Violet 29

2.2K 55 10
                                    

Buaakk..

Ryan langsung memberikan satu tonjokkan tepat di pipi kiri Jodhie, Jadhie jatuh tersungkur, sampil menghapus bercak darah yang mengalir segar dari bibirnya.

"Jodhie!" panik Violet, langsung membantu Jodhie untuk bangun.
"Lo apa apaan sih, Yan!" lanjut Violet, setelah berhasil membantu Jodhie.

"Apa?!"
"Lo fikir kenapa gue tiba tiba nonjok dia?!" balas Ryan.

"Ini rumah sakit, kita bisa selesaikan ini dirumah, jangan disini," ucap Verrel.

"Iya, Verrel bener,"
"Yan, sabar dulu kek, jangan kayak tadi, enggak enak diliat orang," ucap Dinda.

"Gue sama Violet ke kasir dulu," pamit Jodhie, bersama Violet menuju kasir.

"Kamu tuh bisa enggak sih jangan emosi?!"
"Enggak tau tadi betapa senengnya Violet, kalo itu anak Jodhie?" ucap Dinda menjelaskan.

"Maksud kamu apa? jelas itu anak Jodhie kan? Violet jelas enggak pernah ngapa ngapain sama cowok, kecuali si lugu brengsek Jodhie!"

"Dengerin dulu, aku belom selesai ngomong!"
"Kamu enggak lupa kan sama khasus penculikkan Violet waktu itu?" lanjut Dinda.

Ryan mencoba mengingat ingat, kejadian itu. Ia langsung menegang, benar saja, dia baru ingat tentang apa uang sudah Sean lakukan pada Violey waktu itu.

"Astaga! gue ampir lupa!"

"Lo tau enggak betapa negatif thinkingnya dia kemaren? sebelum periksa dia slalu mikir kalo dia lagi hamil anak Sean! kamu mikir dong!"

"Ja-jadi itu emang serius anak Jodhie?"

"Iya, diliat dari usia kandungan, jelas itu anak Jodhie, bukan Sean!"

"Ya tapi kalo Jodhie nahan nafsu nya mungkin enggak akan beginikan?"

"Kamu tau? kamu tau kenapa aku enggak marah sedikitpun? enggak emosi sedikitpun?"
"Aku denger sendiri, waktu Violet dilarikan kerumah sakit karna kejadian itu, Violet trouma, Violet gak bisa lupain hal itu, dan apa kamu tau, apa hal yang bisa mmbuat dia lupa sama kejadian itu?" tanya Dinda, penuh penekanan.

"Apa?"

"Violet meminta Jodhie untuk melakukannya, untuk menghilangkan jejak pria brengsek itu!"
"Kamu bayangin enggak betapa sakitnya dia? betapa takutnya dia bayangin itu semua?"

Ryan terdiam, ia tak bisa menjawab, jelas Ryan tak dapat membayangkan betapa hancurnya Violet saat itu.

"Yan, Jodhie juga enggak bakalan ngelakuin hal itu, dia juga punya alasan kenapa dia ngelakuin ini dengan Violet,"
"Jodhie mendengar sendiri, dari mulut Sean, kalau Sean berencana menghamili Violet saat itu!" lanjut Dinda.

"What the..."
"Sean anjing! si brengsek itu!!" emosi Ryan.

"Kamu tenang oke, aku juga emosi denger itu, tapi aku sekarang lega, karna nyatanya Violet hamil anak Jodhie bukan Sean," jelas Dinda.

"Gue enggak akan pernah maafin cowok brengsek itu!" ucap Ryan.

Violet dan Jodhie sudah berada ditempat Dinda, Ryan, dan Verrel.

"Kita pulang sekarang," ajak Violet.

Mereka pun mengangguk, mereka bersama mengantarkan Violet.

~~~~~

Sore harinya, Violet berada dikamarnya, menanti kehadiran Herman, Bhianka, dan Sisi, adik tirinya.

"Gue harus jujur ke ayah dan bunda, Din," ucap Violet yang duduk didepan cermin sambil bersiap siap.

VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang