Type terbangun dalam kondisi kepala luar biasa pusing, sangat sakit sampai dia tidak mampu membuka matanya begitu saja dan harus terlebih dulu terlarut dalam gumpalan rasa nyeri yang membuatnya ingin membenturkan kepalanya pada dinding. Dalam satu tarikan napas, ia berhasil membuka matanya sampai terbelalak lebar.
Hening dan gelap, dua hal yang langsung Type tangkap tentang keadaan tempatnya berada. Namun ia mengernyit karena merasa janggal, bukan hanya tempatnya terbangun terasa asing-meskipun Type merasa familiar di saat yang bersamaan, tapi juga dia tidak merasakan kelelahan wajar pada tubuhnya yang sudah renta.
Tunggu..
Type memeriksa tubuhnya sendiri dan terkejut merasa bahwa sekarang ia begitu muda. Dengan linglung, lelaki itu mencari saklar dan menyalakan lampu, apa yang dilihatnya pada cermin pun membuatnya terkejut bukan main.
"Tidak mungkin." Dia bergumam tak percaya sembari memegang wajahnya sendiri dengan kedua tangannya.
"Kenapa aku-" Type langsung mencari kalender di kamar itu dan lagi-lagi, sepasang matanya terbelalak karena melihat tahun yang tertera di sana.
Menelan susah payah ludahnya menggunakan tenggorokannya yang kering, Type masih berpikir bahwa mungkin sekarang ia tengah bermimpi.
"Tidak mungkin." Berkali-kali dalam lisan dan terus berkeliaran dalam pikir, bagaimanapun Type terlalu rasional untuk percaya kalau dirinya baru saja kembali ke masa lalu.
Tepatnya 62 tahun ke belakang.
Ingatannyaa masih sangat jelas, dia pingsan dengan tubuh rentanya dan bersiap untuk mengucapkan selamat tinggal pada dunia, dia merasa lega dan bahagia karena kesendiriannya akan berakhir dan sedikit berharap, dirinya bisa menemui suaminya yang lebih dahulu pergi dua puluh tahun sebelumnya.
Tapi, apa yang terjadi sekarang?
"Aku pasti sudah gila."
***
Suara gaduh itu tidak juga usai meskipun jam pelajaran akan dimulai sebentar lagi. Di dalam kelas yang didominasi kaum laki-laki dengan hanya sedikit anak perempuan di sana, Type termenung tanpa terganggu sedikit pun.
Alih-alih bermain sepakbola seperti kebiasaannya, dia hanya melamun sejak datang beberapa menit yang lalu. Techno, sahabat dekat Type tentu saja merasa janggal.
"Type, Ada apa denganmu?"
Type tidak mengindahkan, tepatnya terlalu larut dalam lamunan.
Menghadapi Type yang pemarah sepanjang waktu sangat biasa bagi Techno, tapi ia tidak terbiasa melihat Type menjadi sangat pendiam seperti. Ia pikir, masalah macam apa yang bisa membuat Thiwat yang tidak peka itu, sampai terus melamun dengan wajah rumit tanpa terusik sedikit pun.
Di sisi lain, Type sedang berusaha menerima kenyataan.
Kenyataan kalau jiwanya telah terlempar ke masa lalu. Entah bagaimana ceritanya dan bagaimana bisa, tapi semuanya semakin jelas sekarang.
Pagi tadi, Type terbangun karena teriakan memekakkan bibinya. Ia menyeret langkah dan mandi kemudian memakai seragam, masih dengan wajah linglung ia makan bersama paman, bibi dan sepupunya di meja makan, kemudian berakhir di sekolah.
Type merasa terlempar ke masa lalu, tapi anehnya ia masih ingat apa yang terjadi kemarin, kemarin lusa dan bahkan satu tahun yang lalu. Sedangkan secara logika, ia tidak mengingat semua itu di usia tuanya karena tentu saja, sudah sangat lama sejak masa SMA-nya berakhir.
Memikirkan semua itu membuat Type merasa kembali pusing. Jadi dengan seenak jidat, dia meminta Techno untuk mengatakan pada guru yang akan datang kalau dirinya sakit dan harus istirahat di ruang kesehatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TharnType; Repeat The Time
FanficType terbangun di masa enam puluh dua tahun yang lalu. Di mana Tharn bukan miliknya, Tharn tidak ada di sisinya dan bahkan belum mengenalnya. Ingatannya yang utuh memberikannya banyak kekhawatiran, termasuk tentang Tar dan Lhong. Type dihadapkan dal...