Neo bertemu dengan dipadukan gelombang yang berkerut didahinya. Neo mengabaikan pesan Acha dan memakai hoodienya.

Saat wajahnya sudah terlihat dibalik hoodie, ia terkejut saat melihat Acha yang sudah ada didepannya.

"Yuk", ajak Acha.

Neo menutup lokernya dan segera berlalu meninggalkan area sekolah.

Sekarang mereka ada gang samping sekolah mereka. Neo sesekali menengok situasi sekitar dengan khawatir.

"Lo dungu apa gimana si?", Neo mengacak rambutnya frustasi.

"Kenapa?"

"Cha, lo tuh harusnya tau. Urusan kita itu cuma didepan adik lo aja. Selain itu anggap aja kita gak kenal seperti sebelumnya"

"Gue kenal lo"

"Ya maksud gue gak akrab kek sekarang"

"Kenapa emang?"

"Lo itu pacaran sama Razan. Kita bertiga ada disekolah yang sama, jangan buat ini jadi bahan ceritaan anak-anak"

"Udah?"

"Udah?", Neo mengulangi perkataan Acha.

"Yaudah ayo kerumah lo"

Neo mengusap wajahnya. "Emang lo mau ngapain?"

"Buat video"

"Video apaan?"

"Ada deh pokoknya. Buru sana ambil motor lo, gue tunggu disini", Acha mendorong tubuh Neo dengan keras.

***

Sesampainya dirumah Neo, Acha melihat pagar yang tidak terlalu tinggi. Rumah Neo dikelilingi bunga-bunga yang cukup bagus dipadukan dengan tembok warna putih rumahnya.

Neo mempersilahkan Acha masuk kerumahnya. Saat berada di ruang keluarga ia mendapati satu seorang gadis cantik yang sepertinya lebih tua darinya dan satunya lagi wanita yang sudah cukup berumur.

Mereka sedang menimbang beberapa bahan masakan sambil menonton tv.

"Neo pulang", Neo duduk di sofa dan beralih melihat Acha, "sini", ia menepuk sofa mengisaratkan Acha untuk duduk.

"Acha, akhirnya kamu datang", Nayya bangkit dari sofa dan memegang tangan Acha.

"Eh eh bentar...", Neo memisahkan tangan mereka. "Kenapa kalian saling kenal?"

"Dia yang di instagram itukan Neo, kakak waktu itu ngedm dia", kak Nayya tersenyum, "kamu cantik, jangan mau sama Neo ya. Neo jelek soalnya"

"Ma.. Kak Nayya ngatain aku..", Neo sedikit berteriak.

"Mama gak dirumah, gak usah brisik", Nayya mendorong bahu Neo. "Ya udah yuk duduk dulu"

Neo mengaruk dahinya yang tidak gatal. Ia meninggalkan Acha dan segera ke kamarnya. Neo membaringkan tubuhnya, walaupun Acha ada dirumahnya ia tidak perlu sibuk karna Acha hanya berurusan dengan kakaknya.

Neo membuka baju sekolahnya, tanpa ia sadari ternyata pintunya tidak tertutup dan Acha ada di ambang pintu dengan wajah sedikit terkejut.

"Woyy", Neo menutup badannya dengan baju sekolahnya dengan cepat, "apa?"

"Gue mau cas hp", Acha menaruh hpnya dilantai dan segera pergi dari pintu kamar Neo.

Acha mengatur nafasnya yang masih saja berdegup dengan kencang. Bagaimana tidak ia melihat lekukan tubuh Neo, dada yang kokoh dan bahu yang sedikit lebar dari kebanyakan orang. Walau tidak punya roti seperti oppa oppa koreanya, Neo tidak terlalu gendut. Mungkin dia menjaga berat badannya.

Acha kembali kedapur dan meminta arahan yang dikatakan Nayya.

Sementara itu Neo ternyata sudah terlelap dalam mimpi di sore hari. Sebelumnya ia mengecek hpnya dan melihat chat dari grupnya dan chat dari distributor alat-alat musiknya.

Beberapa jam kemudian. Kue yang Acha dan Nayya buat sudah jadi. Nayya menyuruh Acha untuk membangunkan Neo.

Saat berada di kamar Neo, Acha melihat sekeliling kama Neo dan tersenyum. Sepertinya ini satu-satunya kamar cowok nampak rapi yang pernah ia temui saat berada dirumah saudaranya di luar kota.

Ia mendapati Neo yang terlihat tidur pulas. Acha sesekali mencolek lengan Neo dan memanggilkan berulang kali. Namun, Neo belum juga mau bangun.

Sampai akhirnya ia mengangkat Neo, dengan setengah sadar Neo duduk di pinggir kasur.

Acha masih tetap berusaha untuk menarik lengan Neo, sampai akhirnya Neo berdiri. Acha masih dengan kekuatan penuh menarik Neo, Acha terjatuh dan membuat Neo pun terjatuh.

Neo terjatuh tepat diatas Acha, tanpa sengaja bibir Neo bertemu dengan pipi Acha. Acha tidak dapat bergerak, Neo segera bangkit dengan sedikit terkejut.

"M-maaf", Neo memegang bibirnya.

Acha hanya terdiam dan keluar dari kamar Neo.

***

Happy fasting 🙏🏻🙏🏻
Semoga lancar bagi yanh menjalankan.
Maaf updatenya kelamaan.

Gimana? Maaf kalo ceritanya sedikit aneh.

Next or no?

♡🧝‍♂️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE MAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang