Untuk beberapa waktu, Type tenggelam dalam kebingungan.
Benar-benar bingung sampai dia tidak tahu harus apa selain menyendiri duduk di bangku taman.
Ada banyak hal yang ia pikirkan dan memikirkannya membuat kepala Type seakan ingin meledak.
Techno berkali-kali mengirimnya pesan dan menelepon, bertanya Type kenapa dan di mana. Tidak datang ke sekolah dan tidak berlatih pula dengan klub sepakbola. Itu jelas bukan seperti Type yang biasa.
"Apa yang harus aku lakukan?"
Type bersumpah, dia paling membenci dilema!
Rangkaian kejadian masa lalu yang sangat berkesan kini berputar dalam kepalanya. Saat dulu ia membongkar jati diri Lhong yang sebenarnya dan menguak cerita menyedihkan Tharn dan juga Tar.
Kabar baiknya, Type datang saat insiden pemerkosaan Tar belum terjadi. Itu mudah saja diketahui melihat Tum belum membenci Tharn.
Apa Type harus merebut Tharn dari Tar?
Itu sedikit tidak manusiawi, harga diri Type juga tidak mengizinkannya untuk merebut milik orang lain. Tapi argumen itu bertentangan dengan fakta kalau Tharn adalah miliknya di masa depan. Namun waktunya pun bertentangan!
Siapa yang akan mempercayai Type kalau dia mengatakan bahwa dirinya adalah kekasih Tharn dan bahkan mereka sudah menikah? Siapa yang akan percaya kalau dirinya kembali ke masa lalu? Siapa yang cukup gila untuk mempercayai semua kenyataan tak masuk akal yang Type alami?
"Type! Type! Kau di sini!" Techno muncul entah darimana dan langsung menghampiri Type, dengan tangan yang bertumpu pada lutut dan napas terengah-engah, lelaki itu jelas telah melakukan cukup usaha untuk menemukan Type di sini.
"Aku sangat khawatir saat bibimu bilang kau belum kembali sejak siang!"
Techno datang sepulang latihan bola untuk menengok keadaan sahabatnya itu, tapi bibi Type mengatakan Type tidak ada di rumah sejak beberapa jam yang lalu.
Sekarang sudah sore dan hampir gelap, tentu saja Techno khawatir apabila sahabatnya diculik atau dibunuh pembunuh berantai.
Techno langsung duduk di samping Type dan memandangi lelaki itu dengan mata memicing curiga.
"Katakan padaku, kau ini kenapa?" Techno akan mengulang pertanyaannya itu sampai seribu kali jika perlu, sampai Type menjawabnya dengan jujur dan membuat situasi menjadi jelas.
Techno merasa tidak nyaman beberapa waktu ini karena gejala-gejala keanehan yang hinggap pada sahabatnya. Entah itu sikap ataupun perilaku, semuanya selesai Type telah menjadi orang yang berbeda, pribadi yang baru atau singkatnya, menjadi terlihat lebih dewasa.
Type diam untuk beberapa saat dan terlihat enggan untuk mengatakan apa pun.
"Type, katakan padaku. Kau bisa mengatakan apa pun, kau tahu itu kan? Aku selalu mendengarkan! Jangan simpan masalahmu sendiri." Techno mungkin tidak tahu apa permasalahannya, tapi itu cukup selama dia sadar bahwa ada yang salah dengan sahabatnya. Ia tidak bisa diam, tentu saja.
Type benar-benar mempertimbangkan untuk menceritakan segalanya pada Techno. Ia merasa muak untuk menutupi dan menanggungnya sendiri. Ini terlalu berat bahkan untuk dirinya sendiri.
"Apa kau akan mempercayainya?" Tanya Type ragu.
"Terlepas dari apa pun yang kau katakan, tidak mungkin kan kau repot-repot mengarang cerita?" Balas Techno.
Menghela napas sejenak, akhirnya Type menceritakan segalanya. Segalanya, tentang dia, pergantian waktunya yang tidak masuk akal, dan juga Tharn.
"Woaaah, apa kau baru saja bilang kalau kau, yang membenci kaum gay ini akan menjadi gay pada akhirnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TharnType; Repeat The Time
FanfictionType terbangun di masa enam puluh dua tahun yang lalu. Di mana Tharn bukan miliknya, Tharn tidak ada di sisinya dan bahkan belum mengenalnya. Ingatannya yang utuh memberikannya banyak kekhawatiran, termasuk tentang Tar dan Lhong. Type dihadapkan dal...