Prolog

164 12 19
                                    

Lucino bukanlah makhluk yang awam untuk dicintai. Kulitnya bersisik hijau dan krem, ekornya menjuntai panjang, kakinya kuat dan kokoh untuk melompat, kukunya yang tajam hingga membentuk cakar, surai oranye yang aneh dan berantakan.

Benar benar bukan makluk yang awam untuk di cintai. Namun bukan cinta namanya kalau tidak buta.

Norton Campbell. Seorang pemuda yang berprofesi sebagai penambang. Yah, tapi itu dulu. Tepatnya sebelum kejadian itu terjadi. Kejadian yang merubah sebagian besar hidupnya.

--

Hari ini Norton mendapatkan tugas untuk menambang di lahan bekas laboratorium bawah tanah. Sebenarnya itu bukan tugas tambang biasa, namun tugas rahasia berupa investigasi.

Jadi pada saat itu, Norton dan teman-temannya pergi melakukan investigasi. Mereka segera berangkat ke tkp dan perjalanan memakan waktu dua hari lamanya.

Saat sampai mereka di sambut oleh perbukitan batu, mereka pun bahu membahu membangun camp kecil yang hanya berupa beberapa tenda dan api unggun.

Mereka memulai investigasi mereka ketika senja tenggelam dan langit di selimuti layar hitam. Menentukan lokasi, menggali lubang, dan menemukan jalan masuk dilakukan secara bahu membahu. Sepanjang perjalanan terucap satu dua canda tawa. Mencairkan suasana. Mengusir ketegangan sementara.

Lab itu telah terkubur selama beberapa tahun. Kondisi di dalam sangat rawan runtuh dan berantakan. Tidak ada air. Oksigen pun sangat tipis. Tidak mungkin ada makhluk hidup di bawah sini.

"Berantakan..." Ucap salah satu dari mereka. Norton setuju, beberapa barang telah pecah dan berantakan di lantai. Tulang belulang yang berserakan menunjukkan kalau tidak ada yang selamat.

"Hawa di sini sangat berat entah kenapa..." Tutur temannya yang lain. Norton mendengus, dengan bangga maju ke depan dan dengan senyum di wajahnya.

"Ayolah kawan, ini tidak sesulit itu! Kita hanya perlu mengambil beberapa foto dan tumpukan uang akan masuk ke kantong kita." Yang lain tertawa saat mendengar Norton. Namun semakin mereka masuk, semakin berat hawanya.

Beberapa saat setelah itu, mereka memutuskan untuk berhenti di suatu ruangan yang dipenuhi dengan tabung tabung berisi cairan biru. Lembab. Dan basah. Jamur tumbuh dimana-mana. Beberapa di antara tabung tabung itu telah rusak ataupun pecah, namun ada juga yang masih utuh dengan air yang masih penuh.

Norton menarik nafas panjang. Ia dan teman temannya pun memperhatikan sekitar seraya memotret dan mencari sesuatu yang menarik dan dapat mereka bawa pulang.

Namun tidak ada apapun yang menarik. Hanya ada beberapa gelas kaca yang telah rusak, beberapa di antaranya masih bagus dan belum tersentuh.

Setelah beberapa saat berada di sana, salah satu dari mereka memutuskan untuk bertualang ketempat lain. Namun sebelum mereka bisa keluar dari ruangan itu, sebuah ledakan dari Landmine membuat Norton terpaksa berpisah dengan teman temannya.

Langit-langit mulai bergetar dan hancur. Membuat beberapa di antaranya jatuh dan menimbun beberapa tempat. Norton terpental kesebuah lorong yang dipenuhi puing. Sempit dan kotor. Ia tidak punya jalan lain. Lorong dibelakangnya tertimbun batu. Dengan sebuah beliung sederhana dan penerangan seadanya ia pun menyelusuri lorong hingga suara hantaman besar membuatnya terlonjak.

Gemuruh mengejarnya dari belakang, kerikil yang berjatuhan menghantamnya. Langit-langit di belakangnya runtuh. Dengan cepat Norton berlari ke depan untuk menghindari reruntuhan. Walau dengan kaki yang terluka dan beliung sederhana yang berat tersampir di pinggangnya, Norton tetap berjuang untuk berlari menghindari reruntuhan itu.

Pada akhirnya ia terkubur di ruangan kecil dan sempit. Hanya di temani Pickaxe hitam dan penerangan lilin dari topinya. Ia pun menggunakan ruangan kecil itu untuk beristirahat sejenak.

Rough Love [LuchiNort] (Identity V) Modern Au!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang